Program Kemitraan Masyarakat, Mahasiswa Fisipol UMA Dilatih Debat dan Riset
KANALMEDAN – Sekira 30 mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Medan Area (Fisipol UMA) mengikuti Seminar, Pelatihan Debat dan Riset di Gedung Serbaguna II Fisipol UMA Jalan Kolam Nomor 1 Medan Estate, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Pelatihan ini merupakan Program Kemitraan Masyarakat (PKM).
Ketua PKM Beltahmamero Simamora, S.IP, MPA (Dosen Prodi Administrasi Publik Fisipol UMA), didampingi Anggota PKM Fauziah Rahman, S.P.d, M.Ak, dan Sucitra Dewi, SE, M.Si (Dosen Prodi Akuntansi FEB UMA), kepada pers di Kampus UMA, Senin (8/7/2024) mengatakan, seminar, pelatihan debat dan riset bagi mahasiswa Fisipol UMA sudah diselenggararakan pada hari Senin (3/6/2024) lalu. Pelatihan yang digelar mulai pukul 14.30 WIB hingga sore itu diikuti mahasiswa Program Studi (Prodi) Administrasi Publik, Prodi Ilmu Komunikasi dan Prodi Ilmu Pemerintahan Fisipol UMA.
“PKM berkudul ‘Pengembangan Kualitas Debat dan Riset di Kalangan Mahasiswa Fisipol UMA’ ini dilaksanakan dengan metode klasikal dan metode pelatihan atau praktik, yaitu dalam bentuk pelatihan debat yang baik dan hebat. Tujuan kegiatan pengabdian ini adalah untuk menambah wawasan khususnya bagi Mahasiswa Fisipol UMA mengenai debat yang baik dan hebat serta peningkatan riset di kalangan mahasiswa,” kata Beltahmamero Simamora.
Dijelaskannya, kegiatan seminar dan pelatihan debat dan riset ini diawali dengan penyampaian materi teknik debat yang hebat dan teknik riset yang baik. Dalam melakukan teknik debat yang hebat seseorang dalam hal ini mahasiswa Fisipol UMA harus memiliki kemampuan Devil’s Advocate, artinya seseorang yang mengambil posisi berlawanan dengan argumen orang lain, dengan tujuan untuk menguji keabsahan atau validitas argumen tersebut.
Kedua, lanjut Beltahmamero Simamora,
mahasiswa harus memiliki kemampuan menghafal ribuan kosa kata, data dan bahasa sehingga dalam berdebat memiliki kemampuan beragumen dengan baik berdasarkan data fakta-fakta.
“Ketiga, mahasiswa harus mampu mengontrol emosi ketika berdebat, karena kemampuan mengontrol emosi ini penting bagi pendebat agar dapat bersikap objektif dan tidak emosial. Keempat, mahasiswa harus memiliki kemampuan Hobby Berdebat da berdiskusi, seorang pendabat harus membiasakan diri untuk selalu beraduargumen dan berdiskusi,” kata dosen Prodi Administrasi Publik Fisipol UMA ini.
“Dalam keadaan ini mahasiswa Fisipol UMA harus membiasakan diri untuk keritis dan aktif di dalam kelas memberikan argumen dan diskusi terkait permasalahan yang ada. Yang terakhir yang kelima mahasiwa dalam berdebat harus percaya diri. Karena kemampuan percaya diri yang baik itu menjadi penting bagi pendebat, apapun yang disampaikan merasa tidak peduli seberapa benar yang disampaikan melainkan seseorang mau mendengarkan pendapat kamu atau bahkan kamu ditunggu-tunggu untuk berbicara,” tambahnya.
Selain itu, lanjut Beltahmamero Simamora, mahasiswa juga diberikan materi tentang riset yang baik dimana mahasiswa sebelum melakukan riset harus mampu mengidentifikasi masalah, kemudian merumuskan masalah, menguasai teori dan metode penelitian, dan memiliki kemampuan analisis yang baik.
“Kegiatatan seminar debat dan riset dilakangan mahasiswa ini untuk mengembangkan pemikiran kritis mahasiswa dan mampu beragumen yang logis berdasarkan ilmu pengetahuan sosial dan politik yang dimiliki. Selain itu, mahasiswa diharapkan memiliki keterampilan public speaking yang baik,” tutur Beltahmamero Simamora.
Pada tahap diskusi, misalnya, tutur Beltah, mahasiswa Fisipol UMA dipersilakan untuk berdiskusi mengenai permasalah terkait permasalahan dalam berdebat dan melakukan riset. Adapun beberapa masukan dari tim PKM dalam mengatasi permasalahan debat dan riset antara lain memperkuat literasi, dan memperbanyak membaca buku dan jurnal serta berdiskusi dengan teman. Kemudian menguasai metode penelitian, dan teori agar masalah yang diteliti dapat disimpulkan dengan baik.
Sedangkan pada tahap pelatihan debat, mahasiswa dibuat dalam dua kelompok yaitu kelompok pro dan pemerintah. Kemudian mahasiswa diarahkan untuk membuat proposal debat yang terdiri latar belakang, status quo, pertanyaan stuju dengan mosi, alasan setuju, pembagian tugas setiap pembicara, limitasi, elaborasi argument dan kesimulan. “Tujuan dari pembuatan proposal debat ini supaya mahasiswa dapat menguasai lomba debat baik pro/pemerintah,” ucap Beltah. (Nas)