MKT-FK Unpri Gelar Webinar Deteksi Dini Covid-19

Suasana Webinar bertajuk Deteksi Dini dan Penatalaksanaan Covid-19 yang digelar MKT-FK Unpri.

KANALMEDAN – Magister Kedokteran Tropis (MKT) Fakultas Kedoteran (FK) Universitas Prima Indonesia (Unpri) menggelar seminar online berbasis web (Webinar) bertajuk Deteksi Dini danPenatalaksanaan Covid-19, kemarin.

Seminar yang  dibuka Rektor Unpri Dr. Chrismis Novalinda, M.Kes itu menghadirkan dua pakar sebagai narasumber utama  yakni Ketua Bagian Penyakit Dalam RS Haji Medan dr Armon Rahimi SpPD KPTI dan Ketua Komite PPI RS Haji Medan dr. Sadarita Sitepu, Sp.P yang juga Dokter Spesialis Paru RSU Royal Prima Medan.

Webinar tersebut  dihadiri Dekan FK Unpri dr. Linda Chiuman MKM, Wakil Rektor (WR) II Unpri Dr. Ermi Girsang,SKM, M.Kes, AIFO dan WR IV dr. Ali Napiah Nasution MKT MKM, dan ketua panitia dr Sri Lestari Ramadhani Nasution, MKM.

Ketua Bagian Penyakit Dalam RS Haji Medan dr Armon Rahimi SpPD. KPT dalam paparannya mengatakan, bahwa gejala virus corona (Covid-19) menyerupai gejala flu seperti demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan dan sakit kepala. Setelah itu katanya, gejala dapat bertambah berat atau sembuh dengan sendirinya.

“Penderita dengan gejala berat bisa mengalami demam tinggi dan batuk berdahak bahkan berdarah, disertai dengan sesak nafas dan nyeri dada,” tuturnya.

Menurutnya, gejala tersebut muncul ketika tubuh bereaksi melawan virus corona. “Sebagai perhatian, diharapkan bahwa masyarakat yang pernah memiliki kontak langsung dangan pasien dalam pengawasan (PDP) dan memiliki gejala tersebut untuk langsung mengkarantina diri, dan melapor kepada petugas medissetempat demi penanganan lebih lanjut,” kata dr Armon.

Armon mengharapkan seluruh masyarakat untuk tetap terus berada di dalam rumah dan tidak keluar untuk sementara waktu, jika tidak ada keperluan mendesak. “Kejujuran dari masyarakat sangat diharapkan demi menekan angka penularan dari Covid-19,” tandasnya.

Sementara itu, Ketua Komite PPI RSHaji Medan dr. Sadarita Sitepu, Sp.Pmenegaskan, belum ada vaksin spesifik untuk Covid-19. Rapid Test yang merupakan cara untuk menekan angka penularan Covid-19 juga masih tidak terlalu efektif dalam fungsinya.

Dikatakan dr Sadarita, dalam fungsinya, Rapid Test merupakan cara untuk melakukan tracking dari penyebaran Covid-19. Polymerase Chain Reaction (PCR) merupakan teknik yang lebih akurat dalam mendeteksi Covid-19.

Pada penggunaan PCR, katanya,  material genetika yang baca adalah RNA dan disamakan dengan model Covid-19 sehingga memiliki tingkat akurasi yang sangat tinggi. Tetapi, durasi waktu yang lama serta biaya yang terlampau tinggi membuat PCR sulit untuk diterapkan pada masyarakat umum.

“Diharapkan masyarakat untuk tidak mudah percaya pada pihak yang mengatakan bahwa ada vaksin untuk Covid-19 selain dari pemerintah Republik Indonesia,” kata Armon.

Diharapkan juga, masyarakat tidak memberi stigma negatif kepada Pasien Dalam Pengawasan (PDP), dan tetap mendukung serta mengikuti instruksi pemerintah untuk selalu berada di rumah dan menjaga kerbersihan diri masing-masing.

Sebelumnya, Rektor Unpri Dr. Chrismis Novalinda mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk konsisten dalam melaksanakan webinar sebagai sarana pemberi informasi dan update berita kepada institusi, tenaga medis, mahasiswa dan terutama kepada masyarakat umum.

Crismis Novalinda Ginting juga menyatakan terus mendukung penuh Webinar, agar tetap berlangsung rutin dengan tema yang up to date dan dapat menjawab pertanyaan publik.(Nas)

Print Friendly