Kuliah Daring Sesi 4 S3 Linguistik USU Hadirkan Pakar Analisis Percakapan dalam Pemerolehan Bahasa


KANALMEDAN – Program Doktor Prodi Ilmu Linguistik FIB USU kembali menghadirkan kuliah daring sesi 4 untuk publik dengan mengangkat kajian “Analisis Percakapan dalam Pemerolehan Bahasa”, Sabtu (21/11/2020). Kuliah daring menghadirkan narasumber pakar linguistik dari Universitas Andalas (Unan) Padang Hanafi, Ph.D, alumni Doktor dari University of Melbourne.

Peserta yang mengikuti kuliah daring seri 4 ini adalah pimpinan FIB USU, fungsionaris Program Studi Doktor Ilmu Linguistik, para dosen, mahasiswa S2 dan S3 Prodi Linguistik FIB USU dan masyarakat umum dari akademisi dan praktisi bahasa dari seluruh Indonesia.

Ada hal yang berbeda kuliah daring sesi 4 yang digelar oleh Prodi S3 Linguistik FIB USU kali ini, karena seluruh pimpinan FIB USU semuanya hadir. Dekan FIB Dr. Budi Agustono, M.S. WD 1. Prof. Mauly Purba, M.A., Ph.D, WD2 Dra. Heristina Dewi, M.Pd. dan WD 3 Prof. Dr. Ikhwanuddin Nasution, M.Si, ikut hadir dan aktif dalam kuliah daring. Hadir dan aktif Ketua Prodi S2-S3 Linguistik Dr. Eddy Setia, M.Ed, TESP, Sekretaris S3 Dr. Mulyadi, M.Hum, Sekretaris S2 Dr. T. Thyrhaya Zein, M.A.

Kuliah daring sesi 4 ini berjalan dengan sukses dan memberikan inspirasi baru bagi seluruh peserta yang terdiri dari dosen, mahasiswa dan para akademisi/praktisi bahasa dalam mengkaji dan meneliti analisis percakapan dalam pemeroleh bahasa dari berbagai variannya.

Kuliah daring ini diawali pengantar dari Ketua Prodi Doktor Ilmu Linguistik Dr. Eddy Setia, M.Ed.,TESP dan dibuka langsung oleh Dekan FIB Dr. Budi Agustono, MS. Kuliah daring ini dipimpin oleh moderator Dr. Gustianingsih, M.Hum, yang juga dosen Prodi S1, S2 dan S3 Ilmu Linguistik dan Sastra Indonesia FIB USU.

Dr. Budi Agustono dalam sambutannya mengungkapkan, pimpinan FIB USU sangat bangga dan mengapresiasi atas geliat yang luar biasa yang dilakukan Prodi S3 Ilmu Linguistik USU, karena tidak kenal lelah dalam memberikan stimulus bagi para dosen, mahasiswa S2, S3, dan para akademisi bahasa di seluruh penjuru Indonesia, karena kuiah daring ini terbuka untuk umum.

“Dalam kondisi yang terbatas karena pandemi saat ini, Prodi S3 Linguistik FIB USU ini tetap memberikan support agar geliat belajar kita semua tetap terjaga dengan menghadirkan pakar-pakar bahasa dari berbagai PT yang terbaik,” kata dekan

Kajian yang diangkat kuliah daring kali ini, kata Budi, cukup bagus. Selain menstimulus para mahasiswa untuk mengkaji lebih lanjut dalam tesis dan disertasinya, juga dapat menambah wawasan dan skill dalam kompetensi linguistik, komunikasi, pragmatik dan interaksional.

“Saya berharap akan ada terobosan dan temuan baru yang dapat dihasilkan oleh para mahasiswa S2 dan S3 dalam melakukan kajian tesis dan disertasinya dalam kajian analisis percakapan dalam pemerolehan bahasa, tentu dalam varian yang bisa dikembangkan dalam kajian sosial budaya yang ada di Sumatera Utara,” tambah dekan.

Dekan FIB kemudian mengucapkan terima kasih kepada Kaprodi dan Sekretaris Prodi S3-S2 Prodi Ilmu Linguistik. “Mari kita terus berbuat dan melangkah bersama untuk kebaikan masyarakat, terutama yang konsen dan memiliki kemauan untuk menggali ilmu-ilmu baru kajian linguistik. Saya tertap berharap kegiatan mulia ini dapat bermanfaat bagi kita semua, karena kegiatan belajar itu merupakan ibadah buat kita,” tutur Budi.

Sementara Dr. Eddy Setia, M.Ed., TESP, dalam pengantarnya mengatakan, Prodi S2-S3 Ilmu Linguistik USU telah merancang berbagai kegiatan akademik guna memberikan wadah dan media bagi para mahasiswa S2-S3 dan para akademisi linguistik secara umum, agar terus aktif melakukan berbagai kajian bahasa, terutama kajian-kajian yang masih belum diminati.

“Kajian-kajian yang kami angkat dalam kuliah daring adalah memang kajian yang baru dan belum diminati, agar memberikan rangsangan bagi mahasiswa dan masyarakat akademisi untuk bersama-sama kita kaji hal-hal yang baru, sehingga kajian bahasa yang kita geluti ini terus berkembang. Begiru juga kajian kuliah daring sesi 4 kali ini kita angkat tema yang masih sedikit digeluti mahasiswa yakni kajian analisis percakapan dalam pemerolehan bahasa,” kata Eddy.

Hanafi, Ph.D, dalam paparannya mengatakan yang dilakukan conversation analysis adalah menganalisis teks lisan/spoken texts, percakapan sehari-hari/biasa (mundane), percakapan alami, aturan/keteraturan dalam percakapan, organisasi sosial melalui percakapan dan interaksi melalui percakapan/talk-in-interaction.

Konsep dasar CA, katanya, adalah semua pendekatan ilmu sosial terhadap fenomena interaksi biasanya menggunakan teori pendahuluan yang sudah diformulasi sebelumnya bagi teori tersebut, pada teori dan metodologi CA, interaksi itu diamati melalui aksi rinci dalam percakapan dan mesti bebas dari asumsi atau teori yang telah di buat sebelumnya.

“Bukti untuk interaksi ini harus ditemukan dalam percakapan tidak berasal dari aplikasi teori eksternal di luar data/percakapan, serta fokus CA ini mengidentifikasi keteraturan dan mesin organisasi interaksi sosial lewat percakapan biasa sehari-hari,” kata pakar linguistik Unan Padang ini.

Lanjut Hanafi, Ph.D, kajian analisis percakapan dalam pemerolehan melalui dua studi dari Krafft dan Daudsendschon-Gay, terinspirasi dari kritikan terhadap pendekatan kognitif tradisional di bidang SLA, berdasarkan perspektif penutur, mencari urutan interaksi dan wacana percakapan sebagai bukti penguasaan kompetensi interaksi, data berasal dari percakapan alami atau naturalistik, menggunakan conversation analysis sebagai alat analisis, dan mencari bukti empiris terhadap penguasaan interactional competence.

“Saya mengajak para mahasiswa S2-S3 Linguistik USU dan para akademisi/praktisi yang hadir secara daring ini untuk mau dan berkenan melakukan kajian CA dalam berbagai kajian bahasa, terutama terhadap bahasa Indonesia dan bahasa daerah, karena saat ini masih sangat minim di Indonesia yang bisa dan mengusai kajian CA ini. Sehingga akan lahir pakar-pakar dan ahli CA dari alumni S2-S3 linguistik USU. Semoga sajian ini bermanfaat untuk kita semua,” ucap Hanafi. (Nas)

Print Friendly