Rektor Pasang 3 Harga Mati untuk UINSU Juara

Rektor UINSU Prof Dr KH Saidurrahman MAg didampingi Kepala Biro AUPK Dr H Tohar Bayoangin, MAg saat diwawancarai wartawan, Selasa (15/10).

KANALMEDAN – Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) bekerja keras untuk mencapai prestasi terbaik dengan memasang tiga harga mati, yaitu akreditasi menuju A (unggul), program digitalisasi yang harus tuntas tahun 2020, dan pembuktian internasionalisasi.

“Jika tiga harga mati ini berhasil diwujudkan pada tahun 2020, maka pada tahun 2020-2024 UINSU akan menjadi benar-benar Juara  atau Maju, Unggul, Jaya dan Sejahtera,” kata Rektor UINSU Prof Dr KH Saidurrahman MAg pada pada pertemuannya bersama media dalam menyongsong Dies Natalis ke-46  UINSU (dahulu IAINSU) dan refleksi tiga tahun (2016-2019) Menuju UINSU Juara, di kampus II, Jalan Willem Iskandar Medan Estate, Selasa (15/10).

Turut dalam pertemuan itu, para wakil rektor, kepala lembaga, dan dekan di lingkungan UINSU, serta Kasubag Humas UINSU Yunny Salma Nasution MM. Pertemuan dipandu Kepala Biro Administrasi Umun Perencanaan Keuangan (AUPK) Dr H Tohar Bayoangin, MAg.

Rektor menuturkan, pada 19 November 2019 ini UINSU (dahulu IAIN) genap berusia 46 tahun. Dalam rentang waktu itu, terlebih dalam tiga tahun belakangan ini, banyak hal yang telah dicapai UINSU. Di antaranya, keberhasilan UINSU meningkatkan akreditasi institusi dari peringkat C menjadi B atau Baik Sekali.

“Pada beberapa tahun mendatang, UINSU terus bekerja keras untuk reakreditasi untuk memperoleh akreditasi A atau unggul,” ujarnya.

Selain itu, prestasi yang membanggakan telah digoreskan oleh mahasiswa. Hal ini ditunjukkan dengan capaian prestasi di tingkat nasional dan internasional. Seperti, juara I pada Musabaqah Tahfidz Qur’an Se-Asia Fasifik di Jakarta, menjuarai kompetensi Fotografi se-Asean di Penang Malaysia, sebagai Juara III dalam ajang Seoul International Invantion Fair 2018 di Korea dengan penemuan obat diabetes berbahan buncis, meraih medali perak di ajang Thailand Investor’s Day 2019 yang diikuti lebih dari 29 negara di dunia.

Dalam peningkatan sarana dan prasarana seperti gedung kuliah dan laboratorium, kata rektor, UINSU berhasil mewujudkannya. Ini menunjukkan tingginya kepercayaan dunia internasional terhadap UINSU.

“Realisasi pembangunan 7 gedung IDB di Tuntungan yang diharapkan pada 2020 sudah bisa digunakan,” ujarnya.

Sedangkan dari dalam negeri, kata rektor, UINSU dipercaya untuk menerima bantuan sarana-prasaran berupa pembangunan gedung Fakultas Ilmu Sosial 4 lantai, Realisasi SBSN I dalam bentuk gedung Kuliah bersama enam tingkat seharga Rp45 miliar dan saat ini sedang dalam proses penyelesaian.

Selanjutnya gedung kuliah yang bersumber dari SBSN tahap II dalam bentuk gedung kuliah tiga tingkat seharga Rp40 miliar.

Pada kesempatan itu rektor menyebutkan keberhasilan UINSU menjadikan ekonomi Islam sebagai keunggulan bukan saja terlihat dari akreditasi Prodi Ekonomi Islam yang berhasil meraih A, juga pengakuan yang diberikan oleh Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI).

“UINSU telah mendapatkan dua penghargaan dari IAEI Pusat yaitu sebagai Kampus Ekonomi Islam Terdepan,” ujarnya.

Bahkan, Rektor UINSU TGS (Tuan Guru Sumatera) Prof Saidurrahman MAg menerima piagam penghargaan sebagai Tokoh Pendidikan Ekonomi Islam Pengembangan Bea Siswa Zakat pada penghargaan IAEI Award tahun 2019 di Jakarta.

Disebutkannya, pengembangan praktik ekonomi Islam, UINSU telah menjadi rujukan dalam penerapan bea siswa zakat terhadap mahasiswa yang tidak mampu. Dalam waktu dua tahun, UINSU berhasil mengumpulkan dana zakat sebesar Rp. 3 Miliar dan membantu lebih kurang 1500 mahasiswa miskin dan tidak mampu.

“Saat ini UINSU juga mengembangkan dana wakaf sebagai sumber dana abadi umat dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia UINSU. Di sini berlaku kaedah, diharamkan mahasiswa berhenti kuliah hanya karena tidak mampu,” tegas rektor.

UINSU juga telah mencapai dua Rekor MURI yang sesungguhnya terjemahan dari kepedulian UINSU untuk menciptakan lulusan yang berkarakter, berintegritas, beriman dan berakhlak mulia.

Adapun dua rekor MURI tersebut dalam bidang Khatam Al-Qur’an oleh Mahasiswa Terbanyak pada 29 Agustus 2018, dan Mahasiswa Pewakif Terbanyak pada 2 September 2019. Kedua penghargaan itu diserahkan pada acara Pengenalan Budaya Akademik Kampus. (Nas)

Print Friendly