Air Terjun Tangkahan Longsor, Tiga Warga Medan Tewas Tertimpa Batu

KANALMEDAN – Air terjun di Pulau VII, Dusun Kwala Gemuk, Desa Namosialang, Kecamatan Batang Serangan, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara (Sumut) longsor, Minggu (23/5) siang. Akibatnya, tiga warga Kota Medan tewas tertimpa reruntuhan batu tebing air terjun dan tiga orang lainnya mengalami luka berat.

Adapun korban meninggal dunia, Irham Effendi Lubis (38), warga Jalan Baut, Marelan, Medan, Raidah (37) ibu rumah tangga, warga jalan Istiqamah, Helvetia, Medan dan Rahel Qori (9), pelajar, anak dari Irham Effendi Lubis. Ketiganya diduga tertimpa batu dari dinding air terjun yang tiba-tiba longsor.

Sedangkan korban luka-luka berat tercatat 3 orang, yakni Azizi Yafi (20), warga Belawan, Medan, Bintang (16), pelajar, warga Marelan, Medan dan Yuni Ulfa br Sinaga (46), ibu rumah tangga, warga Pulo Brayan, Medan.

“Para korban yang selamat (luka- luka) langsung dibawa ke Rumah Sakit Tanjung Selamat,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Langkat, Irwan Syahri, Minggu (23/6).

Irwan menjelaskan kejadian bermula saat korban mandi-mandi di bawah air terjun Pulau VII Pantai Salak. “Tiba-tiba dari atas jatuh batu-batu. Korban tewas tertimpa batu,” ujarnya.

Longsoran tersebut membawa serta batu-batu dengan ukuran cukup besar dari puncak air terjun, dan menimpa tiga wisatawan. Dua dewasa dan satu masih anak-anak.

“Saat ini semua korban telah dievakuasi ke RS Tanjung Selamat untuk kepentingan visum,” ungkapnya.

Sementara itu, Babinsa Desa Namo Sialang dari Koramil – 10/Padang Tualang jajaran Kodim 0203/Langkat, Sertu Abdul Malik beserta warga mengalami kesulitan dalam melakukan evakuasi terhadap korban longsor.

“Begitu menerima laporan, saya langsung ke tempat kejadian peristiwa dan melakukan evakuasi ketiga korban ke atas, gerbang masuk obyek wisata Tangkahan bersama warga,” kata Sertu Abdul Malik, Minggu (23/6).

Kesulitan evakuasi itu dikarenakan lokasi kejadian berjarak lebih dari 600 meter dari tangga masuk objek wisata alam Tangkahan.

Secara terpisah, Fauzan, warga Namo Sialang yang mengetahui peristiwa itu menyebutkan lokasinya berbatuan sangat sulit. “Pak Babinsa itu kerepotan, korban dari lokasi terpaksa ditandu dan dinaikkan ke atas ban hingga ke darat,” sebutnya.

Fauzan menyebutkan, yang menjadi korban adalah satu keluarga terdiri dari suami, istri dan anak. “Sebelum pergi ke lokasi pemandian air terjun, mereka sekeluarga pada Sabtu (22/6) sore datang ke lokasi Tangkahan, dan menginap di salah satu penginapan di Tangkahan. Sebelum tengah hari, korban mandi di bawah air terjun, di situlah mereka tertimpa tebing yang longsor,” ungkap Fauzan dan Suyono, warga Langkat yang juga Staf Diskominfo Langkat. (NAS/MIC/MBD)

Print Friendly