Suharso Monoarfa Minta Kader PPP Berpolitik dengan Hati


Ketua DPW PPP Sumut H Yulizar Parlagutan Lubis, didampingi Sekretaris Jafaruddin Harahap, Ketua Panitia H Usman Effendi Sitorus MSP, dan unsur panitia Mursal Harahap MKomI menyematkan pin Rapimwil IV PPP Sumut kepada Plt Ketum DPP PPP Suharso Monoarfa (kedua kanan) seusai pembukaan  Rapimwil IV, di Hotel Santika Dyandra Medan, Sabtu (21/12).

KANALMEDAN – Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa meminta seluruh kader PPP baik yang duduk di kursi legislatif atau tidak agar berpolitik dengan hati.

“”Orang yang berpolitik dengan hati, pasti akan membangun bangsa dengan hati, dan bekerja dengan hati. Kepentingan yang diperjuangkan lebih besar dan lebih panjang kegunaannya,” kata Suharso saat menyampaikan pidato pembukaan Rapat Pimpinan Wilah (Rapimwil) IV dan Sekolah Politik Anggota DPRD PPP se-Sumatera Utara (Sumut) di Hotel Santika Dyandra Medan, Sabtu (21/12).

Hadir dalam acara itu, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, Plt Wali Kota Medan Akhyar Nasution, Bupati Serdang Bedagai (Sergai) Soekirman, Ketua DPW PPP Sumut Drs H Yulizar Parlagutan Lubis M Psi, Sekretaris Jafaruddin Harahap SPd MSi, Ketua Panitia H Usman Effendi Sitorus MSP, para pimpinan cabang (PC) PPP dan anggota DPRD PPP se-Sumut.

Suharso Monoarfa yang juga Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas RI mengungkapkan, bagi yang berpolitik dengan hati, niscaya dia mampu menunjukkan bahwa politik itu baik, benar, suci dan tulus serta tanpa mengenal transaksi. Jika tanpa menggunakan hati, politik akan menjadi mahal dari sisi nilai dan murah dari sisi ongkos. Sebaliknya jika tanpa hati, murah dari sisi nilai dan mahal dari sisi ingkos.

“Orang yang berpolitik dengan hati, pasti akan membangun bangsa dengan hati, bekerja dengan hari, kepentingan yang diperjuangkan lebih besar dan lebih panjang kegunaannya,” tandasnya di depan kader PPP se-Sumut.

Ditegaskannya, seseorang yang berpolitik dengan hati tidak ada kaitannya apakah pintar atau tidak. “Yang pasti, yang tidak berpolitik dengan hati takkan ada nilainya. Warga hanya akan memilihnya berdasarkan bayaran. Berbeda jika dengan hati, orang memilihnya karena cinta dan mempercayai kefigurannya,” kata Suharso.

Suharso mencontohkan pemimpin-pemimpin PPP sebelumnya yang namanya menjadi catatan sejarah penting dalam perpolitikan di Indonesia. Misalnya, Buya Ismail Hasan Metarium yang pertama kali mencetuskan kata reformasi. Lalu, Hamzah Haz yang dikenal sebagai Ayatollah (pakar) penyusunan APBN Indonesia.

“Kita ingin orang-orang seperti Buya Ismail Hasan Metarium dan Hamzah Haz tetap ada di PPP. Kuncinya, ayo berpolitik dengan hati,” ajaknya.

Sebelumnya, Ketua DPW PPP Sumut Yulizar Parlagutan Lubis (Puli) menyatakan, pihaknya akan melakukan bersih-bersih di partai agar persoalan yang muncul, baik akibat dari luar maupun dari dalam organisasi bisa diselesaikan.

Yulizar mengatakan, sekolah politik partai didirikan untuk memberikan pemahaman kepada para anggota dewan tentang tupoksinya bagi masyarakat dan partai.

“Sekolah politik ini kami buat, agar jangan ada anggota dewan yang tidak mampu memberi warna. Karena itu kami terus bergerak,” ucapnya. (Nas)

Print Friendly