Kakanwil Kemenagsu: Penyuluh Agama Islam Harus Siap Hadapi Tantangan Digital

KANALMEDAN, Medan – Menghadapi era digital ini, Penyuluh Agama Islam (PAI) harus beradaptasi dan memperkuat kompetensinya. Penyuluh Agama Islam harus siap menghadapi tantangan digital masa kini.

“Penyuluh Agama Islam harus mampu dan siap, mau tidak mau siap menghadapi tantangan digital. Jangan gaptek, manfaatkan teknologi dengan sebaik-baiknya dan terus belajar tingkatkan kompetensi diri,“ pesan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara H. Ahmad Qosbi, S.Ag MM pada kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Literasi Digital Berbasis Artificial Intelligence (AI), Kamis (17/7).

Turut hadir pada kegiatan ini Kepala Bidang Penerangan Agama Islam Zakat dan Wakaf, Dr. H. Zulfan Efendi, Ketua Tim Penyuluh Agama dan Sistem Informasi Erni Sukmawati Harahap, M.M.

Kakanwil mengapresiasi kegiatan ini sebagai upaya dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Penyuluh Agama Islam. Penyuluh Agama Islam merupakan garda terdepan Kementerian Agama yang berada di masyarakat dalam menyampaikan pesan pesan pembangunan bangsa melalui Bahasa Agama.

Senanda dengan Kakanwil , Direktur Penerangan Agama Islam yang diwakili oleh Kepala Subdirektorat Bina Penyuluh Agama Islam Dr. H. Jamaluddin M Makri, LC, M.Si menyampaikan hal yang sama bahwa penyuluh harus terus memperkuat perannya, dengan terus mengembangkan diri dan siap mengahadapi tantangan digital.

“Hari ini kita akan bimtek literasi digital, saya harap diikuti dengan baik, karena penyuluh agama itu harus melek digital,” kata Jamaluddin.

Dia mengharapkan melalui Bimtek ini akan lahir penulis-penulis terbaik dari Sumatera Utara yang dapat memanfaatkan teknologi digital saat ini.

Era digital kini telah menjadi suatu keharusan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam tugas dan peran sebagai penyuluh. “Peran penyuluh sangat strategis, terutama dalam memberikan informasi dan mengedukasi masyarakat. Namun, dengan pesatnya perkembangan teknologi, pendekatan konvensional saja tidak lagi cukup,” ujanya.

Penyuluh Agama Islam tentu diharuskan mampu menggunakan dan menguasai teknologi. “ Kita sama sama tahu bahwa hari ini pentingnya teknologi informasi pada semua bidang, jika tidak mampu beradaptasi tentu akan ketinggalan dan tidak diminati oleh masyarakat. Bapak Ibu Penyuluh dapat menggunakan teknologi digital ini untuk menyampaikan pesan pesan agama dengan cara yang kreatif, inovatif, efektif dan sesuai dengan perkembangan zaman saat ini,” kata Kakanwil.

Dia berpesan kepada 75 orang Penyuluh Agama Islam yang hadir pada kegiatan Bimtek Literasi Digital ini agar fokus mengikuti kegiatan. “Ini kesempatan yang luar biasa dapat mengikuti Bimtek Literasi ini. Manfaatkan dengan sebaik baiknya. Melalui Kecerdasan Artifisial ini dapat menciptakan peluang kita untuk mengembangkan potensi dan intelegensia kita. Harus tetap semangat belajar. Jangan malas meningkatkan kualitas diri terutama dalam menyampaikan dakwah kepada masyarakat khususnya melalui media digital,” katanya.

“Sumatera Utara memiliki lebih dari 1000 orang penyuluh. Harapan saya semuanya naik kelas, semuanya harus terus mengembangkan potensi dan skill masing masing sehingga naik kelas dan berkelas. Bukan lagi penyuluh yang abal abal, gaptek, ketinggalan zaman. Tapi jadi penyuluh yang siap hadapi era digital, pintar, cerdas dan mampu menggunakan teknologi untuk kepentingan dakwah ditengah tengah masyarakat sehingga menambah minat dan daya tarik masyarakat terhadap pesan pesan keagamaan dan pesan moderasi beragama” ajak Qosbi.

Kasubtim Kepenyuluhan Direktorat Bina Penyuluh Agama Islam Erlinda Adami sebagai ketua panitia berharap bahwa Bimtek Literasi Digital ini bukan hanya pelatihan semata, namun merupakan langkah strategis penguatan peran penyuluh agama yang cerdas dan bijak teknologi. Peserta diharapkan mampu memanfaatkan AI secara etis dan akan menjadi garda terdepan menjaga moderasi beragama dan kedamaian masyarakat. (Sor)

Print Friendly

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.