Rapid Test Gratis di RS USU Disambut Antusias Masyarakat
KANALMEDAN – Pelaksanaan rapid test di Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara (RS USU) yang dilakukan secara drive thru atau langsung disambut antusias masyarakat Kota Medan. Kegiatan yang diselenggarakan mulai Selasa 9 Juni hingga 12 Juni 2020 mulai pukul 09.00- 12.00 WIB ini diberikan secara gratis.
“Rapid test ini merupakan partisipasi USU melalui RS USU untuk membantu masyarakat untuk mengetahui apakah terindikasi Covid-19 atau tidak. Kenapa dilakukan gratis karena memang bahwa barang habis pakai digunakan,” ujar Rektor USU Prof Dr Runtung Sitepu SH MHum di sela-sela kegiatan Rapid Test di RS USU, Selasa (9/6/2020).
Prof Runtung menyebutkan alat rapid test bukan dari USU, melainkan bantuan pihak ketiga (donatur) yang ingin membantu masyarakat.
“Banyak donator yang memberikan sumbangan baik berupa regensia, rapid test dan APD yang diserahkan tidak pernah kita lakukan komersialisasi, dan gratis kita berikan ke masyarakat,” jelas Rektor.
Bahkan rapid test yang disumbangkan cukup banyak dan USU akan mendistribusikan ke Kabupaten/kota di Sumut secara gratis.
“Saat ini kepada maysrakat kota Medan dan kita sudah membuat daftar untuk menyalurkan bantuan rapid test ini ke beberapa kabupaten/kota di Sumut, sehingga tidak terpusat di RS USU melainkan daerah juga melakukan hal yang sama,” ungkapnya.
Dikatakan Prof Runtung, saat ini ada 10 ribu rapid test yang ada di RS USU. Bantuan itu rencananya akan disalurkan secara bertahap ke kabupaten/kota dan RS USU.
Disinggung tentang swab tes, Prof Runtung mengatakan RS USU sampai sekarang masih keterbatasan reagensia sehingga hanya memproritaskan melakukan pemeriksaan sampel yang dikirim.
“Namun jika hari ini dari hasil rapid test ada yang reaktif akan ditindaklanjuti dengan swab dan tidak dipungut biaya,” tegasnya.
Namun jika hasil rapid test negative dan masyarakat membutuhkan hasilnya secara tertulis guna diperlukan untuk penerbangan atau melamar pekerjaan, Prof Runtung mengatakan hal tersebut akan dibahas dengan Direktur RS USU.
“Saya tidak bisa mengambil kesimpulan, ini kita bahas dulu dan kordinasikan, nanti marah pula Direktur RS USU dan akan kita upayakan,” sebutnya.
New Normal
Disinggung tentang new normal di USU, Prof Runtung mengatakan sudah diterapkan dalam arti terbatas yakni untuk ASN yang bukan dosen.
“50 persen-50 persen sesuai dengan surat edaran Mendikbud RI No 20 tahun 2020, bahwa 50 persen ASN masuk dari Senin-Rabu, Kamis- Jumat bekerja di rumah dan minggu berikutnya seterusnya tiga hari kerja,” katanya.
ASN yang bekerja juga dibatasi usianya maksimal 45 tahun. Di atas usia tersebut tetap bekerja di rumah. “ASN yang bekerja juga secara bergiliran agar terjaga psikal distancing,” ucapnya.
Sementara kegiatan akademik masih dilakukan secara online sampai ada intruksi dari Depdikbud dan Menpan RB.
Tentang mekanisme penerimaan mahasiswa baru, Prof Runtung mengatakan bahwa hasil rapat ketua majelis rektor perguruan tinggi di Indonesia tentang penerimaan mahasiswa baru masih meminta masukan dari Ketua Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) yang juga Rektor Universitas Airlangga Prof Dr Mohammad Nasih SE MT Ak CMA.
“Kalau kita hadirkan calon mahasiwa dengan mengumpulkan massa ini akan berbahaya, mungkin ada cara yang lain dan kemudian jika sudah penerimaan mahasiwa baru pada minggu pertama September, tentu kita akan menunggu instruksi Mendikbud dan Menpan RB kalau tetap dilakukan daring kita laksanakan, jika tidak bisa dilakukan. Seperti pratikum kita bukan sistem bergantian dan dikurangi pesertanya, jika 10 orang dibuat separuh sehingga terjaga psikal Distancing dan shifnya kita tambah, pesertanya dikurangi,” ujarnya. (Nas)