Ketua PW RMI NU Sumut: Orang Baik Jangan Lelah Lawan Hoax

Ketua PW RMI NU Sumut Arif Muda Harahap MHum (tengah) diabadikan bersama peserta Pelatihan Santri Nahdliyin bertema “Santri Menolak Hoax” di Aula Ma’had Tahfiz Alfarabi Medan.
Ketua PW RMI NU Sumut Arif Muda Harahap MHum (tengah) diabadikan bersama peserta Pelatihan Santri Nahdliyin bertema “Santri Menolak Hoax” di Aula Ma’had Tahfiz Alfarabi Medan.

KANALMEDAN – Santri yang notabene adalah orang baik atau penerus bahasa kiyai, ulama dan ustaz, jangan pernah lelah melawan hoax atau berita bohong yang menabur hasutan dan ujaran kebencian.

Begitu kata Ketua Pengurus Wilayah (PW) Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI NU) Sumatera Utara (Sumut) Arif Muda Harahap MHum saat menyampaikan sambutan pada pembukaan Pelatihan Santri Nahdliyin bertema “Santri Menolak Hoax” di Aula Ma’had Tahfiz Alfarabi Medan, Sabtu (16/3).

Kegiatan yang digelar PW RMI NU Sumut selama tiga hari (16 -18 Maret) itu diikuti 1.000 peserta dari kalangan santri di Medan, Deli Serdang dan Kota Binjai.  

Menurut Arif Muda Harahap, melawan hoax sama dengan melawan kemungkaran atau kebatilan.  “Sebab bila calon pemimpin yang baik terus-terusan dihasut dengan hoax, maka kita akan kehilangan pemimpin yang baik. Begitu juga bila kita membiarkan hoax yang cendrung datang dari orang batil bin jahat, maka kejahatan akan menang dan merajai orang baik,” tandas Arif.

Melawan hoax, kata Arif, umumnya dilakukan lewat media sosial (medsos). Tapi efektifnya tentu dengan melakukan klarifikasi, tabayyun atau diskusi dengan memberikan informasi pembanding kepada masyarakat.

 “Sebaiknya dalam melakukan klarifikasi melalui medsos menggunakan kata-kata atau bahasa yang beradab. Pilihlah bahasa-bahasa yang sopan dan santun,” harapnya.

Sebab, santri merupakan calon pewaris ulama, kyai dan ustaz, sehingga di diri mereka melekat kewajiban sebagai penjaga dan pengawal akhlak umat.

 “Terkait penggunaan bahasa ini, Ali bin Abi Thalib yang merupakan Khulafaur Rasyidin atau khalifah setelah Nabi Muhammad SAW  pernah mengingatkan, bahwa tutur kata dari seseorang yang keluar adalah barometer untuk mengukur kualitas akal seseorang. Itu artinya bahasa anda cerminan kualitas akal anda,” tukasnya di depan para santri.

Sebelumnya, Ketua Panitia Pelatihan Santri, Julpian Harahap SE MM mengatakan, Pelatihan Santri diiktui 1000 santri yang dibagi dalam tiga gelombang.

Gelombang pertama menghadirkan Santri Nahdliyin asal Medan sebanyak 350 orang. Gelombang kedua menghadirkan Santri Nahdliyin asal Deli Serdang sejumlah 350 orang. Pada gelombang ketiga menghadirkan sebanyak 300 santri dari Kota Binjai.

“Artinya, selama tiga hari ini kita melatih 1.000 santri untuk melawan hoax,” ungkap Arif Muda Harahap.

Adapun sebagai mentor atau narasumber dari kalangan akademisi, praktisi dan NU Sumut di antaranya Katib Am PWNU Sumut Dr Abrar Dawud Faza MA, dan Dr Solahuddin Harahap MA.(Nas)

Print Friendly