Fakultas Hukum UMSU – PWA Sumut Gelar Talk Show dan MoU Pemenuhan Hak-Hak Lansia

KANALMEDAN, Medan – Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) dan Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Sumatera Utara menggelar Talk Show bertajuk “Pemenuhan Hak-Hak Lansia untuk Indonesia Bermartabat” dan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Fakultas Hukum UMSU dan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Utara. Acara ini berlangsung di Auditorium Kampus UMSU pada Rabu (28/5).
Pada kesempatan ini, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Utara, Dr. Flora Nainggolan, yang juga menjadi narasumber utama dalam talk show, menekankan bahwa lansia merupakan kelompok rentan yang memiliki hak istimewa:
“Tahukah Bapak Ibu sekalian, berdasarkan HAM, lansia itu adalah pemilik hak-hak yang sangat spesial… Negara wajib memberikan penghormatan setinggi-tingginya kepada lansia,” tegas Flora.
Dia juga menyatakan bahwa kementerian mendukung penuh kegiatan ini hingga ke tingkat pusat. “Saya laporkan langsung kepada Bapak Wakil Menteri HAM, dan beliau bilang ‘Ini kegiatan unik dan mulia, fasilitasi dengan baik!’” ungkapnya.
Sebelumnya, sambutan penuh humor dan inspirasi dari Ketua Badan Pembina Harian (BPH) UMSU, Dr. Bahril Datuk, yang menghidupkan suasana menyampaikan pada para lansia “Pikun itu jangan dimusuhi, mari kita jadikan sahabat… Tetaplah bergembira, karena kunci sehat itu pikiran yang ceria,” tuturnya disambut tawa hadirin.
Selain kegiatan talkshow dan penandatanganan MoU, pada momen ini turut digelar prosesi Wisuda Daycare Lansia Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Langkat periode I tahun 2025 terhadap 25 wisudawati sebagai bentuk pengakuan atas peran dan dedikasi mereka dalam menjalani program pendampingan dan pemberdayaan lansia yang diinisiasi oleh Aisyiyah.
Kemudian, Ketua PWA Sumatera Utara, Dr. Nur Rahmah Amini, menyampaikan rasa syukur dan apresiasi atas kolaborasi yang terjalin antara UMSU dan Aisyiyah. Dia menegaskan pentingnya membangun kolaborasi dan sinergi untuk memperkuat gerakan dakwah kemanusiaan demi kesejahteraan lansia. Menurutnya misi Aisyiyah dalam gerakan dakwah kemanusiaan yang memberdayakan semua lapisan masyarakat, termasuk lansia.
“Aisyiyah ini bukan hanya bicara tentang pengajian. Ini gerakan nyata, dakwah kemanusiaan, agar perempuan—termasuk lansia—berdaya dan bermartabat,” ujarnya.
Pada sesi talkshow yang dipandu oleh Ketua BIPA UMSU, Dr. Cut Novita Srikandi, M.Hum dengan para narasumber yakni Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Utara, Dr. Flora Nainggolan, S.H., M.Hum., membuka sesi talk show dengan penekanan kuat terhadap posisi lansia dalam perspektif hak asasi manusia.
“Lansia adalah kelompok rentan dengan hak paling banyak. Negara wajib memberikan penghormatan dan layanan prioritas bagi mereka tanpa syarat,” tegasnya.
Dr. Flora menambahkan bahwa pihaknya telah menjadikan layanan ramah lansia sebagai standar operasional di berbagai kantor pelayanan publik, termasuk imigrasi dan layanan hukum.
“Saya merasa dekat sekali dengan surga hari ini karena acara ini mulia sekali. Tujuannya hanya satu: memastikan ibu-ibu lansia ini bahagia,” ungkapnya penuh haru, disambut tepuk tangan peserta.
Pemateri berikutnya, Prof. Dr. Ida Hanifah, S.H., M.H., yang juga tokoh Aisyiyah dan akademisi UMSU, mengajak hadirin melihat lansia sebagai aset bangsa, bukan beban masyarakat.
“Paradigma bahwa lansia itu beban harus kita ubah. Mereka adalah sumber nilai, pengalaman, dan kebijaksanaan yang tidak ternilai,” ujarnya.
Dia menjelaskan peran Aisyiyah yang selama ini aktif memberikan edukasi dan pendampingan bagi lansia di berbagai daerah.
“Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 menjamin hak-hak lansia, dari pelayanan kesehatan hingga pendidikan. Aisyiyah hadir untuk menjembatani implementasi aturan itu di akar rumput,” tambahnya.
Dari perspektif kesehatan, Dr. Fauziah Heni, Sp.T.H.T.K.L., mengingatkan pentingnya memandang lansia secara utuh, tidak hanya secara medis, tetapi juga emosional dan spiritual.
“Kesehatan lansia bukan hanya soal fisik, tapi juga mental dan spiritual. Lansia yang aktif secara sosial dan emosional cenderung lebih sehat dan panjang umur,” jelasnya.
Dia mengapresiasi program daycare lansia yang dijalankan Aisyiyah, yang menurutnya menjadi contoh baik bagi daerah lain.
“Program seperti ini bukan hanya menjaga kesehatan, tapi juga membangun kepercayaan diri lansia untuk terus berkarya,” tuturnya.
Terakhir, Dra. Sastrawati, relawan sosial yang selama ini mendampingi anak jalanan dan lansia terlantar, memberikan sudut pandang yang lebih dekat dengan realita lapangan.
“Banyak lansia yang secara sosial tersisih. Tugas kita bukan hanya memelihara, tapi memberdayakan mereka,” ungkapnya.
Menurutnya, lansia tidak butuh dikasihani, tetapi diberi ruang untuk tetap merasa berguna dan dihargai.
“Kebahagiaan lansia itu sederhana — dirangkul, didengar, dan diberi tempat. Itu lebih dari cukup untuk menjaga semangat hidup mereka,” kata Sastrawati menutup sesinya.
Talk show yang dipandu oleh Dr. Cut Novita Srikandi, M.H., berlangsung interaktif dan penuh kehangatan. Para peserta, mulai dari mahasiswa hingga para wisudawati lansia, terlihat antusias menyimak dan terinspirasi oleh pemaparan para narasumber.
Acara ini menjadi bukti nyata bahwa isu lansia bukan hanya soal usia, melainkan tentang penghormatan terhadap kehidupan yang telah dijalani. Di tengah keterbatasan, para lansia ternyata mampu menjadi simbol keteguhan, semangat, dan martabat.
Dihadiri oleh Ketua Badan Pembina Harian (BPH) UMSU Dr. Bahril Datuk, M.M, BPH Prof. Dr. Ida Hanifah, M.H, Wakil Dekan I Fakultas Hukum UMSU Dr. Zainuddin, S.H., M.H, Wakil Dekan III & Ketua Majelis Hukum dan HAM Aisyiyah Dr. Atika Rahmi, S.H., M.H, Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Sumut Dr. Nur Rahmah Amini, M.A., Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumut Drs. Mario Kasduri, M.A, Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Sumut Dr. Flora Nainggolan, S.H., M.Hum, Kepala Dinas Sosial Sumut Drs. Asren Nasution, M.A, Sekretaris BKKBN Sumut Yus Rijal Batubara, S.E., M.M. (SC08)