Bina Santri Wisuda Santri TKA, MI dan Tahfiz Alquran


Pembina Yayasan Perguruan Bina Santri Drs H Sotar Nasution MHB, pimpinan Perguruan Bina Santri Dra Hj Latifah Batubara dan para guru diabadikan bersama santri Tahfiz Alquran yang baru diwisuda.   

KANALMEDAN – Perguruan Bina Santri mewisuda santri Taman Kanak-Kanak Alquran (TKA), Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Tahfiz Alquran, di lapangan perguruan tersebut, Jalan Pasar III No 80 Medan, Sabtu (29/6). Wisuda dipimpin Pembina Yayasan Perguruan Bina Santri Drs H Sotar Nasution MHB dan pimpinan Perguruan Bina Santri Dra Hj Latifah Batubara.

“Wisuda kali ini berbeda dengan tahun lalu. Jika pada tahun lalu hanya santri TKA yang diwisuda, pada tahun ini turut diwisuda lulusan angakatan pertama Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan santri Tahfiz Alquran satu hingga lima juz,” kata Sotar Nasution kepada wartawan seusai acara wisuda.

Sotar menyatakan terharu atas semangat para santri menghafal Alquran. Pasalnya, sejumlah santri kelas I dan II MI sudah mampu menghafal Alquran hingga dua juz. Sedangkan santri tingkat Madrasah Tsanawiyah (MTs) rata-rata lima juz. Sementara santri TKA sudah hafal ayat-ayat pendek dan doa-doa harian.

Santri TKA Bina Santri yang diwisuda diabadikan bersama Pembina Yayasan Perguruan Bina Santri Drs H Sotar Nasution MHB, pimpinan Perguruan Bina Santri Dra Hj Latifah Batubara dan para guru.   

“Ada 40 orang santri Tahfiz Quran tingkat MI dan MTs serta 42 santri TKA yang diwisuda tahun ini,” tutur Sotar yang juga Ketua Pimpinan Wilayah Dewan Masjid Indonesia (DMI) Sumut.

Dijelaskannya, khusus untuk santri tingkat MTs, kata Sotar, diwajibkan mondok di pemondokan yang disediakan Bina Santri. Karena disamping mengikuti kurikulum yang ditetapkan Kemenag, mereka juga merupakan penghafal Alquran.

Dalam pidatonya di depan santri dan orangtua santri, Sotar Nasution, mengingatkan orangtua santri jika anaknya khususnya tingkat TKA dan MI tidak melanjutkan pendikan di lingkungan Bina Santri agar terus mengawalnya agar hafalan yang didapat di Bina Santri tidak hilang.

“Kita khawatir, jika anak-anak tidak melanjutkan pendidikan di sekolah yang tidak berbasis agama Islam, hafalan ayat pendek, doa-doa harian bagi tingkat TKA dan hafalan Alquran bagi tingkat MI yang mereka dapatkan di Bina Santri akan hilang. Jadi orangtua perlu mempertimbangkan hal ini saat memilih sekolah lanjutan bagi putra-putrinya,” kata Sotar.   

Pantauan wartawan, wisuda kali ini berlangsung meriah. Selain pembacaan Asmaul Husna oleh santri Tahfiz Alquran, juga ada pertunjukan budaya dan kesenian nusantara, di antaranya tarian Batak, Mandailing, Aceh, Melayu, dan Minang.

“Penampilan kesenian nusantara ini untuk membentuk karakter mereka mencinta khasanah budaya bangsa. Selain mereka dibina cinta agama dan Alquran, mereka juga ditanamkan cinta budaya nusantara,” kata Sotar. (Nas)

Print Friendly