Civitas Akademika UMA Diajak Pedomani Empat Karakter Nabi Muhammad SAW

Rektor UMA Prof Dadan Ramdan, para wakil rektor dan pengurus BKM At Taqwa UMA diabadikan bersama Ustadz HM Samin Pane (Sampan) seusai peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Sabtu (23/10/2021).

KANALMEDAN – Civitas akademika Universitas Medan Area (UMA) diajak untuk mempedomani empat karakter/sifat Nabi Muhammad SAW, yakni Shiddiq (jujur), Amanah (dapat dipercaya), Tabligh (menyampaikan) dan Fathonah (cerdas).

“Empat karakter Nabi Muhammad SAW ini sangat pas kita praktikkan di kampus UMA ini. Jika empat karakter ini kita implementasikan dalam kehidupan sehari-hari, insya Allah kampus UMA akan menjadi kampus terbaik,” kata Wakil Rektor IV UMA Dr Ir H Zulheri Noer MP saat menyampaikan kata sambutan pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid At Taqwa Kampus I UMA, Jalan Kolam Medan Estate, Sabtu (23/10/2023).

Hadir dalam acara itu, Rektor UMA.Prof Dr Ir Dadan Ramdan MEng MSc, Wakil Rektor (WR) I Dr Ir Siti Mardiana MSi, WR III Muazzul SH MHum, Ketua Badan Kemakmuran Masjid (BKM) UMA Dr Hasrat Efendi Samosir MA, pengurus Yayasan Pendidikan Haji Agus Salim (YPHAS), para dekan, wakil dekan, kepala biro, lembaga, pegawai dan mahasiswa UMA. Sedangkan penceramah tampil Ustadz Drs H Muhammad Samin Pane MA (Sampan). Adapun pembacaan ayat-ayat suci Alquran oleh Dr Rizki Pristiandi Harahap MA.

Zulheri Noer menambahkan, UMA secara rutin melaksanakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW setiap tahun. Ini bukti bahwa civitas akademika UMA cinta kepada Rasulullah SAW. “Dan Ini juga bukti ekspresi kita, bahwa Rasulullah SAW panutan kita. Firman Allah SWT menegaskan ‘Sesungguhnya pada diri Rasulullah SAW ada suri tauladan. Jika ini kita jadikan pedoman hidup kita akan menjadi orang yang mendapat rahmat,” kata Zulheri.

Ditambahkannya, pada 2021 ini banyak prestasi yang dicapai UMA. “Ini merupakan hasil dari keseriusan kita mengimplementasikan empat karakter Nabi Muhammad SAW itu. Pada tahun ini misalnya, UMA memenangkan Hibah Kampus Merdeka-Merdeka Belajar. Kita bersyukur, hanya 200 perguruan tinggi di Indonesia yang memenangkan Hibah Kampus Merdeka itu, dan UMA ada di sana. Ada sekira Rp 2,7 Miliar dana yang kita kelola untuk Hibah Kampus Merdeka,” kata dosen Fakultas Pertanian UMA ini.

Sebelummya, Ketua BKM At Taqwa Kampus UMA Dr Hasrat Efendi Samosir MA melaporkan, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW selain dilakukan secara luring, juga disiarkan live streaming di youtube. “Acara seperti ini memang rutin digelar UMA, tapi bukan rutinitas, karena harus ada ibroh atau makna yang diambil. Karenanya, tema yang diambil dalam kegiatan ini sesuai dengan motto UMA “Dengan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Kita Bangun Kampus yang Berkarakter Islami”.” tutur Hasrat.

Tema ini, tambahnya, sesuai dengan motto UMA, yakni kampus yang inovatif, profesional dan berkepribdian. “Berkepribadian ini adalah karakter. Karenanya tema ini sangat relevan sebagaimana Nabi Muhammad diutus untuk memperbaiki karakter manusia, tutur Hasrat.

Kegeiatan ini, kata Hasrat, wajib diikuti mahasiswa yang sedang mengikuti mata kuliah agama Islam. Mahasiswa akan membuat resume materi yang disampaikan penceramah.

“Kita juga bikin kuis dengan hadiah-hadiah yang menarik,” ujar Hasrat.

Sementara itu, Ustadz HM Samin Pane (Sampan) dalam ceramahnya mengatakan, Islam memiliki tiga makna, di antaranya berserah diri. “Makanya jika masih sering mengeluh, itu belum berserah diri. Banyak di antara kita setiap jumpa hanya menyanyikan dua lagu yakni Keluahan Jiwa dan Ratapan Anak Tiri. Orang seperti ini dipertanyakan keislamannya, karena Islam itu berserah diri,” ucap Sampan.

Ditambahkannya, ketika disampaikan kebenaran ada dua reaksi yang muncul. Pertama, kalau dia orang bodoh, dia pasti tersinggung. Jika dia orang yang arif atau bijaksana dia akan merenung.

“Betapa sulitnya meyakinkan lalat, jika bunga itu lebih indah dari sampah. Untuk apa ijazah ditumpuk kalau.kepedulian tak dipupuk. Untuk apa punya jabatan tinggi kalau hanya untuk memperkaya diri dan famili. Orang yang kaya itu bukan orang yang bisa membeli, tapi yang bisa memberi. Karena harta yang dititipkan Allah kepada seseorang di dalamnya ada hak-hak orang lain yang memerlukan,” kata alumni UIN Sumut ini. (Nas)

Print Friendly