Wisuda 2.391 Lulusan USU Diselimuti Duka, 2 Sarjana yang Meninggal Terseret Ombak Diwakili Keluarga

Mendiang Bonano Yogi Napitupulu diwakili kakak kandungnya Ghintar Napitupulu,

KANALMEDAN – Pada umumnya prosesi wisuda berlangsung meriah dan bahagia. Tapi wisuda Universitas Sumatera Utara (USU) kali ini diselimuti duka. Pasalnya, dua mahasiswa Fakultas Kehutanan yang meninggal dunia terseret ombak di objek wisata Tapak Tuan Tapa, Aceh Selatan, diwakili keluarga menerima ijazah dari Rektor USU Prof Dr Runtung Sitepu.

Dua mahasiswa yang tewas itu yakni Bonano Yogi Napitupulu dan Antoni Marbun. Keduanya bagian dari 2.391 lulusan USU yang diwisuda pada di Auditorium PTN itu, Jalan Dr Mansyur, Medan, Jumat (6/9) sore. Wisuda berlangsung hingga hari ini, Sabtu (7/9).

Bertindak mewakili mendiang Bonano yakni kakak kandungnya Ghintar Napitupulu, sedangkan mendiang Antoni diwakili kakaknya Leonard Marbun.

“Atas nama pimpinan dan segenap keluarga besar USU, saya mengucapkan turut berdukacita kepada orang tua dan keluarga kedua mahasiswa yang hadir dalam kesempatan ini. Semoga keduanya mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa,” ujar Runtung.

Disebutkan Runtung, begitu mendapat kabar duka tersebut, dia menyampaikan ke Wakil Rektor I Prof Rosmayati untuk segera menyelesaikan ijazah untuk diserahkan pada keluarga. Hal ini sebagai bentuk turut duka cita atas meninggalnya dua mahasiswa yang telah menyelesaikan ujian skripsi tersebut.

“Sebenarnya semua tugas telah selesai, tinggal pencetakan ijazah saja,” kata Runtung.

Mendiang Antoni Marbun diwakili kakaknya Leonard Marbun.

Terkait dengan pemberian ijazah ini, Leonard Marbun menyampaikan terima kasih kepada USU. Dia menyatakan, pihak keluarga sebenarnya berat untuk datang karena masih berduka. Tetapi Leonard menguatkan diri untuk hadir, karena sang adik ternyata menorehkan prestasi selama kuliah.

“Orang tua tidak sanggup menjemput ijazah, tapi saya merasa ini prestasi adik saya yang cumlaude,” kata Leonard.

Ucapan senada juga disampaikan Ghintar Napitupulu. “Ini akan kita jadikan kenang-kenangan sebagai penghargaan untuk adik saya, Bonana,” ujar Ghintar.

Bonano dan Antoni meninggal dunia setelah tersapu ombak saat berada pinggiran pantai di Tapak Tuan, Aceh Selatan, pada 23 Agustus lalu. Keduanya berada di daerah tersebut dalam rangka melaksanakan survei dari salah satu lembaga.

Pada kesempatan itu Rektor juga memberikan penghargaan kepada Syafrizal Helmi Situmorang, meraih caumlaude dengan IPK 4.00 berasal dari Program Studi Ilmu Manajemen dengan masa studi 2 Tahun 9 Bulan.

“Hingga saat ini jumlah lulusan USU adalah sebanyak 212.523 orang,” sebut Rektor.

Dalam pidatonya, Rektor Prof Runtung mengatakan USU terus berbenah diri dan bekerja keras dalam berbagai bidang untuk mengejar ketertinggalan beberapa tahun ke belakang dari PTN-BH lainnya. Kerja keras itu tentu melibatkan seluruh unsur pimpinan dan civitas akademika sehingga dapat berdiri sejajar dengan universitas terkemuka di Indonesia lainnya.

USU telah berhasil masuk dalam klaster 1 Daftar Pemeringkatan Perguruan Tinggi di Indonesia dan duduk di peringkat 13. Posisi ini naik 2 peringkat dari tahun sebelumnya di 2018 yang menduduki peringkat ke 15. Meskipun begitu, pada tahun 2018 itu, dengan posisi ke-15, USU merupakan pemuncak peringkat dalam klaster II.

 “Apa yang telah diraih oleh USU tersebut merupakan sebuah lompatan jauh bila dilihat kembali ke belakang, di mana pada  tahun 2015 kita hanya ada di peringkat 38. Lalu pada 2016 kita duduk di peringkat 29, dan terus melompat ke peringkat 19 pada tahun 2017. Dengan demikian, USU telah naik sebanyak 25 peringkat dalam 4 tahun. Semoga pada tahun depan, dengan kerja keras bersama, kita akan mampu masuk dalam peringkat 10 besar, ” ujar Prof Runtung.

Peningkatan juga terjadi dalam hal peringkat dan jumlah publikasi ilmiah USU pada database Scopus Indonesia, yang dihasilkan oleh para dosen USU. Saat ini USU sudah berada pada peringkat 8 untuk perolehan jumlah publikasi ilmiah terindeks scopus pada jajaran perguruan tinggi di Indonesia, di luar Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Peringkat ini baru saja didapatkan Universitas Sumatera Utara, di mana sebelumnya selama beberapa waktu USU berada pada peringkat 10. Data terakhir hingga akhir Agustus 2019, jumlah publikasi yang dihasilkan USU sudah mencapai  3.576 artikel secara kumulatif. Sementara jumlah  publikasi terindeks scopus yang dihasilkan untuk tahun 2019 ini, terhitung hingga Agustus 2019 sudah mencapai 693 artikel.

Sementara itu, dalam database Sinta Indonesia, Universitas Sumatera Utara juga naik ke peringkat 4 dalam jajaran 100 Top Affiliation untuk penilaian 3 tahun terakhir, yakni tahun 2017-2019. Sementara pada periode 3 tahun sebelumnya, yakni pada tahun 2016-2018, Universitas Sumatera Utara berada pada peringkat 5 dalam jajaran 100 Top Affiliation SINTA.  SINTA (Science and Technology Index) merupakan portal yang berisi tentang pengukuran kinerja Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang meliputi antara lain kinerja peneliti, penulis, author, kinerja jurnal dan kinerja institusi Iptek.

Sebelumnya, didasarkan atas hasil publikasi yang dicapai USU tersebut, pada bulan April 2019 yang lalu, Scimago sebagai salah satu institusi pemeringkatan dunia menempatkan USU pada peringkat 1 perguruan tinggi di Indonesia. Naik dua peringkat dari tahun 2018, di mana USU hanya berada pada peringkat ke 3. Berarti USU mengalami peningkatan sebanyak dua peringkat. Sementara pada peringkat dunia, USU berhasil menduduki peringkat 536  dari sebelumnya di peringkat 674.

Dalam pemeringkatan yang dilakukan oleh Webometrics Indonesia pada Januari 2018, Universitas Sumatera Utara berada pada peringkat 33, lalu pada bulan Juli 2018 naik ke peringkat 20. Kemudian pada Januari 2019, Universitas Sumatera Utara naik ke peringkat 18.

 “Alhamdulillah pada Juli 2019 lalu, Universitas Sumatera Utara telah berada di peringkat 10 daftar pemeringkatan perguruan tinggi versi Webometrics Indonesia, ” katanya.

Dari 156 program studi yang ada di USU yang telah mendapatkan akreditasi A hingga bulan Agustus tahun 2019 berjumlah 68 program studi. Sementara yang mendapatkan akreditasi B sebanyak 82 program studi. Jumlah ini mengalami peningkatan dari sebelumnya di 2018 yang berakreditasi A sejumlah 63 program studi, di tahun 2017 sebanyak 46 program studi dan 23 program studi di tahun 2016. Maka jika dihitung dari tahun 2016, kenaikan jumlah program studi yang terakreditasi A di Universitas Sumatera Utara sebanyak 45 program studi.

Pada tahun 2019, Universitas Sumatera Utara mendapatkan tambahan akreditasi A  untuk 7 program studi, yakni ; Program Studi D3 Keuangan (12 Maret 2019) Program Studi S1 Teknologi Informasi (9 April 2019), Program Studi S1 Ilmu Komputer (21 Mei 2019) ,  Program Studi S2 Ilmu Peternakan (9 April 2019), Program Studi S2 Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan (30 April 2019),  Program Studi D3 Analis Farmasi dan Makanan (28 Juli 2019), Program Studi S2 Manajemen Properti dan Penilaian (25 Juni 2019).

Prestasi juga diukir mahasiswa pada tahun 2018, di tingkat nasional berhasil diraih 60 medali emas dan di tingkat internasional meraih 21 medali emas. Sementara untuk tahun 2019, hingga bulan Agustus 2019 ini telah diraih 42 medali emas dari kompetisi di tingkat nasional dan 15 gold medal di tingkat internasional. (Nas)

Print Friendly