Program PKM, Mahasiswa GMKI Komisariat UMA Dilatih Belajar Efektif

KANALMEDAN, Medan – Mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Komisariat Universitas Medan Area (UMA) dilatih belajar efektif guna meningkatkan prestasi akademik dan mengelola waktu secara optimal.
Kegiatan ini merupakan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) berjudul “Belajar Efektif Dalam Latihan Dasar Kepemimpinan pada Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Komisariat UMA.
Ketua PKM Beltahmamero Simamora, S.IP, MPA, Dosen Prodi Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UMA didampingi Anggota PKM Fauziah Rahman, S.P.d, M.Ak, Dosen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB UMA), dan
Beby Suryani Fitri,SH, MH, Dosen Fakultas Hukum UMA kepada wartawan di Kampus 1 UMA Jalan Kolam Medan Estate, Senin (30/6/2025) mengatakan, pelatihan tersebut sudah digelar di Gedung R.III.4 FISIP UMA Jalan Kolam Nomor 1 Medan Estate, pada 19 – 21 Maret 2025 lalu.
“PKM ini dilaksanakan dengan metode klasikal, dikusi dan tanya jawab serta metode pelatihan studi kasus. Tujuan kegiatan pengabdian ini adalah untuk menambah wawasan dan mengkatkan belajar efektif bagi Gerakan Mahasiswa Kriten Indonesia Komisariat UMA yang pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi akademik maupun nonakademik mahasiswa,” kata Beltahmamero.
Dikatakan, pelatihan ini penting mengingat proses belajar merupakan inti dari aktivitas akademik di perguruan tinggi. Bagi mahasiswa, keberhasilan dalam menempuh pendidikan tinggi sangat bergantung pada kemampuan mereka dalam menerapkan metode belajar yang efektif. Namun, kenyataannya banyak mahasiswa yang masih mengalami kesulitan dalam mengatur waktu belajar, memilih strategi pembelajaran yang sesuai, dan mempertahankan motivasi akademik. Hal ini berdampak pada rendahnya pemahaman materi, hasil akademik yang kurang memuaskan, hingga munculnya stres dan kelelahan belajar (academic burnout).
“Di tengah perkembangan teknologi dan arus informasi yang sangat cepat, mahasiswa juga dihadapkan pada berbagai distraksi, seperti media sosial dan aktivitas non-akademik lainnya. Kondisi ini menuntut mahasiswa untuk tidak hanya belajar lebih keras, tetapi juga lebih cerdas dalam mengelola proses belajar mereka. Belajar tidak cukup hanya dilakukan secara pasif, tetapi harus bersifat aktif, terstruktur, dan disesuaikan dengan kebutuhan serta gaya belajar masing-masing individu,” kata Dosen FISIP UMA ini.
Menurutnya, banyak mahasiswa mengalami kesulitan dalam menjalani proses pembelajaran secara optimal. Mereka sering merasa kewalahan dengan beban tugas, tidak mampu mengatur waktu dengan baik, serta kesulitan memahami materi kuliah. Hal ini menunjukkan bahwa strategi belajar yang diterapkan belum efektif dan tidak sesuai dengan kebutuhan mereka. Hal itu akibat kurangnya manajemen waktu mahasiswa, sering menunda-nunda tugas dan tidak memiliki jadwal belajar yang terstruktur.
“Tekanan dari tugas, ujian, serta ekspektasi orang tua atau diri sendiri menyebabkan kecemasan yang mengganggu konsentrasi. Oleh karena itu, pelatihan ini menawarkan tiga solusi,” tutur Beltah.
Sokusi pertama, melakukan evaluasi kemampuan belajar mahasiswa. Selama kuliah mahasiswa harus mampu malakukan manajemen waktu dan menciptakan lingkungan belajar yang nyaman. Mahasiswa harus memberi waktu luang minimal 25 menit untuk belajar dan istirahat selama 5 menit dan mencari tempat yang tenang dan minim gangguan. Membuat jadwal belajar mingguan dan harian atau gunakan planner atau aplikasi seperti Google Calendar dan atau pelajari kembali materi dan melakukan diskusi materi bersama teman belajar. Hal ini perlukan agar mahasiswa tidak hanya kuliah sekadar hadir saja dan tidak mempelajari ulang materi yang diberikan dosen. Sehingga mahasiswa menjadi aktif belajar secara efektif.
Solusi kedua, melatih dengan memberikan studi kasus. Kegiatan latihan studi kasus mahasiswa ini agar dapat mengukur kemampuan mahasiswa dalam menyelesaikan permasalahan. Setelah dilakukan kegiatan studi kasus dapat diketahui mana yang memiliki kemampuan analisa yang baik guna meningkatkan prestasi akademik.
“Ketiga, mengidentifikasi kemampuan belajar mahasiswa. Dari sini dilihat mana mahasiswa yang memiliki belajar yang baik didukung agar dapat meningkatkan prestasi akademik maupun non akademik,” ucap Beltah.
Anggota PKM Fauziah Rahman, S.P.d, M.Ak menambahkan, kegiatan yang menghadirkan sejumlah narasumber dan diikuti 30 peserta ini menghasilkan kesimpulan, yakni menekankan pentingnya penerapan strategi belajar yang efektif guna meningkatkan prestasi akademik dan mengelola waktu secara optimal.
Fauziah kemudian mengutip beberapa poin utama kesimpulan itu. Pertama, terkait pemahaman gaya belajar. Dalam hal ini, mahasiswa perlu mengenali gaya belajar masing-masing (visual, auditori, kinestetik) agar dapat memilih metode belajar yang paling sesuai dan efisien.
Kedua, manajemen waktu yang baik. Yakni perencanaan jadwal belajar secara teratur, penggunaan to-do list, dan menghindari prokrastinasi sangat berperan dalam kesuksesan belajar.
Ketiga, teknik belajar efektif. Penggunaan teknik seperti active recall, spaced repetition, mind mapping, dan diskusi kelompok terbukti membantu pemahaman materi secara lebih mendalam.
Keempat, lingkungan belajar yang kondusif. Yakni suasana yang nyaman, bebas gangguan, dan dukungan sosial dari teman atau keluarga juga berpengaruh besar terhadap produktivitas belajar.
“Kelima, pentingnya keseimbangan. Menjaga keseimbangan antara akademik, istirahat, serta kegiatan sosial atau hobi sangat penting untuk menjaga kesehatan mental dan motivasi belajar,” tutur Dosen FEB UMA ini. (Nas)