Setahun Pimpin Batu Bara, Bupati Zahir Sudah Tunjukkan Prestasi

Ketua TBUPP Batu Bara Syaiful Syafri

KANALMEDAN – Setahun memimpin Kabupaten Batu Bara, Bupati Ir H Zahir MAP telah menunjukkan prestasinya.  Pertama, Zahir yang dilantik menjadi bupati Batu Bara pada 27 Desember 2018, mampu memangkas angka kemiskinan sebanyak 11.200 dari 51.000 angka kemiskinan yang tercatat dalam kurun setahun belakangan ini.

“Dan sebanyak  2.282 di antara 11.200 yang lepas dari angka kemiskinan itu telah diwisuda melepaskan diri dari status kemiskinan. Mereka tidak mau lagi menerima bantuan PKH (Program Keluarga Harapan) atau bantuan lain dari pemerintah daerah. Itu karena mereka sudah punya pekerjaan, punya usaha ekonomi kreatif dan mampu membiaya keluarga,” kata Ketua Tim Bupati Untuk Percepatan Pembangunan (TBUPP) Batu Bara, Drs H Syaiful Syafri MM, dalam perbincangan di Medan, Jumat (10/1).

Prestasi kedua, kata Syaiful, Bupati Zahir telah meletakkan fondasi menjadikan situs sejarah peninggalan Jepang di Perupuk menjadi Kampung Jepang. Kemudian, sejarah lahirnya songket Batu Bara kini telah ditetapkan menjadi Kampung Songket.

Lalu Zahir mengumpulkan kepingan-kepingan peninggalan sejarah peradaban 9 Kedatuan seperti hamparan meja dan kursi, pisau, pedang, dan duit untuk melengkapi khazanah Museum Daerah Batu Bara yang baru didirikan dan diresmikan. Batu Bara pun menjadi pemerintah daerah ke-4 dari 33 kabupaten/kota Sumut yang memiliki Museum Daerah.    

“Zahir juga mendirikan etnobotani atau kebun raya. Ini kebun raya nomor dua terbesar di Indonesia,” kata mantan Pejabat Bupati Batu Bara ini.

Syaiful mengatakan, Batu Bara adalah daerah potensi dolar. Salah satunya karena Batu Bara memiliki pelabuhan internasional. Dengan status pelabuhan internasional itu, sudah delapan kapal pesiar mendarat di Pelabuhan Kuala Tanjung, Batu Bara.

“Sayangnya, para pelancong yang ada di kapal pesiar tak bisa turun, dengan alasan mereka makan di mana, tranportasi di darat pakai apa. Lalu aspek keamanan bagaimana. Maka tugas berat Zahir saat ini adalah menyiapkan rumah makan standar internasional dan menyiapkan kendaraan yang bisa memobilisasi para turis asing. Juga menyiapkan juru-juru bicara atau guide (pemandu) tentang sejarah Batu Bara. Sistem kaeamanan yang terbuka maupun tertutup harus disiapkan,” kata mantan Kadis Sosial dan Kadis Pendidikan Sumut itu.

Tantangan berat yang dihadapi Bupati Zahir, kata Syaiful, adalah menyiapkan masyarakat Batu Bara yang punya kesadaran untuk membangun hospitability, yakni masyarakat yang ramah dan mampu menjadi pelayan dengan baik dan maksimal terhadap para turis. Selain itu, isu-isu rasis yang selama ini kerap berkembang di masyarakat Batu Bara harus ditinggalkan.  

Syaiful kemudian berharap kepada putra-putri Batu Bara di manapun berada untuk pulang kampung melakukan “Marsipature Hutana Be” atau membangun kampung halaman masing-masing.

“Kita mengimbau masyarakat Batu Bara jangan lagi keluarkan bahasa-bahasa sumbang yang tidak pantas. Sebab yang melaksanakan dan para pemikir pembangunan Batu Bara itu sekarang adalah orang-orang profesional dan berpandangan jauh ke depan,” tandas Syaiful. (Nas)

x

Print Friendly