Rektor Harapkan Lulusan Unimed Jadi SDM Unggul
KANALMEDAN – Rektor Universitas Negeri Medan (Unimed) Prof Dr Syawal Gultom MPd mengharapkan seluruh lulusan Unimed menjadi sumber daya manusia (SDM) unggul untuk Indonesia maju. Sebab, kemajuan dimulai dari keunggulan SDM yang diletakkan pada paradigma kreativitas, dan paradigma invency (temuan).
“Jadi invency itu hanya boleh dilakukan oleh manusia. Menemukan sesuatu yang memiliki nilai tambah itu tidak ada yang bisa melakukan kecuali manusia,” kata Syawal dalam pidatonya pada wisuda 1.742 lulusan Unimed, Selasa (20/8) di Gedung Serbaguna PTN itu, Jalan Willem Iskandar Medan Estate.
Adapun 1.742 lulusan yang diwisuda hingga Rabu (21/8) itu, terdiri dari 235 orang dari Fakultas Ilmu Sosial (FIS), 172 orang Fakultas Teknik, 400 orang FMIPA, 202 orang Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), 234 orang Fakultas Ekonomi (FE), 115 Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK), 221 Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), dan 163 orang Program Pascasarjana (PPs).
Untuk mespon SDM unggul Indonesia itu, kata rektor, Unimed langsung mengubah atau menginovasi kurikulum atau konten. Sekarang ini di Unimed ini ada teknological knowledge (pengetahuan teknologis), content knowledge (pengetahuan konten), dan pedigogical knowledge (pengetahuan pedigogis). Ketiga hal ini harus diintegrasikan dalam diri mahasiswa Unimed.
“Ketiganya harus berinteraksi misalnya teknological knowledge dengan content knowledge ada namanya teknological konten knowledge. Dulu kalau kita mengajarkan konten fisika, kimia, biologi, itukan teknologinya tidak disampaikan, tapi sekarang kalau kita ingin bicara tentang matematika tanpa menguasai teknologi di bidang matematika, maka saya tidak bisa lagi lepas dari konteks teknologinya. Sebab ada teknologi yang dipengaruhi oleh matematika dan begitu juga sebaliknya matimatika dipengaruhi oleh matematika. Jadi ketiga hal itu sangat penting dalam menciptakan SDM Unggul,” katanya.
Lebih lanjut dikatakannya, Unimed menempuh berbagai cara menginovasi pembelajaran yaitu harus memadukan konvensional atau tatap muka dengan online learning.
“Sekarang semua mata kuliah di semua prodi disiapkan dengan blendid learning (pembelajaran yang luar biasa). Sebab blendid learning ini pilarnya itu yang pertama adalah soal motivasi mahasiswa, kapasitas dan learning mahasiswa,” kata Syawal.
Namun diingatkannya, berapa pun mahasiswanya diubah tetapi jika dosennya tidak diubah tidak akan ada gunanya. Makanya agar maksimal, dosennya juga harus diubah dengan menginovasi pembelajaran. “Artinya, semua saling berkaitan. Sehingga inovasi sangat penting,” tandasnya.
Di antara ribuan lulusan yang diwisuda, ada lulusan 9 lulusan yang memperoleh indeks prestasi kumulatif (IPK) tertinggi. Yakni Satria Kris Ratna Waruwu (S2 Administrasi Pendidikan) dengan IPK 3,88, MS Sunarya (S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar) IPK 3,90, Irma Yunita (S1 Pendidikan Bahasa Inggris) IPK 3,94, Muhamad Alif Ichsan (S1 Pendidikan Sejarah) IPK 3,92.
Kemudian Anita Meiska Putri (S1 Bingual Pendidikan Biologi) IPK 3,91, Deomesta Oscar Daeli (S1 Pendidikan Teknik Mesin) IPK 3,73, Ismail Syahputra Gultom (D III Teknik Mesin) IPK 3,52, Hiras Valentinus Manurung (S1 Pendidikan Kepelatihan Olahraga) IPK 3,92, dan Emily Ricardh Berampu (S1 Pendidikan EKonomi) IPK 3,97. (Nas)