Bertemu Mahasiswa di Medan, Anies: 100 Hari Kerja AMIN Turunkan Harga Kebutuhan Pokok dan Kembalikan Marwah KPK

KANALMEDAN – Calon Presiden RI Anies Bawedan mengatakan, program kerja 100 hari pertama jika pasangan Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar (AMIN) terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI 2024-2029, pertama menurunkan harga kebutuhan pokok yang saat ini mahal. Kedua menyusun tim dan langsung mengambil kebijakan supaya pupuk bagi petani tersedia dengan harga murah. Ketiga, membuat kebijakan untuk mengembalikan marwah KPK yang hari ini sedang turun. Keempat, menyusun tim untuk pengkajian terkait ibu kota negara (IKN).

Hal itu dikatakan Anies saat berdialog dengan mahasiswa Sumatera Utara di Pos Bloc Jalan Balaikota Medan, Minggu (3/12/2023) sore. Dialog bertajuk “Desak Anies” itu digelar Ubah Bareng Sumut. Dialog dihadiri ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Sumut. Dialog dipandu Muhammad Abror dari Ubah Bareng.

Hadir dalam acara itu, Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) AMIN Sumut Edy Rahmayadi, Dewan Pakar TKN Dr Bambang Priono, SH, MH, Jurkam Sumut Drs Syaiful Syafri MM, pimpinan dan pengurus papol pengusung AMIN yakni NasDem, PKB dan PKS, Kapten Ubah Bareng Sumut Wisnu Nugraha MBA, dan pengurus BEM dari berbagai perguruan tinggi di Sumut.

Dalam dialog itu, mahasiswa bebas mengajukan pertanyaan dan pendapat serta mendesak Anies memberikan jawaban konkrit jika terpilih sebagai Presiden RI. Sejumlah mahasiswa menyoroti mahalnya biaya pendidikan, dan penggunaan dana desa yang tidak transparan.

Anies mengakui, biaya pendidikan tinggi amat mahal saat ini. Sehingga banyak sekali keluarga yang tidak bisa melanjutkan pendidikan anaknya.

“Yang paling berat bukan keluarga miskin, karena di situ banyak program bantuan. Yang kasihan keluarga menengah karena tidak mendapat dukungan pemerintah. Nah di sini kita ingin masuk supaya keluarga menengah mendapatkan kesetaraan kesempatan anak-anaknya kuliah. Caranya, pemerintah harus memberikan anggaran yang lebih besar untuk pendidikan tinggi sehingga pendidikan tinggi tidak memandang mahasiswa sebagai pembeli jasa pendidikan, tetapi dipandang sebagai anak-anak muda yang diberi kesempatan kuliah agar mereka bisa mendorong kemajuan di negeri ini,” kata mantan Gubernur DKI Jakarta ini saat menjawab pertanyaan mahasiswa Unimed Amar Tanjung.

Anies menegaskan, pemerintah harus berhenti memandang anggaran pendidikan sebagai biaya. Tapi anggaran pendidikan harus dhitung sebagai investasi. “Kalau dipandang sebagai investasi, pemerintah akan mau mengeluarkan uang banyak untuk mendapatkan hasil yang lebih besar,” tutur mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini.

Terkait dana desa, menurut Anies, pengaturannya masih terlalu kaku oleh pemerintah pusat, seakan-akan kebutuhan dan urusan desa se-Indonesia sama. Lalu pengaturannya diseragamkan di seluruh Indonesia.

“Ke depan akan diubah sehingga dana desa bisa digunakan sesuai dengan kebutuhan desa. Harus ada mekanisme musyawarah untuk pemanfaatan dana desa oleh masyarakat desa, bukan semata-mata ditentukan oleh kepala desa,” ucapnya.

Mantan Rektor Universitas Paramadina ini memgharapkan anak-anak muda memberikan gagasan terkait pengawasan dana desa mengingat jumlah desa amat banyak. “Pengawasan harus semesta. Kami akan tampumg gagasan-gagasan kaum muda untuk diadopsi menuju perubahan,” janji Anies.

Sementara menjawab pertanyaan apa gagasannya untuk memajukan Kota Medan, menurut Anies, Kota Medan punya sejarah panjang sebagai perdagangan komoditas. Kegiatan perkebunan di Sumut luar biasa, dan Medan adalah pintu gerbang untuk menyalurkan produk-produk komoditas itu ke seluruh dunia. Dari mulai komoditas kelapa sawit, teh, karet, hingga tembakau. Bahkan tembakau deli disebut sebagai kualitas terbaik di dunia.

“Ke depan kami ingin membantu agar Medan kembali menjadi pusat komoditas. Infrastruktur dan industri yang dibangun adalah industri yang meningkatkan nilai komoditas,” ucapnya.

Selain itu, Anies menyatakan di Medan perlu didirikan Institut Perkebunan Medan (IPM) untuk anak-anak muda Sumut. “Institut ini nantinya tidak boleh kalah dari ITB Bandung dan IPB Bogor,” tutunya.

Dikatakan, Kota Medan sangat besar penduduknya, tetapi belum punya tranpostasi umum yang baik. Padahal, disebut sebagai kota modern jika memiliki tranportasi yang bisa mejangkau semuanya dengan harga atau ongkos terjangkau. Seperti Jakarta, kemana saja cukup Rp10.000. “Ke depan kita akan bantu Kota Medan jadi kota modern yang bisa dinikmati semua warganya,” tutur Anies. (Nas)

Print Friendly

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.