Rakerwil LLDikti Sumut, PTS Diminta Perkuat Implementasi Kampus Merdeka

Plt Kepala LLDikti Wilayah I Prof  Ibnu Hajar saat menyerahkan cenderamata kepada Dr Besral SKM MSc mewakili Ketua LAM-PTKes disaksikan Ketua SPI LLDikti Yuris Danilwan PhD, dan Kabag Umum LLDikti Faizah binti Johan Alamsah pada Rakerwil LLDikti 2022 di The Hill Hotel & Resort Sibolangit. Rakerwil berlangsung hingga Sabtu (26/3)

KANALMEDAN – Program Kampus Merdeka merupakan salah satu bentuk upaya Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menciptakan sumber daya manusia yang unggul.

Untuk itu Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah I pun mendorong penguatan implementasi Kampus Merdeka di 214 perguruan tinggi swasta di Sumatera Utara.

“Ini lantaran esensi semangat Kampus Merdeka membuktikan bahwa lulusan dari perguruan tinggi merupakan lulusan yang unggul dan sangat dinanti dunia kerja, masyarakat, dan negara, ” kata Plt Kepala LLDikti Wilayah I Prof Dr Ibnu Hajar MSi pada Rakerwil LLDikti Wilayah I/2022 di The Hill Hotel  Sibolangit yang berlangsung pada 24 -26 Maret 2022.

Pada Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) diikuti 55 PTS di Sumut itu dihadiri Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta (Aptisi) Wilayah I Sumut yang juga Rektor Universitas Panca Budi Medan Dr H Muhammad Isa Indrawan SE MM, Ketua Sistem Pengendalian Intern (SPI) LLDikti Wilayah I Yuris Danilwan PhD, dan Kepala Bagian Umum LLDikti Sumut Faizah binti Johan Alamsah.

Lebih lanjut dikatakan Ibnu, Kampus Merdeka bertujuan untuk membekali mahasiswa dengan pengalaman dan kompetensi yang memang akan terhubung dengan kebutuhan dunia kerja dan dinamika era revolusi industri 4.0.

Dalam Rakerwil bertema “Transformasi dan Akselerasi Perguruan Tinggi Mewujudkan Sumber Daya Unggul” itu, Prof Ibnu menjelaskan program Kampus Merdeka memberikan peluang bagi mahasiswa untuk dapat mengambil satu semester lintas program studi dan dua semester untuk experiental learning.

Program itu mencakup delapan kegiatan Kampus Merdeka, yaitu pertukaran mahasiswa, magang, mengajar di sekolah, penelitian, proyek kemanusiaan,kewirausahaan mahasiswa, proyek mandiri, dan proyek membangun desa.

“Salah satu bentuk transformasi perguruan tinggi melalui kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka adalah hak belajar 3 semester di luar prodi,” ujarnya.

Disebutkannya, hal itu dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan transformasi perguruan tinggi yang adaptif, fleksibel, membangun ekosistem layanan belajar dan networking.

Prof Ibnu memaparkan, menyiapkan SDM unggul era Revolusi Industri 4.0 ini menjadi sebuah keharusan akibat hadirnya teknologi informasi dan digital menyebabkan dunia semakin bergerak dinamis dari segi ruang dan waktu (borderless world).

Ia juga mengungkapkan, trend dunia kerja saat ini menjadi acuan dalam layanan pembelajaran untuk menyiapkan SDM unggul, profesional, dan berkarakter. Orientasi kerja, sebut Ibnu, berubah dari job finding ke entrepreneur (start up muda).

Ibnu mengingatkan, profil lulusan masa depan membutuhkan selain kemampuan bidang ilmu, perlu disiapkan dengan berbagai literasi untuk kompetensi transdisiplin.

“Tantangan SDM unggul era Revolusi Industri 4.0 ini berkaitan dengan tantangan digital yang bergerak secara eksponential,” ujarnya.

Ibnu juga menyebutkan, transformasi pendidikan tinggi bermakna adaptif fleksibel, ekosistem baru layanan belajar, sasaran utama menyiapkan SDM lulusan unggul, profesional, dan berkarakter.

Untuk itu ia meminta kampus terus berbenah di tengah tantangan yang tinggi dari Kementerian dengan melakukan sinergi, komunikasi dan sharing.

“Jangan menunggu, lakukan perubahan untuk tampilkan kampus yang unggul,” imbaunya.

Ibnu pun berharap partisipasi peserta Rakerwil untuk mengimplementasikan apa yang dibahas dalam rapat kerja itu.

Menurutnya, partisipasi peserta bukan dilihat dari kehadiran di Rakerwil. Namun, harus mengimplementasinya hasil Rakerwil dalam praktek pengelolaan kampus pada layanan pembelajaran.

“Ini dalam upaya mewujudkan kampus yang unggul,” pungkasnya.

Ketua Panitia M Doddy Simanjuntak SE MSi dalam laporannya menyebutkan Rakerwil tahun ini diikuti 110 peserta yang setiap PTS diwakili dua orang yaitu 1 pimpinan PTS dan 1 pengurus yayasan dari 55 PTS yang diundang hadir secara langsung.

Peserta tersebut terdiri dari 21 universitas, 6 institut, 20 sekolah tinggi, 4 akademi, dan 4 politeknik. Sedangkan 159 PTS hadir secara zoom virtual.

Sejumlah penyaji pada Rakerwil tersebut antara lain terdiri dari LAM-PTKes dan Dewan Eksekutif BAN-PT. Selain itu Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi Prof Ir Nizam MSc DIC PhD secara virtual, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi dan dari LAM Kependidikan dan UMSU. (Nas)


Print Friendly