Tuduhan dan Fitnah terhadap Pemerintah Makin Keji dan Sistemik

KALALMEDAN – Ceramah Ustaz Tengku Zulkarnain yang menyebut pemerintah menyediakan alat kontrasepsi bagi remaja yang ingin berzina jika Rancangan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU PKS) disahkan, viral di media sosial dan youtube. Ustaz Tengku Zulkarnain dinilai telah menyebarkan informasi yang keliru dan mengarah pada fitnah yang keji terhadap pemerintah Indoneisia.

“Kita sayangkan, tokoh agama yang juga pengurus MUI Pusat ceroboh menyampaikan informasi. Kendati Ustaz Tengku Zulkarnain sudah minta maaf, tapi informasi keliru yang disampaikannya terus menjadi fitnah yang meluas dan disampaikan berulang oleh pihak lain seperti di Banyuwangi,” ujar  Aktivis Muda Nahdlatul Ulama (NU) Ahmad Riduan Hasibuan kepada pers di Medan, Selasa (12/3).

Menurutnya, Ustadz Tengku Zulkarnain tidak cukup meminta maaf lewat twitter atas viralnya video yang mengakibatkan fitnah yang meluas terhadap pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). Karena ceramah ustaz asal Medan itu menuduh pemerintah seolah melegalkan perzinaan dengan memberikan alat kontrasepsi kepada remaja.

“Ustaz Tengku Zulkarnain harus gantle mempertanggungjawabkan kesalahannya. Menyampaikan berita bohongnya berapi api, kok minta maafnya seperti bersembunyi. Bukannya ulama istighfarnya harus lebih kuat,” tegas Riduan.

Diakuinya, tuduhan mengarah fitnah terhadap pemerintah semakin keji , sistemik dan tak beradab. Jika ditelusuri lebih dalam, isi ceramah Ustaz Zulkarni diduga merupakan rangkaian yang disusun sangat tersistematis.

Pertama dihembuskan isu pemerintahan Jokowi mendukung LGBT, melegalkan perkawinan sesama jenis dor to dor, penghapusan pendidikan agama di sekolah, dan sekarang lagi viral melegalkan perzinaa lewat ceramah Tengku Zulkarnain di pengajian. Anehnya, ceramah Zulkarnain diteruskan oleh Ustaz Suprayitno di sebuah masjid di Banyuwangi, Jawa Timur dengan narasi yang hampir sama.

Mereka seperti ingin menyampaikan pesan, bahwa pemerintahan ini anti-Ketuhanan, melawan norma agama dan budaya bangsa.

“Kalau Tengku Zulkarnain mengaku mendapat masukan, siapa yang kasi masukan? Apakah sama dengan yang memberi masukan Ustaz Supriyanto di Banyuwangi atau emak emak di Makassar dan Karawang?,” tutur  Wakil Bendahara GP Ansor Sumatera Utara ini dengan nada bertanya.

Seyogianya, kata aumni UIN Sumut ini, pemuka agama harus berbagi hikmah, bukan berbagi fitnah. Pengajian dan masjid harus di jadikan rumah Allah menyatukan umat, bukan tempat untuk berkampanye politik dan menghina orang lain.

“Kita meminta pihak kepolisian mengusut kejadian ini agar terang benderang sumber hoaks yang selama ini berkeliaran di media sosial meracuni pikiran masyarakat kita,” harap mantan Bendahara Umum Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) ini.

Sementara itu, Wasekjen MUI Ustaz Tengku Zulkarnain meminta maaf dan mencabut tuduhannya bahwa pemerintah akan melegalkan zina lewat RUU Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU PKS). Dia mengaku mendapat masukan yang salah.

“Stlh mencermati isi RUUP-KS sy tdk menemukan pasal penyediaan alat kontrasepsi oleh Pemerintah utk pasangan Remaja dan Pemuda yg ingin melakukan hubungan suami isteri. Dengan ini saya mencabut isi ceramah saya tentang hal tersebut. Dan meminta maaf krn mendapat masukan yg salah,” cuit Ustaz Tengku di Twitter, Selasa (12/3/2019).

Permintaan maaf itu disampaikan setelah video ceramahnya ramai dibahas. Video viral itu bahkan menjadi referensi seorang ustaz di Banyuwangi untuk ceramah dengan substansi yang hampir sama. Kepada ibu-ibu di sebuah masjid, ustaz itu menyebut pemerintah sedang menggodok undang-undang tentang pelegalan perzinaan. Video berdurasi 51 detik itu berlokasi di Masjid Al Ihsan di Desa Kalibaru Wetan, Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi.

“Berjuang bersama, ya. Saat ini pemerintah sedang menggodok undang-undang pelegalan perzinaan. Kalau sampai lolos, hancur negara kita,” ujar Supriyanto di dalam video yang viral tersebut. (Nas)

Print Friendly