Beri Kuliah Umum Bareng, Panglima TNI dan Kapolri Cetak Sejarah di UMSU


Panglima TNI Marsekal  Hadi Tjahjanto (kanan) dan Kapolri Jenderal Muhammad Tito Karnavian (kiri) diabadikan bersama Rektor UMSU Dr Agussani MAP seusai mengenakan jaket almamater UMSU, di kampus utama UMSU Jalan Kapten Muchtar Basri Medan, Rabu (13/3).

KANALMEDAN – Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Polisi Prof Muhammad Tito Karnavian memberikan kuliah umum di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) Jalan Kapten Muchtar Basri, Medan, Rabu (13/3) pagi. Kuliah umum bareng kedua petinggi TNI dan Polri itu merupakan yang pertama di Indonesia.

“Pak Hadi Tjahjanto merupakan Panglima TNI kedua yang menyambangi UMSU. Yang pertama itu Panglima TNI Faisal Tanjung pada 1996 lalu saat meresmikan Masjid Taqwa  Muhammadiyah. Untuk Kapolri, baru Jenderal Polisi Tito Karnavian yang mengunjungi UMSU. Selamat datang untuk Pak Panglima dan Pak Kapolri di kampus UMSU. Ini momen sejarah bagi UMSU,” kata Rektor UMSU Dr Agussani MAP dalam kata sambutannya.

Sementara Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dalam sambutannya bercerita tentang kedekatannya dengan Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian. “Saya ke mana-mana memang selalu bersama Pak Kapolri. Beliau itu sahabat saya,” ujarnya.

Kedekatan Panglima TNI dan Kapolri secara langsung akan memberikan manfaat kepada masyarakat. “Kalau Panglima dan Kapolri dekat, itu pertanda keamanan bangsa baik,” kata Panglima.

Panglima juga bercerita sedikit tentang keluarganya. Panglima mengungkapkan pada 31 tahun lalu menyunting mahasiswi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) untuk menjadi istrinya.

“Alumni Universitas Muhammadiyah itu unggul, cerdas dan terpercaya. Itu alasannya prajurit itu sering tugas keluar meninggalkan rumah, bahkan bisa bertahun-tahun. Makanya di rumah harus ada yang unggul, cerdas dan terpercaya agar kondisi rumah tetap baik ketika ditinggalkan,” terangnya.

Dalam kuliah umumnya berjudul “Peran Pemuda dan Mahasiswa dalam Merawat Persatuan dan Kesatuan Bangsa di Era Revolusi Industri 4.0”, Panglima TNI meminta mahasiswa dan pemuda untuk terus mempersiapkan diri dalam menghadapi tantangan di era teknologi informasi. Itu karena nasib bangsa pada masa yang akan datang ditentukan oleh kiprah dan kualitas pemuda.

“Pemuda adalah harapan masa depan Indonesia. Di tangan pemuda eksistensi bangsa dan negara diletakkan,” ungkap pria berkumis tebal ini.

Dalam acara yang dihadiri lebih dari 500 mahasiswa dan civitas akademika UMSU, Panglima TNI juga menyampaikan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, memiliki sumber daya alam yang melimpah, serta memiliki keanekaragaman budaya.

“Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia harus dijaga oleh seluruh elemen bangsa. Persatuan dan kesatuan bangsa harus terus dijaga demi keutuhan bangsa dan negara. Menjaga persatuan dan kesatuan adalah kunci dalam menjaga keutuhan NKRI,” tegas Panglima TNI.

Di era teknologi informasi ini, Panglima TNI juga berpesan kepada para pemuda dan mahasiswa untuk terus mewaspadai persebaran berita bohong (hoaks) dan ujaran kebencian. Hal tersebut berpotensi menimbulkan konflik sosial bahkan disintegrasi bangsa.

“Penyebaran berita bohong dan ujaran kebencian merupakan ancaman bagi persatuan dan kesatuan bangsa,” pungkasnya. (Nas)

Print Friendly