FAI UISU Hadirkan Dosen UKM Prof Maimun, Bahas Kurikulum Terpadu

Dekan FAI USU Dr Mohammad Firman Maulana (kiri) menyerahkan cenderamata kepada Dosen UKM Prof Dr Maimun Aqsha seusai menjadi narasumber pada kuliah tamu di FAI UMSU.

KANALMEDAN – Dalam rangka menciptakan iklim akademik dan meningkatkan pemahaman keislaman terhadap mahasiswa baru tahun ajaran 2019-2020, Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) menggelar kuliah tamu yang menghadirkan Prof Dr Maimun Aqsha dari Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM) sebagai narasumber.

Kegiatan yang diselenggrakan FAI UISU akhir pekan lalu di Kampus UISU Jalan SM Raja itu dihadiri Dekan FAI Dr Mohammad Firman Maulana beserta seluruh jajaran pimpinan, dosen dan mahasiswa.

Dalam pemaparannya tentang pendidikan dan budaya Prof Maimun Aqsha mengingatkan kepada dosen dan mahasiswa tentang besarnya pengaruh barat di kedua sektor kehidupan pendidikan dan budaya.

“Khususnya di kawasan masyarakat Melayu. Terlebih lebih ditopang dengan sistem digitalisasi di era industri 4.0  yang mendukung penggunaan sistem informasi dan teknologi sehingga mempercepat penyebaran ide-ide Barat yang cenderung bebas nilai,” ujarnya.

Dalam konteks budaya literasi, katanya, kehadiran Barat ke alam Melayu di Malaysia, menurutnya membawa kepada pemansuhan (penghapusan) sistem tulisan dan ejaan Jawi dan pengenalan sistem tulisan dan ejaan Rumi. Padahal, jelasnya, jauh sebelumnya telah terjadi proses adaptasi tulisan Arab ke dalam tulisan Jawi seperti terlihat dalam karya Hikayat Bulan Suci Berkah dan lainnya.

“Namun pengenalan dan  penerapan falsafah serta pemikiran Barat memutuskan kegiatan sastra daripada tradisi persuratan Melayu zaman Islam, apabila orientalis Barat membina benteng yang bersifat periodikal dengan memperkenalkan istilah ‘moden’ dan ‘baru’, guna merujuk kepada periode kesusasteraan Melayu selepas kehadiran mereka (Barat),” demikian jelas Prof Aqsha dalam kuliah tamunya.

Prof Dr Maimun Aqsha yang juga alumni FAI UISU mengatakan. bahwa dunia pendidikan, ilmu-ilmu cenderung dikembangkan namun terlepas dari agama sehingga menjadi sekuler. Maka, katanya,  antisipasinya saat ini Malaysia tengah mencoba untuk merekonstruksi kurikulum pendidikan dengan mencanangkan kurikulum terpadu di sekolah-sekolah kerajaan.

“Mulai dari tingkatan bawah  hingga tingkatan menengah, bahkan di tingkat perguruan tinggi Malaysia menumbuhkan Universitas Islam yang menekankan integrasi ilmu dan Islamisasi seperti di USIM dan IIUM,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Dekan FAI USU Dr Mohammad Firman Maulana mengemukakan, FAI UISU dengan jumlah mahasiswa hampir mencapai 600 orang pada Tahun Ajaran 2019/2020, memiliki tantangan sendiri. “Terutama dalam meningkatkan sumber daya manusia (SDM) para staf dan dosennya. Karena itu program Kuliah Tamu ini merupakan salah satu upaya mengatasi permasalahan tersebut, utamanya melalui pencerahan maupun sharing pengetahuan,” paparnya.

Kegiatan sedemikian akan terus dilakukan dengan menghadirkan berbagai cendikiawan muslim dari dalam maupun luar negeri dengan harapan terciptanya dalam rangka menciptakan tradisi keilmuan di FAI khusunya dan di kampus UISU pada umumnya.

“Budaya ilmu merupakan keharusan bagi lembaga-lembaga pendidikan Islam seperti UISU. Maka dengan kehadiran Guest Speaker dari UKM ini, disamping tujuan sharing keilmuan juga diharapkan FAI mendapat berbagai informasi dan peluang kerjasama dalam pengembangan ilmu dan pendidikan,” harap Dekan FAI UISU.  (Nas)

Print Friendly