Tahun 2017 Ini Juga, Tol Medan-Binjai Sudah Beres
KANALMEDAN – Kabar baik bagi warga Sumatera Utara (Sumut), karena jalan Tol menghubungkan kota Medan dengan kota Binjai, akan dapat dilalui tahun 2017 ini. Dengan itu, berarti warga sudah tidak harus saling memaki lagi di jalan, akibat kemacetan panjang di Kampung Lalang arah Binjai.
Progress pembangunan jalan tol Medan-Binjai ini langsung ditinjau Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Agaria dan Tata Ruang Sofyan Djalil, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri PUPR Mochammad Basoeki Hadimoeljono juga Kejagung HM Prasetyo bersama Gubsu Tengku Erry Nuradi dan Wali Kota Medan Dzulmi Eldin dikawasan Jalan Veteran menuju Jalan Marelan Raya, Rabu (04/04/2017).
Menteri BUMN Rini Soemarno menjelaskan untuk progress pembangunan jalan tol Medan Binjai dipastikannya tahun 2017 sudah dapat dioperasionalkan dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Saat ini, lanjut , masih ada kendala pembebasan lahan pada seksi 1 yang harus diselesaikan dengan masyarakat.
“Untuk persoalan pembebasan lahan di seksi 1 ini memang cukup rumit sehingga masih dalam proses dan sedang kita bicarakan. Namun, untuk seksi 2 dan seksi 3 saat ini lagi proses pembangunan dan kita targetkan sebelum lebaran sudah dapat digunakan oleh masyarakat,” terangnya.
Ditambahkan Rini, kalau dalam bulan April ini pembebasan lahan untuk seksi 1 dapat diselesaikan, maka pembangunan sudah dapat dilanjutkan, permasalahannya di lahan tersebut terdapat tiga sertifikat tanah, namun ada 360 KK yang saat ini menempati lahan tersebut.
Rini juga menyebutkan untuk persoalan pembebasan lahan di seksi 1 ini, maka Kejagung, Menteri PUPR dan Menteri Agraria dan Tata Ruang juga dapat membantu menyelesaikan sehingga di akhir tahun keseluruhan pembangunan jalan tol Medan-Binjai dapat dioperasionalkan. “Makanya kita harapkan bulan April ini pembebasan lahan sudah dapat diselesaikan untuk seksi 1, dan kita targetkan di akhir 2017 keseluruhannya dapat betul-betul selesai dan dapat dioperasionalkan,” papar Rini.
Lebih lanjut Rini memaparkan progress pembebasan lahan jalan tol untuk ruas Medan- Binjai, untuk seksi 1 Tanjung Mulia- Helvetia panjang 6.071 Km dengan kebutuhan lahan 36,66 hektar, progress pengadaan lahan 24,74 hektar atau 67,49 persen dan progress fisik 16,715 persen. Untuk seksi 2 Helvetia- Sei Semayang panjang 9,051 Km dengan kebutuhan lahan 46,36 ha dengan progress pengadaan lahan 45,02 ha atau 97,11 persen dan progress fisik 88,43 persen.
Selanjutnya untuk seksi 3, Sei Semayang-Binjai dengan panjang 10.319 Km dengan kebutuhan lahan 61,04 ha dan progress pengadaan lahan 60,70 Ha atau 99,48 persen dan progress pembangunan fisik 86,27 persen. Secara keseluruhan panjang luas lahan yang harus dibebaskan 25,441 Ha dengan kebutuhan lahan 144,06 Ha dan luas progress pengadaan tanah 130,45 Ha atau 90,57 persen dengan progress fisik 57,02 persen. Pembangunan ini membutuhkan dana sekitar Rp1,1 triliun.
Kejagung HM Prasetyo menyatakan pihaknya siap untuk mengawal dan mendukung pelaksanaan pembangunan infrastruktur. “Kita siap untuk membackup yakni mengawal dan mengamankan pelaksanaan pembangunan,” ujar Prasetyo.
Untuk melakukan hal itu, lanjut dia, Kejagung memiliki TP4 yakni tim pengawal pengamanan pemerintah pembangunan. “Kita ada TP4 yang berada di tingkat pusat juga ada di sini,” jelas Prasetyo.
Sedangkan Gubsu Tengku Erry Nuradi mengatakan peninjauan yang dilakukan tersebut merupakan tindaklanjut dari rapat terbatas yang dilakukan pada bulan Maret lalu tentang proyek strategis nasional yang ada di Sumut.
“Peninjauan ini gunanya untuk melihat kendala dan masalah pembebasan lahan oleh karena itu Menteri BUMN, Menteri Perhubungan dan lainnya langsung datang ke sini dalam rangka untuk menyaksikan langsung kendala tersebut. Ternyata memang ada beberapa masalah pendekatan lahan dan percepatan pembangunan khususnya jalan tol yang harus ada solusinya. Meskipun ada aturan tapi untuk memback up proses tersebut di lapangan perlu dilakukan koordinasi karena masalah tanah ini sangat dinamis,” ujar Erry.
Dalam kesempatan itu Erry juga berharap agar semua masyarakat di Sumut dapat mendukung proses pembebasan lahan sebab tujuanya juga adalah untuk kepentingan masyarakat dan pembangunan dapat segera diselesaikan. “Saya harap semua masyarakat Sumut dapat mendukung. Untuk proses pembebasan lahan juga kan sudah lebih baik dari tahun sebelumnya karena sekarang sudah menggunakan tim apresial, apalagi ini untuk kepentingan bersama dan pembangunan dapat cepat diselesaikan,” sebut Tengku Erry.(Releas)