DPRD Medan Kritik Kinerja Dinas Kebersihan dan Pertamanan

KANALMEDAN – Sejumlah anggota DPRD Kota Medan mengkritik kinerja Dinas Kebersihan dan Petamanan (DKP) kota Medan.

Kinerja DKP sepanjang 2019 dinilai buruk dan tidak memiliki perkembangan yang signifikan, sehingga kota Medan mendapat predikat kota terjorok se-Indonesia.

Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Komisi IV DPRD Medan, Paul Mei Anton Simanjuntak dalam pembahasan Ranperda kota Medan tentang LPJ pelaksanaan APBD TA. 2019 bersama DKP di Gedung DPRD Medan.

Paul menilai Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan, M. Husni tidak mampu bekerja dengan baik. Dikatakannya, beberapa pekerjaan DKP malah lebih buruk tiap tahunnya.

“Kalau saya liat Kadis ini tidak mampu, di DKP kerjanya hancur, juga tidak ada perubahan. Pertama, taman di kota Medan asal jadi, bongkar pasang bukan ada perubahan malah makin parah. Sampah kadang lebih dari seminggu baru diangkut. Kenapa bisa begini, patutlah kita disebut kota terkotor. Belum lagi penerangan di kota Medan, lampu jalan banyak yang mati, kami anggota dewan pun yang bilang payah klen hidupkan. Mana yang padam ya diperbaiki bukan ngetime aja di lapangan merdeka,” katanya.

Paul pun mengaku bingung mengapa kinerja DKP terkesan semrawut sehingga kebersihan di kota Kedan tidak terkelola dengan baik.

“Sebenarnya berapa pekerja tukang sapu di Medan, kenapa Medan tetap kotor. Bagaimana ini sistem kinerja mereka. Kabatlrnya ada yang hampir tidak bekerja tapi mendapatkan upah yang sama,” katanya.

Sementara itu, anggota DPRD lainnya, Gendra DS menyoroti Medan yang dijuluki sebagai kota terjorok se-Indonesai. Dikatakan Hendra hal tersebut menampar kinerja DKP, selain itu ia pun menyoroti tidak adanya upaya DKP dalam membuat tehnologi pengelolaan sampah.

“Tahun 2019 kita dianugrahi kota terjorok, mungkin ini persoalannya di perkembangan tehnologi pengelolaan persampahan, sebab di 2019 kita nol. Kemarin kita ke Tebing, itu luar biasa bagus pengeloaan sampah mereka. Mereka punya bank sampah yang tidak disubsidi Pemko. Malah mereka memasarkan sampahnya itu ke Medan. Tapi mereka dapat Adipura kita dapat predikat terjorok, enggak usah jauh-jauh kita belajar ke Jepang, ke Tebing aja Pak Kadis,” kata Hendra.(Jen)

Print Friendly