Edy Rahmayadi Sampaikan Perkembangan Covid-19 di Sumut ke Luhut
KANALMEDAN – Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi menyatakan perkembangan kasus harian Covid-19 memiliki tren penambahan kasus harian yang flat. Recovery rate (tingkat kesembuhan) juga masih flat (datar) sedangkan mortality rate (tingkat kematian) mengalami kenaikan.
Hal ini disampaikan Edy Rahmayadi secara virtual, Kamis (17/9), di Rumah Dinas Gubernur Jalan Jenderal Sudirman Nomor 41 Medan kepada Menteri Koordinator (Menko) Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo bersama gubernur dari 7 provinsi lainnya yang tercatat sebagai penyumbang terbesar Covid-19, yakni Kalimantan Selatan (Kalsel), Sulawesi Selatan (Sulsel), Papua, DKI Jakarta, Jawa Barat (Jabar), Jawa Tengah (Jateng) dan Jawa Timur (Jatim).
“Mortality rate di Sumut terdapat penambahan dari sebelumnya yakni 4 orang. Dari data kita yang meninggal ini karena faktor umur yang sudah tua Pak Luhut. Untuk data yang lainnya masih flat per harinya,” ucap Edy Rahmayadi, didampingi Sekretaris Dinas Kesehatan Sumut Aris Yudhariansyah.
Data ini juga dibenarkan Menko Marves Luhut Pandjaitan yang juga telah menerima data tersebut. Dijelaskan Luhut, berdasarkan data penambahan kasus harian, 4 provinsi yang mengalami tren peningkatan kasus harian adalah DKI Jakarta, Jabar, Sulsel dan Jateng. Sementara itu, untuk Bali dan Kalsel memiliki trend yang menurun. Sedangkan Jabar, Jatim, dan Sumut memiliki tren penambahan kasus harian yang flat.
“Terkait dengan recovery rate, ada 3 provinsi memiliki tingkat kesembuhan di bawah rata-rata nasional 71,7% yaitu Jateng 64%, Sumut 59%, dan Jabar 55%. Sementara itu, Bali meskipun memiliki recovery rate di atas nasional, namun memiliki tren yang menurun,” katanya.
Menurut Luhut, untuk mortality rate secara nasional mencapai 3,97%. Sedangkan Jatim 7,3% dan Jateng 8,1% adalah provinsi yang memiliki angka mortality rate jauh di atas rata-rata nasional. Untuk jumlah kematian absolut, DKI Jakarta dan Bali adalah dua provinsi yang perlu mendapatkan perhatian khusus, karena terjadi kenaikan jumlah kematian mingguan secara signifikan.
“Dalam 7 hari terakhir dibandingkan rata-rata mingguan bulan Agustus, jumlah kematian mingguan di DKI Jakarta naik 66%, sementara Bali naik 9% naik 2 kali lipat, meskipun secara absolut jumlah kematian di Bali masih rendah. Hal ini disebabkan karena Bed Occupancy Ratio yang tinggi di Bali,” katanya.
Luhut menginstruksikan pada seluruh gubernur untuk segera memperbaiki seluruh fasilitas yang ada di rumah sakit, serta membangun pusat karantina dengan meminimalkan karantina mandiri pada pasien yang tanpa gejala, karena dapat menularkan penyebaran di keluarga.
Selain itu, Luhut juga berpesan pada daerah yang masih terkonfirmasi tinggi untuk segera menutup tempat hiburan seperti karaoke dan pub yang disinyalir menjadi tempat penyebaran Covid-19. “Tutup saja tempat hiburan malam ini, karena lebih banyak mudaratnya dari pada manfaatnya,” ucap Luhut
Kepada Polri dan TNI serta lainnya, Luhut juga meminta untuk terus melakukan operasi yustisi pada masyarakat di seluruh daerah. Mengenai payung hukum, Luhut menyatakan akan segera selesai pada minggu ini.
Kepala BNPB Doni Monardo menyatakan dalam waktu dekat pihaknya akan menyiapkan hotel-hotel setara Bintang 3 sebagai tempat isolasi, baik yang terkonfirmasi juga yang tanpa gejala. Di awal, DKI Jakarta akan menjadi prioritas terlebih dahulu kemudian diikuti provinsi lainnya. “Saya minta gubernur untuk mengusulkan tempat hotel yang akan kita sewa baik untuk pasien juga untuk perawat,” katanya.
Selain itu Doni juga meminta pada seluruh gubernur untuk tidak mempekerjakan pegawai di kantor yang mempunyai komorbit/penyakit bawaan, akan tetapi bekerja di rumah.** (Nas)