Tiga Destinasi Pariwisata Jadi Proyek Percontohan

KANALMEDAN – Tiga destinasi pariwisata di Sumatera Utara (Sumut) direncanakan menjadi proyek percontohan untuk pengembangan destinasi wisata lain di daerah ini. Yaitu Tangkahan dan Bukit Lawang di Kabupaten Langkat serta Berastagi di Kabupaten Karo.

Ketiganya dinilai sangat potensial karena selama ini pengelolaannya tanpa sentuhan pemerintah, namun sudah menjadi tujuan wisatawan mancanegara. Sehingga dengan adanya peran pemerintah, diharapkan pertumbuhan ekonomi dari sektor ini bisa ditularkan ke daerah lain dengan berbagai unggulannya.

“Kita sudah pernah ketemu membahas potensi yang ada. Seperti pariwisata dan pertanian. Ternyata tiga lokasi pariwisata ini seperti tidak ada peran pemerintah. Karena itu kita ingin agar kita bisa membantu,” ujar Wakil Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Musa Rajekshah dalam Diskusi Kelompok Terarah (FGD) tentang Potensi Sumber Pertumbuhan Ekonomi Daerah di Gedung BI Sumut, Rabu (7/8).

Menurut Wagub, Sumut bisa menggali dan mengembangkan potensi yang telah ada selama puluhan tahun di berbagai tempat, termasuk Bukit Lawang, Tangkahan dan Berastagi. Meskipun memiliki banyak keterbatasan pembangunan infrastruktur selama ini, namun tempat itu masih diminati oleh wisatawan khususnya mancanegara.

“Kenapa, potensinya luar biasa. Kita ambil contoh pantai dan danau, di luar negeri juga banyak, tetapi ada yang berbeda di sini. Begitu juga hutan, mereka (negara lain) juga mengelola hutannya sangat baik, tetapi kenapa datang ke tempat kita, karena di sana tidak ada Orang Utan. Artinya ini membuat kita seharusnya punya ‘PR’ (tugas) besar. Jadi semua OPD (Organisasi Perangkat Daerah) tidak boleh jalan masing-masing,” tegasnya.

Meski begitu, Wagub menegaskan bahwa proyek percontohan (pilot project) di tiga lokasi ini bukan berarti mengesampingkan potensi wisata yang ada di daerah lain. Seluruh potensi yang ada akan menjadi perhatian pemerintah provinsi untuk dikembangkan, selain Danau Toba yang kini menjadi proyek strategis Nasional.

“Bukan melupakan yang lain. Nanti ke depan kita akan lihat yang lainnya. Ini menjadi pilot project yang kita mau sinerginya OPD kita dan juga dengan mitra kita seperti BI dan OJK, dan mungkin nanti dengan TNI bisa membantu untuk penyuluhan dan hal lain. Ini harus kerja ‘keroyokan’,” jelasnya.

Sementara Kepala Perwakilan BI Sumut Wiwiek Sisto Widayat menyampaikan bahwa sektor agro wisata dinilai dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi satu daerah. Karena itu, pengembangan dari sektor ini diharapkan mampu mendongkrak angka pertumbuhan ekonomi Sumut yang saat ini masih berada pada posisi 5,25 %. Meskipun lebih tinggi dari nasional (5,05 %), angkanya tergolong rendah.

Secera rinci, Kepala Balitbang Sumut Irman Oemar menyebutkan bahwa pariwisata merupakan prioritas pembangunan Pemprov Sumut sebagaimana tertuang dalam visi misi Sumut. Diskusi tentang sektor ini dilatar belakangi oleh kajian dunia, bahwa kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi dan pendapatan masyarakat cukup strategis, bahkan mengalahkan tambang mineral.

“Indonesia bahkan, kontribusi dari minyak (tambang) itu sudah kalah dari pariwisata. Karena itu Sumut yang punya potensi pariwisata yang besar, harus kita tangkap peluang itu. Saat ini kita mengembangkan beberapa pariwisat di unggulan di luar kawasan Danau Toba,” sebutnya.

Apalagi dalam sektor pariwisata lanjutnya, mempengaruhi pertumbuhan dari sektor lain seperti pertanian, kesehatan serta pengembangan SDM melalui pendidikan. Sehingga banyak variabel yang mempengaruhi pariwisata untuk dikembangkan.  (Jen)

Print Friendly