Webinar STIE MTU: 96 Persen Pelaku Usaha Alami Dampak Covid-19

Wakil Ketua STIE MTU Manda Dwipayani Bhastary SS MSi didampingi Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Ahmad Rivai SE MM, saat memandu Webinar “Strategi Mempertahankan Bisnis di Sektor UMKM pada Masa Pandemi Covid-19” dari Kampus STIE MTU, Sabtu (21/8/2021).

KANALMEDAN – Berdasarkan hasil survei, sebanyak 96 persen pelaku usaha mengaku mengalami dampak negatif Covid-19 terhadap proses bisnisnya. Di dalamnya ada sebanyak 1.785 koperasi dan 163.713 pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Dan sebanyak 75 di antaranya mengalami dampak penurunan penjualan yang signifikan.

Hal itu diungkapkan Wakil Ketua Umum III Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Kota Medan, Dr Anggia Sari Lubis SE MSi, saat menjadi narasumber pada Webinar “Strategi Mempertahankan Bisnis di Sektor UMKM pada Masa Pandemi Covid-19” yang digelar Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Mahkota Tricom Unggul (MTU) Medan, Sabtu (21/8/2021).

Webinar yang digelar secara virtual melalui Zoom Meeting itu dibuka secara resmi Ketua Yayasan Pendidikan Mahkota Tricom, Usli Sarsi. Adapun kata pengantar webinar disampaikan Ketua STIE Prof Ir Zulkarnain Lubis MS PhD, dan selanjutnya webinar dipandu Wakil Ketua STIE MTU Manda Dwipayani Bhastary SS MSi dari Kampus STIE MTU, Jalan Pematang Pasir, Kelurahan Tanjung Mulia Hilir, Kecamatan Medan Deli, Kota Medan.

Selain Dr Anggia Sari Lubis, dalam webinar itu juga tampil sebagai narasumber Dr HM Ridha Haykal Amal SH MH (Plt Kadis Koperasi dan UMKM Sumut), Rina Andini Rizki SE (Owner Juragan Tokoyaki), dan Dedy Pranata SE selaku digital preneur.

Dr Anggia Lubis mengungkapkan, masih berdasarkan hasil survei, 51 persen pelaku usaha meyakini kemungkinan besar bisnis yang dijalankan hanya akan bertahan satu hingga tiga bulan ke depan.

“Dan 67 persen pelaku usaha mengalami ketidakpastian dalam memproses akses dana darurat. Lalu 75 persen pelaku usaha merasa tidak mengerti bagaimana membuat kebijakan di masa kritis,” kata Dekan Fakultas Ekonomi UMN Al Washliyah Medan ini.

Dikatakan, hanya 13 persen pelaku usaha yakin mereka memiliki rencana penanganan krisis dan menemukan solusi untuk mempertahankan bisnisnya.

Dr Anggia kemudian menawarkan solusi memperkuat kinerja UMKM dengan konsep OODA LOOP. Pertama melakukan observasi, yakni analisis masalah yang terjadi dengan mengidentifikasi situasi saat ini; mengumpulkan data dan fakta; mampu membedah situasi sebelum dan sesudah terjadinya masalah; terbuka dengan segala kemungkinan. Misalnya analisis prilaku konsumen di era New Normal.

Kedua, kata Anggia, melakukan orientasi. Pada tahap ini, pelaku usaha memahami bagian apa saja yanh perlu dioptimalkan, diperbaiki atau bahkan dihilangkan. Misalnya sistem pemasaran di era New Normal.

“Ketiga, decision. Dalam hal ini pelaku usaha sudah menyusun dugaan sebagai langkah yang akan ditetapkan. Misalnya beralih ke digital marketing,” kata Dr Anggia Sari Lubis.

Langkah keempat, Act.”Saatmya pelaku usaha menerapkan langkah kritis yang mengacu pada dugaan atau perencanaan yang telah ditetapkan atau keputusan yang telah dibuat. Melalui tindakan nantinya akan diperoleh feedback yang selanjutnya akan kembali lagi untuk diobservasi,” kata Anggia.

Narasumber lainnya, Dr HM Ridha Haykal Amal SH MH mengakui, saat ini UMKM mengalami berbagai permasalahan seperti penurunan penjualan, permodalan, distribusi terhambat, kesulitan bahan baku, produksi menurun dan PHK buruh, hal ini menjadi ancaman bagi perekonomian nasional. UMKM sebagai penggerak ekonomi domestik dan penyerap tenaga kerja tengah menghadapi penurunan produktivitas yang berakibat pada penurunan profit secara signifikan.
 
“Untuk membangkitkan kembali kondisi ini diperlukan solusi mitigasi dan pemulihan. Langkah mitigasi prioritas jangka pendek adalah dengan menciptakan stimulus pada sisi permintaan dan mendorong platform digital (online) untuk memperluas kemitraan. Upaya lainnya yaitu melalui kerjasama dalam pemanfaatan inovasi dan teknologi yang dapat menunjang perbaikan mutu dan daya saing produk, proses pengolahan produk, kemasan dan sistem pemasaran serta lainnya. UMKM harus selalu mengikuti perkembangan masyarakat,” kata Plt Kadis Koperasi dan UMKM Sumut ini.

Wakil Ketua STIE MTU Manda Dwipayani Bhastary SS MSi seusai webinar mengatakan, webinar dan kuliah umum merupakan program rutin yang sudah menjadi salah satu unggulan STIE MTU.

“Webinar ini diharapkan dapat menambah wawasan mahasiswa selain yang mereka peroleh di bangku kuliah. Webinar ini kita jadikan salah satu unggulan karena menghadirkan berbagai narasumber baik akademisi, birokrat maupun praktisi,” kata Manda. (Nas)

Print Friendly