USU Sosialisasikan Perubahan SNMPTN dan UTBK-SBMPTN

KANALMEDAN – Universitas Sumatera Utara (USU) menyosialisasikan serta mempromosikan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan Ujian Tulis Berbasis Komputer Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi (UTBK-SBMPTN) kepada 80 SMA/SMK sederajat di Kota Medan. Pasalnya banyak aturan dan persyaratan tahun ini berubah.

Sosialisasi dan promosi SNMPTN dan UTBK-SBMPTN yang dipandu Kepala Kantor Humas, Promosi dan Protokoler USU, Elvi Sumanti ST M Hum menghadirkan pembicara Wakil Rektor I USU Prof Dr Ir Rosmayati MS, Staf Ahli Rektor USU Dr Rulianda Purnomo Wibowo SP MEc, Kepala Pusat Sistem Informasi USU M Anggia Muchtar ST MMIT, di Auditorium USU, Sabtu (14/12).

Selain itu hadir juga Kepala Biro Akademik USU Yasin Ginting SE, Kacabdis Pendidikan Medan Selatan Drs R Zuhri Bintang ST MMIT, para kepala sekolah, guru BP dan operator sekolah.

Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof Dr Ir Rosmayati MS mengatakan, ada tiga jalur masuk PTN yakni SNMPTN, SBMPTN dan Mandiri.

Disebutkannya USU melakukan sosialisasi SNMPTN dan UTBK- SBMPTN, karena ada perubahan yang dilakukan Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT).

“Terjadi perubahan yang harus diketahui sekolah dan siswa. Karena itu syarat untuk masuk PTN. Kalau salah, tentu bisa tidak terdaftar di dua jalur masuk PTN, itu adalah bagian terpenting, ” jelasnya.

Prof Rosmayati menyebutkan perubahan tersebut salah satunya perangkingan siswa yang dilakukan oleh sekolah sendiri.”Walau berubah, tapi penentu perangkingan dipandu oleh LTMPT,” ungkapnya.

Selain itu, UTBK hanya bisa dilakukan satu kali untuk satu siswa.  Hal ini berbeda dengan tahun sebelumnya yang diperbolehkan dua kali ikut ujian.

“SNMPTN sesuai dengan nilai yang baik dari 5 pelajaran, harus berusaha sekerasnya untuk belajar menguasai mata pelajaran. Kepala sekolah berhati-hati waktu menjelaskan ke siswa terutama mengisi data-datanya secara online untuk mendaftarkan di SNMPTN dan SBMPTN. Sekolah juga harus ada akunnya,” kata Prof Rosmayati seraya menambahkan sosialisasi ini tidak hanya mengundang sekolah, tetapi juga menghadirkan operator sekolah dan bimbingan sekolah serta siswa.

7.000 Mahasiswa

Pada kesempatan itu Prof Rosmayati mengatakan tahun 2020, USU menerima mahasiswa baru untuk S1 sekitar 7.000,  sedangkan untuk D3 menerima 1.500.

“Untuk SNMPTN dan SBMPTN paling banyak hanya menerima 70% dari Rp7.000,  30% -ya itu melalui jalur Mandiri, ” kata Prof Rosmayati.

“Mandiri yang dikelola sendiri, tapi SPP pasti berbeda. Oleh karenanya bekerja keraslah untuk masuk melalui SNMPTN dan SBMPTN. Harus hati-hati, karena persaingan bebas. Ketentuan kelulisan berdasarkan nilai  ujian berbasis komputer. Nilai terendah tahun lalu 500. Kedokteran paling rendah 700. Hati2 dalam memilih jurusan. Disesuaikan dengan nilai ujian kita. Mana yang tertinggi itulah yang dipilih jurusannya,” saran Prof Rosmayati.

Staf Ahli Rektor USU Bidang Akademik Dr Rulianda Purnomo Wibowo SP MEc dalam pemaparannya mengatakan, sangat vital jika salah mengisi data Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS).

“Jadi, harus hati-hati dalam mengisi PDSS. Akun PDSS dan akun LTMPT berbeda. Jadi, nanti di sekolah dilihat dan perhatikan lagi, ” jelasnya.

Dia menyebutkan untuk bis mengikuti SNMPTN, syaratnya harus punya nomor pokok sekolah nasional.

“Tahun lalu masih ada sekolah yang menanyakan, bagaimana bisa mendapatkan nomor pokok sekolah nasional kepada kami. Padahal itu mestinya ditanyakan ke Kemendikbud,” katanya.

Di samping itu, lanjutnya, akreditasi sekolah juga penting.  Bagi sekolah yang telah akreditasi A berhak 40 persen mendaftarkan siswanya ikut SNMPTN, akreditasi B sebanyak 25 persen,  akreditasi C dan lainnya hanya 5 persen. 

“Mengisi PDSS harus benar. Soalnya ada beberapa prodi yang butuh persyaratan khusus. Misalnya kedokteran, tidak boleh buta warna,” ungkapnya. (Nas)

Print Friendly