Indonesia Pengirim Pekerja Migran Terbesar di ASEAN


Direktur Kerjasama Luar Negeri BNP2TKI Freddy Martin Panggabean (kiri) didampingi narasumber lainnya saat berbicara pada Konsultasi Publik “Isu Pekerja Migran Indonesia” di aula Peradilan Semu Fakultas Hukum USU, Senin (22/4).

KANALMEDAN – Berdasarkan data Direktorat Pelindungan Warga Negara Indonesia-Badan Hukum Indonesia (PWNI-BHI) Kementerian Luar Negeri RI, Indonesia merupakan salah satu negara pengirim pekerja migran terbesar di ASEAN. Pada 2017 misalnya, jumlah Pekerja Migran Indonesia (PMI) di ASEAN sebesar 1.490.768 jiwa, mayoritas bekerja pada sektor informal atau domestik.

Hal itu diungkapkan Direktur Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN Kemlu RI, Riaz JP Saehu, pada acara Konsultasi Publik “Perlindungan dan Pemajuan Hak-hak Pekerja Migran di Kawasan ASEAN” yang digelar Kemenlu Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN bekerjasama Pusat Studi ASEAN Universitas Sumatera Utara (USU) Medan, di aula Peradilan Semu Fakultas Hukum USU, Senin (22/4).

“Data BNP2TKl mencatat, pada tahun 2017 sebanyak 17.106 pekerja berasal dari Sumatera Utara. Total PMI dan Provinsi Sumut pada periode 2011-2017 sebesar 97.556 pekerja, sebagian besar bekerja di Malaysia,” kata Riaz.

Konsultasi Publik yang digelar di Medan selama dua hari (22-23 April) ini, kata Riz, guna meningkatkan awareness mengenai perlindungan dan pemajuan Pekerja Migran Indonesia atau PMI. “Konsultasi publik ditujukan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat dalam mewujudkan masyarakat sosial budaya ASEAN yang memperhatikan pelindungan dan pemajuan hak PMI di kawasan Asia Tenggara,” tambah Riaz Saehu.

Dalam kesempatan itu, Direktur Kerjasama Luar Negeri Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Freddy Martin Panggabean mengungkapkan, Sumut merupakan salah satu provinsi di Indonesia pengirim PMI terbesar di Indonesia.

“Pada kurun 2011-2018, Sumut mengirim 115.459 orang PMI, terbesar ke Malaysia sebanyak 109.454 pekerja,” kata Freddy.

Diakuinya, ada tren peningkatan PMI dari tahun ke tahun. Pada 2018, misalnya, jumlah PMI yang berangkat dari Sumut sebanyak 17.903 orang, dan 17.650 orang di antaranya ke Malaysia. Sedangkan ke ke Singapura hanya 23 orang, dan Taiwan 32 orang.

“Namun, ada 20 negara tujuan PMI yang berangkat dari Sumut. Daerah terbanyak mengirim PMI  dari Sumut adalah Kota Medan, Deli Serdang, Langkat, Simalungun, Asahan, Serdang Bedagai,  dan Batubara,” ungkap Freddy.

Freddy kemudian menyarankan kepada calon PMI agar tidak bermasalah di kemudian hari. Pertama, calon PMI harus benar-benar memahami negara tujuan. Kemudian, harus siap secara psikologi dan mengikuti prosedur yang berlaku.

“Secara normal posedur, untuk jadi PMI harus ditempuh tiga bulan. Tapi banyak calon PMI, baru mendaftar, pekan depan kepingin berangkat. Yang pasti, jangan percaya pada orang yang mengaku bisa memberangkatkan dalam waktu cepat,” kata Freddy.

Turut berbicara pada konsultasi publik pada hari pertama, Wakil ASEAN Intergovernmental Commission on Human Rights (AICHR) Yuyun Wahyuningrum, Kepala Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Medan Muhammad Ali, dan Kepala Pusat Studi ASEAN USU Dr Jelly Leviza SH MH. Diskusi publik dibuka Rektor USU Medan Prof Dr Runtung Sitepu SH MHum dan dihadiri civitas akademika dan ratusan mahasiswa USU.

Sedangkan diskusi publik hari kedua diisi dengan sosialisasi publik mengenai kerja sama ASEAN kepada ratusan siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) di Medan dengan tema “ASEAN Goes to School’. Kegiatan hari kedua diakhiri dengan kunjungan ke BBPLK di Medan guna melihat secara langsung pemberian pelatihan kepada PMI. (Nas)

Print Friendly