Peduli Sinabung, Djarot Mania Sambangi Permukiman Warga
KANALMEDAN – TANAHKARO : Ratusan pengungsi Gunung Sinabung terharu ketika rombongan Djarot Mania menyambangi lokasi pemukimannya, Sabtu (24/2/2018).
Kehadiran Djarot Mania di lokasi ini menyerahkan bantuan pangan, pakaian, obat-obatan, masker, susu dan lainnya.
Minarti (50), langsung meneteskan air mata dan memeluk Djarot Mania, Hardiyanto Kenneth, SH Msi.
Wanita paruh baya ini melakukannya karena tak kuasa menahan rasa haru. Sebab, sejak Gunung itu ‘Batuk’ lagi 100 Kepala Keluarga (KK) yang tinggal di Hunian Sementara (Huntara) Desa Mardinding, Kabupaten Karo kini hidup serba susah.
“Aku tak menyangka, ternyata masih ada yang perduli pada kami. Inilah kami warga Desa Mardinding yang kini hidup dalam kesusahan,”kata Minarti.
Bukan Minarti saja, tetapi para pengungsi lainnya juga turut terharu. Dengan wajah murung dan mata merah, Minarti pun bercerita tentang perjalanan hidupnya pasca letusan Gunung Merapi itu.
“Sebelum terjadi erupsi, hidup kami bisa dibilang tidak miskin seperti sekarang ini. Dulu, kami punya tanah untuk bercocok tanam. Hasilnya, seluruh kebutuhan hidup kami terpenuhi. Sekarang kami tak punya apa-apa lagi dan kami jadi buruh tani. Ladang Kopi yang kami tanam dulu kini berubah menjadi lautan debu,” ujar dia.
Hadirnya Djarot Mania di tengah para pengungsi itu memang bukan jawaban bagi warga yang jadi korban.
Namun, karena rasa keperdulian pada sesama umat manusia kaula muda yang selama ini dibina anggota DPRD Sumut, Brilian Moktar itu merasa perlu saling membantu.
“Hati kami terguncang begitu mendengar kabar kalau Gunung Sinabung, ‘batuk’ lagi. Hati kecilku berbicara, bagaimana kah nasib warga di sekitar itu? Lantas apa yang bisa saya lakukan bagi mereka yang kini dalam kesusahan? Itulah yang selalu ada didalam hatiku hingga tak bisa tidur. Karena itulah aku datang jauh dari Jakarta melihat langsung saudara-saudaraku, sekalipun harus meninggalkan keluarga kecilku. Sebab, mereka (pengungsi) juga keluargaku. Walau tidak seberapa, setidaknya kami sudah melakukannya dengan maksimal,” ucap Kenneth, sapaan akrabnya.
Bagi Kenneth, Tanahkaro memang sudah tidak asing lagi, Anak Medan yang sangat dikenal dengan keberaniannya ini sudah beberapa kali datang ke tempat pengungsian di Tanahkaro untuk penyerahan bantuan.
“Sebelum ini saya sudah beberapa kali datang ke kampung ini. Saya pikir sudah ada solusi. Ternyata, sampai sekarang belum ada dan saya sangat sedih, lantas apa yang dilakukan mereka para pemangku kepentingan? Harus kah derita pengungsi ini berkepanjangan?” tanya Kenneth.
Meski sangat terbatas, namun keberanian para Djarot Mania memang patut diacungi jempol karena berani memasuki kawasan zona merah untuk menyerahkan bantuan kemanusiaan.
“Apa yang harus kami takutkan? Hidup dan mati kita ada di tangan Tuhan. Sudah tiga Desa kami masuki, DesaSimpang Empat, Desa Guru Kinayan dan Desa Mardinding. Ketiga Desa ini berada di kaki Gunung,” kata ketua Djarot Mania Sumut, Asril Siregar didampingi Kordinator Djarot Mania Kabupaten Karo, Arijona serta Ketua Forum Pedagang Pasar Timah Medan, Ahmad.
Menurutnya, warga bertahan di Desanya masing-masing karena tidak memiliki lahan atau pekerjaan lain.
Karenanya sekalipun mempertaruhkan nyawa warga itu tetap bertahan di perkampungannya.
“Warga bertahan di lokasi karena tidak memiliki lahan pertanian di tempat lain. Mereka saja tidak takut apalagi kami,” tandasnya. (ril)