Gubernur Tinjau Lokasi Banjir Bandang Tapteng

Korban Meninggal Jadi 9 Orang

Gubernur Sumut Edy Rahmayadi didampingi Bupati Tapteng Bakhtiar Sibarani saat meninjau beberapa lokasi banjir bandang di Kecamatan Barus, Kabupaten Tapanuli Tengah, Kamis (30/1).

KANALMEDAN – Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi meninjau lokasi banjir bandang di Barus, Tapanuli Tengah (Tapteng), Kamis (30/1) pagi. Tiba dari Jakarta, Gubernur dan rombongan langsung menuju Barus dari Bandar Udara FL Tobing di Pinangsori.

Sampai di Posko Pengungsian Barus, Gubernur disambut Bupati Tapteng Bahtiar Ahmad Sibarani. Selanjutnya rombongan meninjau desa-desa yang terdampak banjir bandang di Barus. Antara lain, Desa Kinali, Desa Ujung Batu dan jembatan Aek Muara Suhat.

Usai melakukan peninjauan, Gubernur menyampaikan perbaikan rumah dan infrastruktur menjadi prioritas dalam penanganan masalah banjir jangka pendek. “Untuk jangka pendek permasalahan yang harus diselesaikan lebih dulu adalah perbaikan rumah dan infrastruktur yang terdampak. Sementara untuk jangka panjang yang harus diselesaikan yakni sebab banjir bandang ini,” kata Edy Rahmayadi.

Banjir bandang terjadi Selasa (28/1) malam, mengakibatkan kerusakan yang cukup parah. Meskipun sudah surut, masih banyak tampak rumah yang diselimuti lumpur. Sebagian warga desa yang dikunjungi tampak membenahi rumahnya. Ada juga rumah yang rusak parah diterjang banjir. “Nanti akan kita perbaiki ya,” kata Edy Rahmayadi kepada warga yang ditemuinya saat membersihkan rumahnya dari kotoran lumpur.

Gubernur juga meninjau jalan putus di Aek Muara Suhat. Dikatakan Gubernur jembatan akan segera diperbaiki. “Ini akan segera diperbaiki. Kita akan memperbaiki jembatan dan jalan yang putus secepat mungkin. Sehingga masyarakat bisa menggunakannya kembali,” ujar Gubernur yang didampingi sejumlah pimpinan OPD Pemprov Sumut.

Gubernur juga meminta pihak terkait agar bersinergi menyelesaikan masalah tersebut, sehingga masalah dapat cepat terselesaikan. “Segera kita perbaiki, sehingga akses rakyat berjalan seperti biasa. Namun kita buat yang sementara, kemudian secara permanen akan kita lakukan,” katanya.

Pada kesempatan itu, Gubernur juga menyerahkan bantuan bahan pokok kepada korban banjir bandang, serta memberikan santunan untuk keluarga korban yang meninggal. “Saya turut berbelasungkawa atas kejadian yang menimpa korban, semoga amal dan ibadah korban diterima di sisi-Nya,” ucap Gubernur, sambil menyerahkan santunan kepada keluarga korban meninggal.

Kepala Bidang Penanganan Darurat, Peralatan dan Logistik BPBD Sumut Mega Hadi mengatakan saat ini korban banjir bandang yang masih berada di pengungsian berjumlah 500 orang. Adapun jumlah korban meninggal hingga saat ini berjumlah 8 orang. “Sudah ada yang pulang, karena tidak semua rumahnya rusak parah,” kata Mega.

Sementara itu, warga Desa Ujung Batu Barus, Zainul Marbun mengatakan tinggi banjir yang mengenai rumahnya hampir setinggi dada orang dewasa. Tampak di halaman rumahnya kasur dan sepeda motor berlumuran lumpur serta barang-barang di dalam rumahnya juga ikut terkena banjir.

“Banjirnya langsung surut, tapi sisa lumpurnya banyak sekali. Itu sepeda motor sama barang barang lain kena. Harapan kami pemerintah mau membantu kami di sini,” kata Zainul.

Korban Meninggal Bertambah
Sementara iu, korban meninggal dunia akibat banjir bandang di Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, menurut laporan pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah setempat terus bertambah, hingga Kamis (30/1) malam sudah mencapai sembilan orang.

“Total korban menjadi sembilan orang,” kata Plt Kepala Pelaksanaan BPBD Kabupaten Tapanuli Tengah, Ananda, saat dihubungi, Kamis (30/1).

Adapun data identitas korban meninggal dunia yang berhasil didapat yakni, pertama Adiwirzah Tanjung (60) warga Kelurahan Padang Masiang Kecamatan Barus, meninggal akibat mobil terbawa arus. Kedua Idwarnisa (50) warga Kelurahan Padang Masiang Kecamatan Barus, meninggal akibat mobil terbawa arus.

Ketoia, Pardamean Boru Manalu (90) warga Desa Sijungkang, Kecamatan Andam Dewi, meninggal akibat reruntuhan rumah. Keempat, Juster Sitorus Pane (60) warga Desa Sijungkang, meninggal akibat reruntuhan rumah. Kelima, Efrin Sitorus Pane (50) warga Desa Sijungkang, meninggal akibat reruntuhan rumah.

Keenam, Abdul Rahman (56) warga Desa Sijungkang, meninggal akibat reruntuhan rumah. Ketujuh, Lestinus Marpaung (57) Pakkat, Kabupaten Humbahas, meninggal akibat reruntuhan bangunan. Kedelapan, Ramalan Simanjuntak (40) warga Desa Parik Sinomba, Kecamatan Baru Utara dan kesembilan Barisman Marbun (27) warga Desa Sijungkang, meninggal akibat tertimpa longsor.

Diketahui, hujan deras yang melanda Tapanuli Tengah terjadi Selasa (28/1). Banjir mengakibatkan meluapkan sungai di 3 Kecamatan, yaitu Kecamatan Barus, Andam Dewi, dan Kecamatan Barus Utara.

Banjir menggenangi lima desa dan dua kelurahan, yaitu Desa Kampung Mudik dengan ketinggian 2 meter, Desa Pasar Tarendam setinggi 2,5 meter, Desa Bungo Tanjung setinggi 2 meter, Desa Kinali terendam Banjir setinggi 2 meter, Desa Ujung Batu setinggi 2 meter, Kelurahan Batu Gerigis setinggi 2 meter dan Kelurahan Padang Masiang setinggi 2 meter.
Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumatera Utara menetapkan status tanggap darurat selama 7 hari ke depan. Status tanggap darurat ini dimulai pada Rabu (29/1) hingga hingga 5 Februari 2020 mendatang.
Pasca penetapan status tanggap darurat ini, katanya, pihak Pemkab Tapteng telah melakukan sinergi dengan TNI/Polri untuk melakukan penanganan dan proses evakuasi terhadap korban.
Polres Tapteng bersama TNI, Pemerintah Kabupaten Tapteng dan SAR Kota Sibolga sudah memberikan bantuan pencarian korban dan pembuatan dapur umum untuk membantu korban yang tertimpa musibah banjir. (Jen/Ant)

Print Friendly