1 Pasien Corona Meninggal, Gubernur Minta Warga Sumut Tidak Panik
KANALMEDAN – Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi meminta warga Sumut tetap tidak panik, pasca seorang pasien positif corona atau COVID-19 asal Sumut meninggal dunia di RSUP Adam Malik Medan, Selasa (17/3) malam.
“Datanya sudah dikirim ke Jakarta. Sehingga yang tahu Jakarta. Kalau sudah diumumkan positif corona, ya saya minta warga tetap jangan panik,” kata Edy Rahmayadi saat diwawancara wartawan usai salat ashar di Masjid Agung Medan, Rabu (18/3).
Edy juga mengimbau agar warga tetap waspada. Tidak melakukan kontak badan dengan bersalaman.
Kemudian mengatur jarak, mengingat kita tidak mengetahui siapa yang terjangkit.
“Kemudian kalau merasa flu, pileks, sesak napas, gunakan masker dan laporkan ke tenaga medis kesehatan,” ucapnya.
Kemudian bagi yang beragama Islam, jangan lupa tetap salat dan gunakan alas. Baik itu dengan sapu tangan maupun sajadah kecil. Begitu juga dengan umat agama lainnya. Doa itu yang paling penting.
“Sosialisasikan ke masyarakat. Kita punya tempat evakuasi perawatan utama. Bagi rakyat yang merasa ada yang tidak benar pada dirinya dalam hal kesehatan, anda bisa ke sana. Ke Rumah Sakit dr GL Tobing yang ada di Tanjung Morawa,” ucapnya.
Kalau di situ terlalu jauh, maka bisa ke RS Sari Mutiara di Jalan Kapten Muslim Medan. “Laporkan kesehatan anda di sana, nanti ada yang menangani. Tidak ada rumah sakit yang menolak pengecekan. Kalau ada rumah sakit yang menolak, maka wartawan yang mengecap rumah sakit tersebut. Masak rumah sakit menolak. Ini kan darurat,” ujarnya.
Kata Gubernur, berdasarkan UU Kesehatan, RS yang menolak ini bisa dikenakan pidana 1 tahun.
Posko Evakuasi Utama
Sementara itu, usai menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) bersama dengan seluruh pihak rumah sakit se-Sumut dan menginstruksikan penyediaan ruangan isolasi, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi bergerak cepat melakukan peninjauan pada dua rumah sakit (RS) yang disiapkan sebagai pusat cadangan evakuasi pasien suspect virus corona (Covid-19), Rabu (18/3).
Kedua rumah sakit tersebut adalah Rumah Sakit GL Tobing/Medical Tembakau Deli PTP Nusantara II Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang sebagai lokasi evakuasi utama dan Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Jalan Kapten Muslim Medan sebagai evakuasi cadangan dan pos penerimaan laporan masyarakat. Turut hadir mendampingi Gubernur yakni Ketua Satgas Covid-19 Riadil Akhir Lubis beserta anggota tim.
Kedatangan Gubernur di RS GL Tobing disambut Dirut PTPN II Iswan Achir, Kepala Rumah Sakit GL Tobing/Medical Tembakau Deli PTPN II Novi Fitriani dan Bupati Deli Serdang Ashari Tambunan beserta jajaran.
“Kita menyiapkan satu tempat evakuasi utama di rumah sakit ini. Jadi seluruhnya baik yang dalam pantauan atau sudah terjangkit kita siapkan di sini. Difokuskan di sini, sehingga seminimal mungkin penyebaran virus ini bisa ditekan,” jelas Edy Rahmayadi usai meninjau seluruh sarana dan prasarana di Rumah Sakit GL Tobing/Medical Tembakau Deli PTPN II.
Untuk pasien yang sedang dirawat di RS GL Tobing akan dipindahkan dan dilakukan pengosongan untuk mempersiapkan penanganan COVID-19. “Beberapa tim Satgas akan bertugas di sini. Segala kelengkapan akan dibantu dari rumah sakit lainnya baik berupa tempat tidur, tenda dan lainnya,” jelas Edy.
Selanjutnya, Edy melakukan peninjauan ke lokasi evakuasi cadangan dan pos penerimaan laporan masyarakat di Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Jalan Kapten Muslim Medan. Bersama Ketua Satgas Covid-19 Riadil Akhir Lubis beserta anggota tim dan Plt Wali Kota Medan Akhyar Nasution, Edy disambut Pemilik RS Sari Mutiara Parlindungan Purba dan beberapa pihak rumah sakit swasta di Medan.
“Tempat evakuasi cadangan kita lakukan di sini. Rakyat yang merasa ada tanda-tanda Covid-19, melapor ke RS terdekat atau langsung ke RS Sari Mutiara. Nanti akan diperiksan dan disalurkan ke tempat evakuasi utama. Semua SDM bidang kesehatan sudah siap, mudah-mudahan rakyat kita bisa dicegah dari hal yang tidak diinginkan,” tutur Edy.
Lebih lanjut, Edy juga menyampaikan imbauan kepada seluruh RS agar tidak ada yang menolak masyarakat Sumut yang melapor. Jika RS sudah tidak dapat menampung, diminta untuk mengarahkan dan melaporkan ke lokasi evakuasi baik utama maupun cadangan. “Mulai hari ini evakuasi utama dan cadangan sudah dipersiapkan dan mulai bertugas,” katanya.
Lokasi evakuasi cadangan akan diisi oleh SDM dari rumah sakit-rumah sakit swasta dan akan dikawal oleh petugas keamanan. (Nas)