Menkes Apresiasi Semangat Sumut Lakukan Peningkatan Kesehatan
KANAMEDAN – Menteri Kesehatan (Menkes) Republik Indonesia, Prof. Dr. dr. Nila Djuwita Faried Anfasa Moeloek, SpM, memberi apresiasi terhadap semangat Pemerintah Provinsi Sumatera Utara untuk melakukan peningkatan kesehatan di Sumut.
“Saya pribadi memberi apresiasi kepada Pemprov Sumut atas pembangunan kesehatan di Sumut untuk meningkatkan kesehatan masyarakat,” katanya saat menyampaikan kata sambutan pada acara Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda) Provinsi Sumatera Utara, di Hotel Grand Mercure Medan Angkasa, Selasa (26/3).
Menurut Menkes, peningkatan kesehatan dapat dilakukan dengan mulai melakukan pembenahan rumah sakit yakni Rumah Sakit Haji Medan, sebab RS ini melayani masyarakat dalam dan luar kota Medan.“Tak hanya itu peningkatan penyuluh kesehatan juga sudah harus menjadi prioritas kesehatan di Pemprov Sumut, agar semua penyakit atau wabah bisa langsung diatasi dengan cepat,”paparnya.
Wakil Gubernur Sumatera Utara (Wagub Sumut), Musa Rajekshah saat membuka Rakerkesda itu menyatakan optimistis tingkat kesehatan masyarakat Sumut akan meningkat. Hal ini dapat dilakukan jika terwujud sinkronisasi program peningkatan kesehatan antara Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pusat secara strategis.
“Dengan berkolaborasinya semua unsur ini akan dihasilkan penguatan pelaksanaan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta di Sumut,” ujar Wagub Sumut.
Lebih lanjut dikatakan Wagub Sumut, cakupan kesehatan semesta ini menjamin seluruh masyarakat mempunyai akses untuk kebutuhan pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang berkualitas dan efektif.
“Cakupan kesehatan semesta ini menjadi suatu keniscayaan dalam mewujudkan visi misi Pemerintah Provinsi Sumatera Utara yakni mewujudkan masyarakat Sumatera Utara bermartabat dalam kehidupan karena memiliki kesehatan yang prima,”ujarnya.
Begitupun, Wagub Sumut memaparkan saat ini Sumatera Utara tengah dihadapkan dengan berbagai tantangan dan isu-isu yang kritis yang perlu dijawab dengan peningkatan cakupan dan mutu imunisasi, percepatan eliminasi tuberculosis, percepatan penurunan stunting, percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Neonatal (AKN) serta peningkatan pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular.
Oleh karena itulah, sambung Wagub Sumut, untuk penguatan pelayanan kesehatan melalui 5 isu dimaksud, dibutuhkan rencana aksi di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota. “Kami minta agar rencana aksi yang disusun dapat dilaksanakan secara konsisten dan berkesinambungan. Sebab tantangan ke depan pembangunan kesehatan akan semakin berat, terutama dalam menghadapi era globalisasi yang menuntut kita dapat berkompetisi dengan daerah-daerah bahkan negara-negara yang sudah lebih maju,”ujarnya.
Di tempat yang sama Kadis Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, Drs Agustama, Apt, Mkes menginformasikan bahwa sebelum Rakerkesda dimulai pihaknya telah mengadakan Pra Rakerkesda dengan agenda diskusi Kabupaten/Kota dan Provinsi terkait dengan 5 aksi program prioritas kesehatan yang harus dicapai tahun 2019-2020.
Berdasarkan analisis data pada diskusi tersebut, lanjut Agustama ada beberapa masalah yang perlu ditindaklanjuti untuk diatasi diantaranya prioritas penurunan stunting. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil Rikesda 2018, stunting masih relatif tinggi yakni 32,3 persen. Dibanding angka nasional, walaupun presentasinya menurun bila dibandingkan hasil riset yang sama pada tahun 2013 yakni sebesar 43,5 persen.
Selain itu, prioritas eliminasi TBS dimana angka CDR masih relatif rendah 53,7 persen, kendati angka kesembuhan penderita (succes rate) mencapai lebih besar yakni 90 persen. Pada prioritas mutu dan cakupan imunisasi diketahui presentasi anak usia 0-11 bulan yang mendapatkan imunisasi dasar lengkap sebesar 86,9 persen sedangkan hasil cakupan kampanye Measles Rubella (MR) 58,4 persen.
Sedangkan prioritas Angka Kematian Ibu (AKI) diperoleh angka 60,80 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) 2,84 per 1000 kelahiran hidup, serta gizi buruk sebesar 19,7 persen, hal ini diyakini diperlukan response surveilans yang lebih baik. Begitu juga penurunan penyakit seperti hipertensi sebesar 29,2 persen, kasus DM 1,5 persen dan angka obesitas mencapai 25,8 persen. (Jen)