Mahasiswa Psikologi UMA Harus Siap Mengikuti Perubahan
KANALMEDAN – Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) dan Umum PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) I M Hamied Wijaya mengingatkan mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Medan Area (UMA) agar siap mengikuti perubahan. Sebab perubahan merupakan suatu keharusan.
“Perubahan itu suatu keharusan. Profesi atau dunia apapun yang anda geluti harus siap mengikuti perubahan. Tinggalkan cara-cara lama, ikuti cara-cara baru sesuai dengan tren sekarang, yaitu digitalisasi,” kata Hamied saat menyampaikan kuliah umum di depan ratusan mahasiswa Fakultas Psikologi UMA, di Convention Hall VII Gedung Perpustakaan UMA, Jalan Kolam Medan Estate, Kamis (24/10).
Kuliah umum bertema “Mengelola Organisasi di Era Industri 4.0” itu juga berbicara Ketua Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi (APIO) Wilayah Sumut Vieda Havantri MPSi, Psikolog. Hadir dalam acara itu Kepala Bagian Psikologi Industri dan Organisasi (Kabag PIO) Fakultas Psikologi UMA Farida Hanum Siregar dan para dosen.
Hamid meminta mahasiswa membekali diri dengan soft skill dan hard skill. Menurutnya, mahasiswa harus paham teknologi. Kemudian harus mampu “menjual diri” dengan memanfaatkan media sosial (medsos) yang ada. Tentu medosnya harus dikelola secara bermutu.
“Selain itu, mahasiswa harus menguasai bahasa dan kiat-kiat bermkomunikasi yang baik. Karena di masa depan, tantangan semakin berat akibat persaingan yang semakin tajam. Karena itu, hard skill harus selalu di-update dengan perkembangan-perkembangan terbaru,” tandasnya.
Sementara itu, Vieda Havantri dalam kuliah umumnya mengajak mahasiswa UMA untuk belajar dari organisasi (perusahaan) yang pernah besar namun saat ini mengalami kebangkrutan. Dia mengambil contoh Nokia, produsen telepon pertama dan terbesar yang berhasil meluncurkan banyak ponsel di eranya. Tapi perusahaan asal Finlandia itu akhirnya bangkrut karena tidak mau mengembangkan diri dengan cepat ke android.
Begitu juga Myspace, sebuah situs jejaring sosial yang berpusat di Beverly Hills, California, yang pernah sangat berjaya di masa itu, akhirnya kalah bersaing dengan Yotube dan Instagram. Kemudian, kata dosen LPP Agro Nusantara ini, perusahaan elektronik asal Jepang, Panasonic, juga pernah mengalami masa kejayaan, tapi akhirnya bangkrut karena kalah bersaing dengan produk Tiongkok.
“Kegagalan terbesar Nokia, Myspace dan Panasonic adalah keengganan untuk menerima perubahan drastis,” kata alumni S1 Psikologi UMA dan S2 Psikologi UGM Yogyakarta ini seraya meminta mahasiswa yang merupakan juniornya agar tidak berpuas diri dengan yang dicapai hari ini, tapi harus terus mengembangkan dan mengupdatenya sesuai dengan era industry 4.0.
Sebelumnya, Kabag PIO Fakultas Psikologi UMA Farida Hanum Siregar melaporkan, kuliah umum yang menghadirkan dua narasumber ini diikuti mahasiswa Psikologi UMA yang tengah menyelesaikan tugas akhir.
“Kuliah umum ini merupakan pembelajaran psikologi industri dan organisasi. Dengan kuliah umum ini, kami harapkan lulusan Psikologi UMA nantinya siap bersaing di era industry 4.0,” kata Farida. (Nas)