Terungkap di Acara ISPE Pascasarjana UMA: Ekonomi Sumut Sedang Tidak Baik-Baik Saja

KANALMEDAN – Ekonomi Provinsi Sumatera Utara (Sumut) sedang tidak baik-baik saja, akibat kondisi ekonomi nasional dan global. Pasca pandemi Covid-19, ekonomi Sumut juga terpuruk. Pertumbuhan ekonomi Sumut saat ini hanya 4,93 persen, masih di bawah rata-rata nasional.

Hal itu diungkapkan Plt Gubernur Sumut Hassanuddin diwakili Asisten Perekonomian dan Pembangunan Dr H Agus Tripriyono, SE, MSi Ak, CA, pada acara INDEF School of Political Economy (ISPE) yang digelar Pascasarjana Universitas Medan Area (UMA) bekerjasama dengan
Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), di Convention Hall Kampus 2 UMA, Jalan Sei Serayu Medan, Selasa (12/12/2023).

Kegiatan yang akan digelar hingga Rabu (13/12/2023) itu, dibuka secara resmi Direktur Pascasarajana UMA Prof Dr Ir Retna Astuti Kuswardhani, MS.

Tampil sebagai narasumber selain Pj Gubernur Sumut, adalah ekonom senior INDEF Faisal H Basri MA, Direktur INDEF Dr Esther Sri Astuti, akademisi UMA Dr H Agus Tripriyono, SE, MSi Ak, CA, dosen FISIP USU Dr Warjio MA, Wakil Rektor III UMA Dr Rizkan Zulyadi SH, MH, dan
Koordinator ISPE Medan Izzudin Al Farras yang juga bertindak sebagai moderator pada hari pertama ISPE.

Plt Gubernur Sumut berharap dukungan semua pihak seperti kampus dan INDEF untuk memberikan pemikiran dan solusi untuk meningkatkan pertumbuhan perekenomian Sumut.

“Hingga saat ini perekanomian Sumut lebih banyak didukung sektor pertanian, perkebunan dan kelautan. Tentu sektor ini masih tergantung pada kondisi cuaca. Mestinya perekonmian Sumut didukung oleh hilirisasi sektor-sektor pertanian dan perkebunan,” kata Plt Gubernur diwakili Asisten Ekbang Agus Tri Priyono.

Pemprovsu, kata Plt Gubernur, tidak bisa berdiri sendiri tanpa dukungan masyarakat, para pemikir, peneliti dan lainnya. “Kami harapkan pertemuan ini bisa memberikan masukan kepada Pemprov Sumut agar ke depan bisa lebih baik,” tambahnya.

Sementara itu, ekonom senior INDEF Faisal H Basri menyampaikan terimakasih kepada UMA yang bekerjasama dengan INDEF untuk menyebarluaskan ilmu ekonomi politik. Ekonomi politik, kata dosen FE UI ini, sudah dikenal di seluruh dunia, mengingat tidak ada kehidupan yang tidak tersentuh ekonomi dan politik karena terkait dengan sumber daya dan kekuasaan.

“Ekonomi politik memahami fenomena-fenomena yang sulit dicermati jika menggunakan satu disiplin ilmu saja. Karenanya, pada 1999 pertamakali yang kami soroti adalah monopoli tepung terigu oleh PT Bogasari. Saat itu yang boleh mengimpor tepung terigu adalah Bulog. Anehnya, Bulog membeli tepung terigu dari luar negeri Rp100 per kg, lalu menjualnya ke PT Bogasari Rp80. Dan alhamdulillah sekarang penyaluran tepung terigu sudah lebih baik, tak ada lagi monopoli salah satu perusahaan. Dan INDEF dengan terus memberikan masukan dan solusi jika ada fenomena kebijakan yang tak adil di Indonesia,” kata Faisal.

Faisal juga menegaskan, kendati dia lahir di Bandung dan sekolah di Jakarta, kampungnya tetap Sumut. Karenanya, pria bermarga Batubara ini bersama Prof Dr Todung Mulya Lubis dan Prof Darmin Nasution terus memerhatikan pembangunan Sumut, di antaranya mendorong percepatan pembangunan Bandar Udara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution di Bukit Malintang, Kabupaten Mandailing Natal (Madina). Dia berharap, Sumut menjadi pelaku menuju Indonesia Emas 2045.

“Saya bicara Sumut karena prihatin melihat pembangunan daerah kita ini. Desain kami dulu membenahi Pelabuhan Belawan. Dulu Pelabuhan Kuala Tanjung belum ada. Tapi belakangan Luhut B Panjaitan datang, entah kepentingannya apa, mengalihkan pembangunan ke Kuala Tanjung, dan mengabaikan Pelabuhan Belawan,” kata kemenakan mantan Wakil Presiden H Adam Malik Batubara ini.

Sementara itu, Ketua Panitia Prof Dr Yusniar Lubis, MMA mengatakan, acara INDEF School of Political Economy (ISPE) diikuti sebanyak 30 orang peserta yang terdiri dari 10 orang yang didelegasikan oleh UMA dan 20 orang peserta hasil seleksi yakni Mahasiswa Sarjana Semester Akhir atau Fresh Graduate, Mahasiswa Pascasarjana (Magister dan Doktoral, Dosen/Peneliti/Akademisi, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)think-tank, Pegawai Negeri dan karyawan swasta.

“Diharapkan alumni ISPE mengerti dan memahami konsep dan praktik ekonomi politik, mampu menganalisis kebijakan ekonomi nasional dan internasional dengan sudut pandang ekonomi politik, dan mampu menghasilkan produk tulisan opini di media massa maupun karya
ilmiah lainnya,” kata Guru Besar UMA ini. (Nas)

Print Friendly

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.