Plt Kakanwil Kemenagsu dan BSPPSU Temui Gubsu

KANALMEDAN – Plt. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara HM David Saragih, SAg, MM dan Badan Silatururahmi Pondok Pesantren Sumatera Utara ( BSPPSU) temui Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi di Rumah Dinas Gubsu, Selasa (23/6).

Pertemuan tersebut untuk membahas pembukaan kembali  pondok pesantren di Sumatera Utara yang ditutup sementara akibat pandemi COVID-19.

“Sesuai SE Menteri Agama RI  dan Keputusan Bersama Mendikbud, Menag, Menkes, dan Mendagri tentang Pesantren dan Pendidikan Keagamaan, bahwa telah diatur bagaimana pembelajaran tatap muka di pesantren dengan mematuhi protokol kesehatan, membentuk gugus tugas, dan kesehatan santri, guru, dan pengurus dengan melampirkan surat kesehatan dan lain sebagainya. Sehingga jika sudah terpenuhi, Keputusan 4 Menteri tersebut menyatakan pesantren bisa dibuka,” ungkap Plt. Kakanwil Kemenagsu yang didampingi oleh Kasi Pondok Pesantren dan Mahad Aly Bidang Pakis Kanwil Kemenagsu H. Abdul Azhim, S.Ag, MA.

Gubsu Edy Rahmayadi mengatakan bahwa aturan tata kenormalan baru khusus untuk Provinsi Sumatera Utara akan disampaikannya pada 1 Juli mendatang. Saat ini ia masih merampungkan aturan-aturan dari berbagai tinjauan sehingga Sumut siap menyambut kenormalan baru dalam kehidupan warganya.

“Insya Allah akan saya sampaikan 1 Juli nanti. Saat ini kita masih dalam merampungkan aturannya, terutama pada pembelajaran pesantren, kita juga akan atur. Idealnya Pesantren itu harus dengan tatap muka karena pesantren lebih menekankan budi pekerti,” ungkap Gubsu.

Gubsu juga berterima kasih kepada pimpinan pondok pesantren dan Kanwil Kemenagsu sebagai regulator karena telah mematuhi protokol kesehatan dengan belum dimulainya pembelajaran secara tatap muka di pondok pesantren di Sumatera Utara.

Ia berharap pengurus pondok pesantren tetap mematuhi protokol kesehatan dan sama-sama memikirkan solusi dengan menyediakan fasilitas kesehatan jika pondok pesantren diizinkan untuk dibuka kembali.

“Kita sama-sama mencari solusi untuk menerapkan protokol kesehatan di pondok pesantren masing-masing. Harus dipikirkan sarananya, masker santri dan guru, swab atau rapid tesnya. Banyak sekali yang harus dipenuhi, saya juga tidak mau pesantren malah menjadi kluster baru penyebaran Covid-19, itu yang harus kita antisipasi,” imbuh Gubsu. (Sor)

Print Friendly