Kekurangan Debit Air Masih Masalah Utama PDAM Tirtanadi
KANALMEDAN – Jajaran Direksi PDAM Tirtanadi melakukan pertemuan dengan Pokja Wartawan yang bertugas meliput di PDAM Tirtanadi di Aula Lantai IV Kantor Pusat PDAM Tirtanadi, Jl. SM. Raja No. 1 Medan, Selasa (23/1/2018).
Pertemuan dimaksudkan untuk meriview kembali pencapaian program kerja tahun 2017 dan penyampaian program kerja tahun 2018 serta meminta masukan, saran dan kritik membangun dari Pokja Wartawan sebagai mitra kerja PDAM Tirtanadi .
Keempat Direksi PDAM Tirtanadi lengkap hadir pada pertemuan itu yakni Direktur Utama Sutedi Raharjo, Direktur Administrasi dan Keuangan Arif Haryadian, Direktur Air Minum Delviyandri, Direktur Air Limbah Heri Batangari Nasution serta turut hadir Kepala Sekretaris Perusahaan Jumirin dan Asisten 1 Sekretaris Perusahaan Zaman K. Mendrofa.
Sekretaris Pokja Wartawan PDAM Tirtanadi Muhammad Nasir dalam sambutannya menyampaikan bahwa Pokja Wartawan sebagai mitra kerja PDAM Tirtanadi telah memberikan kontribusinya melalui medianya masing-masing untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat tentang kegiatan dan perkembangan PDAM Tirtanadi.
“Pertemuan ini merupakan bagian dari program kerja Pokja dalam membangun kemitraan dan taranparansi dengan PDAM Tirtanadi untuk memperoleh informasi yang akan didistribusikan kemasyarakat serta memberi saran dan kritik untuk perkembangan PDAM Tirtanadi kedepannya,” Nasir.
Selain itu, Nasir juga menyerahkan program kerja Pokja Wartawan untuk tahun 2018 kepada Direksi PDAM Tirtanadi dan berharap agar program kerja yang telah disusun dapat terealisasi.
“Kami sampaikan secara resmi program kerja Pokja Wartawan untuk tahun 2018, mudahan-mudahan dapat terealisasi,” harapnya.
Program kerja Pokja Wartawan disambut baik oleh Direktur Utama PDAM Tirtanadi Sutedi Raharjo. Bahkan menurut Sutedi Raharjo sebaiknya Pokja Wartawan membuat kegiatan 4 – 6 kali dalam setahun seperti salah satu program Pokja Wartawan adalah lomba karya tulis. Hal ini sangat mendapat apresiasi, bahkan Sutedi menginkan dibuat artikel edukasi air minum.
“Artikel edukasi air minum ini harus muncul tiga bulan sekali. Kegiatannya bisa mendatangkan pakar internal PDAM Tirtanadi maupun dari luar sebagai narasumber, dan bagi yang menulis diberi penghargaan,” ujarnya.
Sutedi juga dalam paparannya menyampaikan bahwa selama masa kepemimpinan mereka sejak tahun 2015, PDAM Tirtanadi telah dan akan terus bekerja keras dan profesional. Banyak terobosan yang telah dilakukan diantaranya yang paling anyar adalah pemberlakukan program pasang baru secara online mulai Januari 2018 ini.
Sutedi juga menginformasikan bahwa program penambahan debit air saat ini sudah berjalan misalnya pembangunan IPA Denai kapasitas 240 liter per detik telah memasuki tahap tender, peningkatan (uprating) IPA TLM kemarin telah dimulai pembangunannya yang ditandai dengan peletakan batu pertam oleh Gubsu pada bulan Desember 2017 yang lalu.
Penyertaan modal yang diberikan Pemprovsu pada tahun 2016 yang lau sebesar 73 M juga akan digunakan untuk peningkatan (uprating) IPA Sunggal tahap kedua 400 liter per detik dan Uprating IPA Deli Tua 300 liter per detik dan pembangunan IPA Pancur Batu kapasitas 40 liter per detik yang diperkirakan akan menelan biaya sekitar 140 M.
Sementara Direktur Air Minum Delviyandri mengakui, bahwa saat ini permasalahan kekurangan debit air masih menjadi permasalahan utama PDAM Tirtanadi.
Peningkatan produksi tidak sebanding dengan perkembangan jumlah penduduk sehingga masih saja ada keluhan pelanggan terkait kuantitas dan kontinutas air minum serta masih adanya wilayah yang tidak bisa dilayanai selama 24 jam dan juga cakupan pelayanan tidak mengalami peningkatan secara siginifikan.
Untuk air limbah, Heri Batangari selaku Direktur Air Limbah menyampaikan bahwa pengolahan air limbah merupakan terusan dari produksi air bersih. Air bersih yang telah digunakan dan menjadi limbah kemudian diolah untuk selanjutnya dialirkan kembali ke sungai agar tidak mencemari lingkungan.
“Bayangkan saja kalo 2,5 juta warga Kota Medan setiap paginya membuang tinja sebanyak 0,5 kg maka sebanyak 1.259 ton tinja akan mencemari lingkungan apabila tidak diolah dengan benar,” terang Heri Batangari.
Dari sisi keuangan, Direktur Administrasi dan Keuangan Arif Haryadian mengatakan bahwa ketika mereka baru menjabat sebagai Direksi PDAM Tirtanadi pada tahun 2015, kondisi keuangan minus dengan utang yang cukup banyak sekitar 270 M.
Namun dalam masa 3 tahun kepemimpinan mereka, saat ini kondisi keuangan PDAM Tirtanadi telah surplus dan kewajiban utang terselesaikan.
“Berdasar audit, kinerja keuangan cukup baik, bahkan pada akhir tahun 2018 ini PDAM Tirtanadi akan memberikan kontribusi PAD ke Pemprovsu sebesar 10,6 M,” ujar Arief
Arif Haryadian mengemukakan, setoran ke PAD Sumut merupakan bentuk komitmen Tirtanadi untuk ikut berpartisipasi nyata membangun Sumut lewat pembangunan yang diprogramkan Pemprov Sumut.
Menanggapi pertanyaan wartawan soal banyaknya meteran hilang, Delviyandri membenarkan hal itu dan tealh mengantisipasinya dengan merencanakan pengunaan meteran dari bahan plastik.(Jen)