KNPI Tapsel Dalami Sebab-Musabab Banjir Tapsel
KANALMEDAN-TAPSEL : Dewan Pimpinan Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPD-KNPI) Tapanuli Selatan (Tapsel) akan dalami sebab-musabab banjir bandang melanda Tapsel.
Hal itu disampaikan Ketua DPD-KNPI Kabupaten Tapsel, Hajrul Aswat Siregar melalui Wakil Ketua I, Ady Syahputra Husni Nasution.
Selain itu, KNPI Tapsel juga mengaku prihatin atas banjir yang melanda Kecamatan Angkola Selatan Tapsel.
“Di samping turut berdukacita terhadap korban, segenap Pengurus KNPI Tapsel juga telah sepakat untuk segera mencari data-data kongkrit, sebab musabab banjir yang membawa material gelondongan kayu tersebut,” Kata Ady kepada wartawan, Senin (3/12/2018).
Menurut Ady, tidak tertutup kemungkinan, maraknya ilegal loging dan pembukaan lahan baru untuk perkebunan di wilayah Angkola Selatan.
“Pembukaan kebun dan maraknya ilegal loging, kami anggap sebagai penyebab banjir bandang hingga mengakibatkan jatuhnya sejumlah korban jiwa,” ungkapnya.
Ditambahkannya, jika ternyata fakta-fakta yang ditemukan di lapangan nanti menunjukkan, bahwa kegiatan ilegal loging merupakan penyebab banjir bandang, maka hal itu akan kami laporkan, di samping juga akan melakukan aksi bersama seluruh elemen pemuda Tapsel yang perduli terhadap permasalahan ini.
“Data permulaan telah kami miliki. Praktek ilegal loging masih terjadi di Angkola Selatan, namun kami harus lebih menyempurnakan dalam pengumpulan data yang lebih kongkrit. Tujuannya agar tidak salah menuding pihak tertentu,” tambah Ady.
Selain itu, lanjut Ady menjelaskan, pihaknya juga siap menerima laporan masyarakat, apabila ada menemukan praktek illegal loging di daerah Tapsel dan terhadap masyarakat Angkola Selatan, kami berharap agar tetap tenang dan bersabar.
“Kami akan memperjuangkan aspirasi ini,” jelasnya.
Minta Dukungan Masyarakat Tapsel
Direktur Eksekutif KHAS Indonesia itu juga menyebutkan, sebagai langkah awal untuk pencegahan di masa depan, Ketua DPD-KNPI Tapsel juga telah memberi arahan dalam hal pelaksanaan program penanaman 20.000-50.000 pohon tiap tahun di lahan-lahan kritis di Kabupaten Tapsel.
“Meskipun belum berdampak langsung, namun dapat dipastikan 10-15 tahun kedepan dampaknya akan dapat dirasakan oleh masyarakat. Untuk itu kami meminta dukungan dari masyarakat Tapsel agar program ini dapat berjalan lancar,” sebut Ady.
Kendati demikian, lanjut Ady, kami juga berharap kerjasama semua pihak dalam memerangi praktek ilegal loging.
“Itu dilakukan agar program-program penanaman pohon yang sudah banyak dilakukan berbagai pihak tidak sia-sia,” harap pria yang juga mantan Ketua Presidium Konsorsium Mahasiswa Tapanuli Bagian Selatan (KOMTABAGSEL) ini. (Awal HSB)