Muldoko Tampung Asprasi BEM Nusantara di UISU
KANALMEDAN – Kepala Staf Presiden Jenderal TNI (Purn) Dr Moeldoko SIP menampung semua aspirasi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara di halaman Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) Jalan STM, Selasa (12/3).
Hadir dalam acara itu, Pj Rektor UISU Dr Liesna Andriany MPd, Pembantu Rektor III UISU Prof Efendi Barus PhD, PR IV Dr Syarifuddin Elhayat MA, para dekan, Wakapoldasu Brigjen Pol Mardiaz Kusin Dwihananto dan mewakili Gubsu.
Muldoko memberi ceramah di hadapan ribuan mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi se-Indonesia dengan topik “Memperkokoh Kebangsaan untuk Menyongsong Pembaruan Dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0”.
Winda, mahasiswi Fakultas Pertanian asal Universitas Riau berpendapat bahwa pemerintahan Jokowi tidak memiliki sinergisitas dalam bidang pertanian. Pemerintahan Jokowi harus memperbaiki ini. “Petani menurut saya, saat ini membutuhkan penyuluhan dan benih, dan kredit untuk modal,” ucap Winda.
Fakhruddin, mahasiswa asal Palu, pada kesempatan itu menyesalkan sikap pemerintah pusat yang tidak peduli dengan nasib warga Palu yang beberapa waktu lalu mengalami musibah gempa dan tsunami. “Saat ini warga Palu korban gempa masih berada di tenda-tenda, mereka tidak mendapatkan air bersih. Padahal mereka memiliki hak untuk itu, sebab mereka juga warga negara Indonesia,” ucap Fakhruddin.
Rizki asal Malang juga mengkritisi tentang kedaulatan pangan. Menurut dia, pemerintah harus bersikap arif dan bijak dalam memenuhi kebutuhan pangan rakyatnya.
Sementara mahasiswa asal Aceh mengakui bahwa hingga saat ini pembangunan di Aceh masih jauh dari harapan baik bidang pendidikan maupun terhadap nasib petani karet dan kelapa sawit akibat harga jual yang jatuh. Padahal menurut dia, Aceh memiliki sumber daya alam yang cukup potensial.
Muldoko ketika itu mengaku menampung semua aspirasi mahasiswa dan akan menyampaikannya masukan para mahasiswa tersebut ke Presiden Joko Widodo. Mengenai gunjang ganjing persoalan inpor beras menurut Muldoko, kebijakan yang ambil pemerintah sudah tepat.
Impor beras itu dilakukan bukan berarti Indonesia tidak swasembada pangan, tetapi inpor beras itu dilakukan guna mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan buruk yang dialami rakyat Indonesia seperti musibah bencana alam. Pada prinsipnya kata Muldoko bahwa ketahanan pangan Indonesia saat ini sudah cukup baik.
Muldoko juga meminta mahasiswa untuk tidak saling menyalahkan, tetapi harus sama-sama mencari solusi terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi bangsa saat ini. Dia juga menilai bahwa semua pertanyaan-pertanyaan mahasiswa tersebut bagian dari upaya mereka memikirkan nasib bangsa.
Pj Rektor UISU Lisna Andriani pada kesempatan itu memaparkan tentang keberadaan UISU sebagai perguruan tinggi tertua di luar pulau Jawa. UISU saat ini mengelola 9 fakultas.
Lisna juga mengingatkan bahwa mahasiswa merupakan calon-calon pemimpin masa depan. “Karena itu mahasiswa harus memperkaya kemampuan intelektual, keilmuan, dan memperluas wawasan,” tandasnya. (Nas)