FKUB Medan Gelar Silaturahmi Kebangsaan dan Seminar Moderasi Beragama
KANALMEDAN – Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Medan, gelar silaturahmi kebangsaan dan seminar internasional moderasi beragama di hotel Grand Mercure, Sabtu (1/10).
Silaturahim Kebangsaan dan Seminar Internasional Moderasi Beragama tersebut dihadiri Ketua FKUB Medan H Ilyas Halim MPd dan pengurus, Tokoh Agama dan Tokoh Lintas Agama, TNI dan POLRI, Walikota Medan M. Bobby Afif Nasution, Kakanwil Kemenagsu H Abd Amri MAg dan beberapa pengurus FKUB dari beberapa provinsi di luar Provsu.
Tampil sebagai barasumber Prof. Dr James dari USA, Kepala Pusat Kerukunan Umat Bergama Kemenag RI, Dr. Wawan Junaidi dan Staf Ahli Tim Pokja Kerukunan Umat Beragama Kemenag RI Allysa Wahid.
Ketua FKUB Medan, Drs H Ilyas Halim MPd mengatakan, silaturahmi kebangsaan dirangkai dengan seminar tentang moderasi beragama bertujuan untuk menjalin silaturahmi dan untuk memperluas wawasan dan pemahaman tentang pentingnya moderasi beragama.
Dengan demikian diharapkan kekondisipan kerukunan umat beragama dikota Medan tetap terjaga dan terbina dengan baik, kata Ilyas.
Sebelumnya, FKUB Medan juga telah menyerahkan hadiah pada pemenang lomba pidato kerukunan dan filim pendek serta menobatkan pemenang juara satu,dua dan tiga sebagai duta kerukunan dikalangan milenial.
Narasumber Prof. Dr. James Hoesterey, profesor bidang agama yang juga merupakan antroplog menjelaskan implementasi nilai-nilai moderasi beragama di Negara barat.
“Saya bangga dan salut kepada negara Indonesia yang beragam etnis dan agama namun moderasi beragamanya sangat baik. Terlihat pada waktu pembukaan masjid Indonesia Masjid Imaam di Washingdton DC 2013 bisa berdampingan dengan warga sekitar masjid yang beragama Yahudi dan Kristiani. Nilai nilai moderasi beragama, saling memahami, saling merasa bersaudara, yang juga digunakan dalam diplomasi publik pada Negara,”katanya.
Sementara itu, Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama (KUB) Kemenag RI Dr. Wawan Junaidi yang juga merupakan narasumber menyampaikan materi merawat Indonesia dengan gerakan moderasi beragama.
Wawan juga memaparkan seputar moderasi beragam, diantaranya yakni : bukan moderasi agama tapi moderasi beragama, strategi kebudayaan, mandat peradaban bangsa Indonesia, tidak melabel entitas tertentu tapi merujuk pada indikator-indikator, bukan merupakan proyek atau program namun gerakan, bukan hal yang baru namun sudah ada sejak dahulu, bukan khusus untuk agama Islam namun untuk semua penganut agama, katanya. (sor)