Mengaku Menyesal, Orangtua Jhuan Temui Kasek SMAN 12 Medan
KANALMEDAN : Penyesalan yang mendalam kini dirasakan Alumni SMA Negeri 12 Medan Jhuan Ondescar Rajagukguk dan keluarganya. Jhuan dan ibunya viral di medsos yang mengatakan pihak sekolah menahan ijazah siswa kurang mampu karena belum membayar uang komite sekolah selama 3 tahun. Hal itu dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab
“Kami tidak tau kalau sudah sampai kemana-mana beritanya bu. Dan kami pun tidak tau jadinya seperti ini,saya minta maaf bu”ucap Br. Hombing ibu kandung Jhuan dihadapan Kepala Sekolah Theresia Sinaga S.Pd di didampingi Wali Kelas Jhuan, Janti Lumban Gaol pada saat melegalisir ijazah Jhuan, Rabu (22/05/2024).
Br. Hombing mengaku dirinya dan keluarga tidak menyangka permasalahan yang dialami anaknya bakal menjadi viral di Media Sosial dan membuat nama baik sekolah tercoreng. “Gara-gara ini kami jadi malu bu, si Jhuan pun jadi malu, minder dan tidak mau datang kesekolah untuk meleges ijazahnya. Padahal pihak sekolah sudah menyuruhnya untuk datang meleges,” jelasnya.
Di kesempatan itu, Br. Hombing menjelaskan kronologinya. Saat itu namborunya (adik ayahnya) datang berkunjung kerumah dan menanyakan apakah Jhuan sudah bekerja. Jhuan pun menjawab dan mengatakan kepada namborunya kalau dia belum mengambil ijazahnya. Jhuan mengaku ijazahnya belum diambil dari sekolah dengan alasan belum melunasi uang komite. Saat itu juga namborunya mengatakan akan meminta bantuan kepada temannya untuk mengambil ijazah Jhuan dari sekolah.
“Dari situlah jadi kayak gini ceritanya, namborunya pun memvideokan saya, dan itu tanpa seizin suami saya (ayah Jhuan), ucap Br.Hombing. Dan kalau kami tanya sama namborunya kenapalah naik beritanya. Dijawabnya, udah siap kok masalah edak ini dan urusan si Jhuan pun udah siap itu. Makanya kami pusing kenapa ada lagi berita-berita tentang anak kami ini. Kami sangat menyesal harus seperti ini jadinya,” tegasnya.
Bukan hanya Jhuan yang malu, kata Br.Hombing, kakak Jhuan pun malu sama teman – teman kuliahnya. Suami saya juga marah dan meminta namboru Jhuan untuk menghentikan pemberitaan itu, ujarnya.
Ibu anak 6 ini mengaku, sejak Theresia Sinaga menjadi Kasek SMAN 12 Medan, Jhuan dan dirinya tidak pernah datang menjumpai Theresia untuk menayakan ijazahnya. Jangankan dengan Theresia, dengan kepala sekolah sebelumnya pun Jhuan dan ibu nya tidak pernah jumpa dan menanyakan ijazahnya.
Br. Hombing ini juga mengaku selama Jhuan bersekolah begitu juga saat ujian, pihak sekolah tetap mengijinkan Jhuan mengikuti ujian walaupun anaknya belum membayar uang komite.
“Saya memang tidak pernah menjumpai ibu Theresia atau ibu kepala sekolah sebelumnya untuk menanyakan ijazah Jhuan. Dan saya tidak pernah mendampingi Jhuan untuk mengambil ijazah. Cuma saat mau ujian saya datang kesekolah untuk membuat surat pernyataan akan melunasi uang komite,” ujarnya.
Br. Hombing mengucapkan terima kasih kepada Kepala sekolah SMAN 12 Medan yang telah memberikan ijazah Jhuan tanpa harus melunasi tunggakan uang komite. Tidak hanya itu, Kepala sekolah SMAN 12 Medan menyerahkan langsung legalisir ijazah Jhuan kepadanya. ” Terima kasih banyak ya ibu Theresia sudah membantu kami dan memberikan ijazah dan legalisirnya tanpa biaya,” ucapnya.
Dikesempatan yang sama, Wali kelas Jhuan saat di Kelas XII Janti Lumban Gaol mengatakan Jhuan tidak pernah datang kesekolah menjumpai dirinya untuk mengambil rapor. Setelah selesai ujian Akhir Janti mengaku tidak pernah bertemu dengan anak didiknya tersebut. Dan Jhuan tidak pernah berbicara terkait masalah yang dialaminya.
“Kami tidak ada menahan rapor ataupun ijazah Jhuan. Karena tidak jumpanya kami ini sama si Jhuan. Kalau jumpa pasti tau kami apa kendalanya dan akan kami cari solusinya,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMAN 12 Medan Theresia Sinaga S.Pd mengatakan nasi sudah menjadi bubur. Masalah ini menjadi pembelajaran bagi pihak sekolah dan Jhuan serta keluarga kedepannya. Karena dengan adanya masalah ini Theresia dapat bertemu langsung dengan orang tua dari siswa didiknya. Dan ikut senang ijazah Jhuan sudah diambil.
“Kami senang ijazah itu diambil. Karena untuk apalah kami simpan-simpan ijazah siswa. Nanti kalau hilang di sekolah siapa yang akan bertanggungjawab,” ujarnya.
Theresia berharap kepada orang tua Jhuan agar kejadian ini tidak terulang lagi. Jika ada masalah langsung saja datang ke sekolah, tidak perlu meminta bantuan pada orang lain apalagi oknum yang tidak bertanggungjawab.
Karena akan berdampak negatif bagi nama baik sekolah dan nama baik keluarga Jhuan.
“Jangan sampai kita dimanfaatkan lagi sama orang lain. Karena kalau terus dimanfaatkan maka pihak sekolah dan pihak keluarga akan repot,”ujarnya.
Kejadian ini tidak membuat Theresia dendam. Terbukti wanita kelahiran Padang ini mengatakan kepada Br. Hombing untuk tidak sungkan menyekolahkan adik-adik Jhuan di SMAN 12 Medan. Dan Theresia mendoakan semoga Jhuan dapat meneruskan pendidikannya kejenjang perguruan tinggi. “Semoga Jhuan menjadi orang sukses yang dapat membahagiakan kedua orang tuanya. Dan jika ada masalah di sekolah ini ibu langsung saja jumpai saya ya,”tegasnya. (Nas)