Ngeri! Sudah Ratusan Orang Bunuh Diri di Jembatan Keren Ini

C

BATAM – Aksi nekat Selvi Olivia, 26, yang melompat dari Jembatan I Barelang bersama Rida Rahmita, putrinya yang baru berusia 1,8 tahun, Jumat (24/6) malam, menambah panjang daftar orang yang bunuh diri di lokasi itu.

Ya, sudah cukup banyak orang yang mengakhiri hidupnya sendiri di jembatan Fisabilillah, yang populer dengan sebutan Jembatan Satu Barelang di Kepulauan Riau itu.

Tinggi jembatan yang mencapai 48 meter membuat siapa saja yang nekat meloncat dari jembatan yang menjadi salah satu ikon Kota Batam itu kecil kemungkinan untuk selamat.

Informasi yang dapat dari warga di sekitar lokasi Jembatan, sudah tak terhitung berapa nyawa yang melayang karena terjun atau terjatuh dari atas jembatan itu.

“Wah kalau dihitung sudah ratusan orang juga. Setiap tahun bisa puluhan orang yang mati karena lompat dari jembatan ini,” kata Aweng salah satu nelayan yang mendiami di sekitar kolom Jembatan I.

Sementara petugas dari Ditpam Batam di Jembatan Barelang, mencataat setahun bisa mencapai 15 sampai 20 orang yang memilih mengakhiri hidupnya di jembatan tersebut.

“Rata-rata meninggal semua setelah loncat. Ada juga yang selamat tapi hanya sedikit,” kata Supardi petugas Ditpam Batam di Pos Ditpam Batam di Barelang.

Tahun 2016 ini saja sedikitnya tiga orang yang meregang nyawa di lokasi yang sama dengan cara yang sama pula. “Beberapa bulan lalu ada cewek juga sekarang ibu dan anaknya itu,” kata Supardi.

Tahun-tahun sebelumnya, aksi bunuh diri dengan loncat dari atas badan jembatan juga tak kalah banyak. Mulai dari aksi adu nyali anak remaja, yang murni berniat bunuh diri sampai yang mabuk dan lain sebagainya. “Jangan tanya berapa banyak Pak, sudah tak terhitung lagi korban dari jembatan ini,” katanya.

Jembatan I dijadikan tempat favorit bagi orang yang ingin bunuh diri, karena kondisi jembatan tidak dipagari secara ketat. Kondisi ini diperparah dengan lemahnya pengawasan dari instansi terkait untuk melarang pengunjung agar tidak melewati batas Jembatan yang sudah ditentukan.

“Kesadaran pengunjung akan keselamatan juga kurang kalau dilihat selama ini. Pemerintah sudah beri garis merah dan pagar besi di pinggir Jembatan untuk melarang siapa saja agar tidak manjat atau lewati garis merah itu tapi masih ada saja yang duduk di luar pagar atau melewati garis merah itu. Padahal garis merah itu tandanya tak boleh lewat loh,” kata Supardi.

Warga dan petugas keamanan di sekitar Jembatan sudah menyampaikan masalah tersebut kepada pemerintah terkait, namun upaya pemagaran dan pengawasan secara ketat belum juga diterapkan.

“Iya sih kalau sudah niat mau bunuh diri apa saja bisa dilakukan sekalipun dipagar, tapi setidaknya ada juga antisipasinya agar memberi kesempatan kepada mereka yang ingin bunuh diri di Jembatan ini,” ujar Aweng warga setempat.

Warga berharap dengan adanya kejadian-kejadian seperti ini, pemerintah selain melakukan perawatan rutin juga memperhatikan segi keamanan Jembatan.

Print Friendly