Syaiful Syafri: Pembentukan FKPPS untuk Membantu Peningkatan Kualitas Pendidikan di Sumut
KANALMEDAN – Kadis Pendidikan Sumut 2010 – 2014 Drs Syaiful Syafri MM, menyatakan bahwa pembentukan Forum Komunikasi Peduli Pendidikan di Sumatera Utara (FKPPS) merupakan hasil dari diskusi dan kajian sejumlah ilmuan bersama para pelaku dunia pendidikan di Sumatera Utara.
“Awalnya pelaku pendidikan turun ke daerah untuk berdiskusi dengan para pelajar dan guru terkait kurikulum maupun metoda pengajaran yang dipergunakan, disamping sarana ajar lainnya,” kata Syaiful didampingi Edwar Sinaga kepada awak media, Jumat (03/11/2022) di Wisma Tosim Jalan Ngumban Surbakti Medan.
Dikatakan, beberapa daerah juga disurvei tentang Angka Partisipasi Sekolah (APS), Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka Partisipasi Kasar (APK) tentang pendidikan, sehingga Edwar Sinaga SH, mantan Sekretaris Dinas Pendidikan Sumut, mengambil kebijakan bertemu dengan sejumlah ilmuan dan pelaku pendidikan di Sumut.
Pertemuan yqng dihadiri Dr Murbanto Sinaga, M.Si, Dra Juniar, M.Si, Antea Hutauruk, Bambang Siswanto, M.Si, Ike Kesumawati Daulay, Haryati Elida, Mimi Heriati, M. Ahyar, Rahman dan sejumlah pelaku pendidikan melalui zoom meeting, itu sepakat membentuk FKPPS untuk membantu pemerintah di Sumut meningkatkan kualitas pendidikan.
Dalam pertemuan itu juga, ahli perencanaan dan dosen dari salah satu perguruan tinggi Dr Murbanto Sinaga M.Si mengatakan bahwa peringkat pendidikan di Sumut tidak seharusnya menurun, karena lembaga pendidikan di Sumut banyak yang favorit dan keilmuan putra daerah cukup baik.
“Menurunnya peringkat kualitas pendidikan di Sumut tentunya tidak terlepas dari manajemen internal jajaran Dinas Pendidikan, pelayanan terhadap hak guru, keterlambatan anggaran dan penempatan para Kepala Sekolah yang tidak sesuai dengan kompetensinya,” katanya.
Sementara itu, Dr Parapat Gultom M.Eng yang juga Dosen Pascasarjana USU menjelaskan bahwa menurunnya peringkat pendidikan di Sumut banyak faktor yang memengaruhi, antara lain faktor perubahan maupun kemajuan teknologi dan proses pembangunan.
“Perubahan tidak tidak sejalan dengan reformasi pendidikan, dan para guru juga tidak memperbaiki strategi mengajar, penggunaan teknologi, maupun metoda pembelajaran, sehingga terus tertinggal,” kata mantan manajer USAID ini.
Sedangkam Bambang Siswanto dan Ike Kesumawsti Daulay menyoroti pendidikan PAUD dan Sekolah Dasar, sementara Juniar menyoroti pendidikan Sekolah Menengah. Lalu Antea Hutauruk dan Elida menyoroti aspek pelayanan satuan pendidikan, Ahyar dan Rahman membahas aspek kesejahteraan guru.
Di akhir pertemuan, Edwar Sinaga dan sejumlah Ilmuan serta para pelaku pendidikan lainnya menyatakan akan mengkaji ulang tentang upaya sumbangsih untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Sumut. (Nas)