PLTA Batang Toru Wujud Konkrit Green Energy
KANALMEDAN – Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batang Toru di Tapanuli Selatan yang ramah lingkungan memberikan tiga manfaat besar sekaligus dari sisi energi listrik, ekonomi, dan lingkungan bagi masyarakat, Sumatera Utara, Indonesia, dan dunia.
Tak hanya itu, kelestarian flora dan satwa liar seperti orangutan akan tetap terjaga kelestariannya karena PLTA Batang Toru telah melaksanakan kajian Environmental and Social ImpactAssessment (ESIA).
PLTA Batang Toru berkapasitas 510 MW di Sumut menjadi salah satu dari pelaksanaan program strategis nasional untuk mencapai target pembangunan pembangkit listrik 35.000 MW di Indonesia.
“PLTA Batang Toru merupakan pembangkit energi terbarukan yang ramah lingkungan. Energi terbarukan adalah energi yang dapat pulih secara alami, ada terus menerus dan berkelanjutan,” kata Senior Executive for External Relations PT North Sumatera Hydro Energy (NSHE) Firman Taufick dalam Media Briefing di Medan, Jumat (22/2/2019).
Hadir sebagai pembicara lainnya Senior Advisor Lingkungan PT NSHE Agus Djoko Ismanto, Ahli Peneliti Utama di Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) AeK Nauli Wanda Kuswanda, dan Davis Silaban dari PT PLN UIW Sumatera Utara.
Firman mengatakan, Indonesia memiliki sumber energi terbarukan berupa panas matahari, air, angin, bioenergi, dan panas bumi. Potenisi sumber energi dari air mencapai 75 ribu MW di seluruh Indonesia. Pemerintah menargetkan bauran dari energi terbarukan dapat mencapai 23 persen dari total sumber energi pada 2030.
Kehadiran PLTA Batang Toru untuk mengurangi peran pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) pada saat beban puncak di Sumua. Pilihan pada PLTA karena lebih bersih dan lebih berkesinambungan. Karena itu kehadiran PLTA Batang Toru akan mendukung pengurangan emisi karbon Sumut dan nasional sebagai langkah kongkrit implementasi Kesepakatan Paris.
“Pembangunan PLTA Batang Toru wujud konkrit untuk menghadirkan green energy di Indonesia khususnya di Sumut. Kehadiran PLTA Batang Toru memberikan manfaat sangat penting. Dari sisi energi, PLTA Batang Toru akan mengurangi peran pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) yang memakai energi fosill pada saat beban puncak di Sumut,” jelas Firman.
Dari sisi ekonomi, lanjut Firman, dengan memakai sumber energi air maka pemerintah bisa menghemat pengeluaran devisa hingga US$ 400 juta per tahun karena tidak menggunakan bahan bakar fosil. Dari sisi lingkungan, PLTA Batang Toru berkontribusi besar mengurangi emisi karbon nasional yang penting untuk mencegah dan memerangi dampak perubahan iklim yang sedang menjadi ancaman dunia.
“Jadi kehadiran PLTA Batang Toru juga sebagai langkah kongkrit menerapkan Perjanjian Paris yang telah diratifikasi Pemerintah Indonesia melalui UU No 16 Tahun 2016. Hasil Kajian Pustaka Alam menunjukkan PLTA Batang Toru dapat mengurangi emisi gas rumah kaca mencapai 1,6-2,2 juta metrik ton CO2 atau 4 persen target sektor energi Indonesia pada 2030,” ujarnya. (Nas/Rel)