Pasar Kemiri dan Tanjung Bunga Simpang Limun Kumuh, PMII Prihatin


KANALMEDAN – Elemen mahasiswa sebagai wadah penyambung lidah masyarakat prihatin atas kumuhnya pusat perekonomian masyarakat yaitu Pasar Kemiri dan Tanjung Bunga Simpang Limun Medan. Pengelolaan pasar tradisional di Kota Medan sebagai pusat perekonomian masyarakat seharusnya menjadi percontohan bagi kabupaten/kota lainnya di Sumatera Utara (Sumut).

“Pasar tradisional seharusnya dijaga dan dirawat dengan baik agar tidak kalah bersaing dengan pasar modern yang ada di wilayah sekitarnya sehingga bermanfaat bagi keseluruhan masyarakat. Pasar tradisional jangan hanya dibiarkan kumuh tanpa ada perhatian sedikitpun dari pihak Pemko Medan dalam hal ini Satpol PP, Direktur PD Pasar, pemerintah Kecamatan Medan Kota sampai den9gan Kelurahan Sudirejo I,” kata Ketua Umum Pengurus Koordinator Cabang (PKC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sumut Azlansyah Hasibuan kepada pers.di Medan, Minggu (29/11/2020).

Azlan meminta kepada Camat Medan Kota dan Lurah Sudirejo agar menyurati pihak Satpol PP dan Direktur PD Pasar Medan untuk menindak pedagang yang berjualan di atas parit dan badan jalan yang menyebabkan wilayah Kelurahan Sudirejo kumuh.

“Satpol PP bersama Dirut PD Pasar sebagai penegak Perda seharusnya mengambil tindakan tegas mengatasi permasalahan tersebut. Karena kegiatan jual beli di atas parIt dan badan jalan tersebut sudah berlangsung lama. Jangan terkesan dibiarkan begitu saja sehingga ada dugaan PD Pasar dan Satpol PP lemah terhadap hal ini,” tegas kader muda NU ini.

Kalau pasarnya kumuh, kata Azlan, dikhawatirkan nanti barang yang diperjualbelikan tidak higenis yang berakibat pada kesehatan masyarakat sekitarnya apalagi ini masih dalam situasi pandemi Covid-19. Apalagi di dalam Pasar Kemiri dan Tanjung Bunga ada UPT Puskesmas Simpang Limun (rawat jalan) yang difungsikan bagi pasien rawat jalan.

“Bagaimana pasien di sana nanti, apakah bisa kita jamin kesehatannya? Yang ada nanti justru penyakitnya tambah parah dan bisa berujung pada hilangnya nyawa pasien Puskesmas tersebut akibat kumuhnya pasar di sekitaran puskesmas tersebu. Fasilitas pendidikan juga ada di sekitar pasar kumuh itu yaitu SD Pabudhy
dimana banyak aktivitas belajar mengajar di sana yang diikuti oleh adik-adik kita,” tutur mahasiswa Pascasarjana UIN Sumut ini

Azlan juga menjelaskan, salah satu rumah ibadah di kawasan pasar tradisional tersenut seharusnya menjadi tempat bagi masyarakat untuk fokus beribadah, tetapi malah menjadi petaka karena keadaan sekitar Pasar Kemiri dan Tanjung Bunga yang kumuh.

“Kondisi pasar yang kumuh dan berantakan juga kita khawatirkan menyebabkan rumah ibadah terkesan tidak terurus. Karena masyarakat yang akan memasuki wilayah tersebut harus melewati pasar itu,” tutup salah satu pimpinan organisasi Cipayung Plus Sumut ini. (Nas)

Print Friendly