Jembatan Namo Sialang Akan Jadi Objek Wisata
KANALMEDAN – Jembatan Namo Sialang, Kecamatan Batang Serangan, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara, akan disulap menjadi objek Wisata.
Demikian Kepala Desa Namo Sialang, Rasliadi , mengatakan kepada Tim Tenaga Ahli (TA) Kemendes untuk Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD) Kabupaten Langkat, Selasa (16/06/2020).
“Destinasi wisata jembatan ini, akan mengusung konsep baru dan dikelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDES)”, katanya.
Di sekitar jembatan, akan dibangun sarana pendukung seperti resto, arena permainan anak, parkir dan Home Stay.
Kawasan jembatan ini, nantinya akan terkoneksi ke sarana lain yang ada di desa. Yakni Pasar Desa dan jalan desa yang menghubungkan seluruh dusun di desa Nama Sialang.
Selama ini, jembatan tua yang membentang diatas sungai tersebut hanya sebagai arena selfi bagi wisatawan yang lewat. Maklum, desa ini adalah lintasan menuju objek ekowisata Tangkahan yang kesohor dengan habitat Gajah itu.
Objek wisata jembatan ini, sudah mulai dikerjakan. Rangka jembatan sudah dicat warna warni, bagian lantai juga sudah dibenahi. Maka, jika sudah selesai, wisatawan akan menikmati pesona yang ada, dengan view alam yang cukup mantap.
Desain dan gambar perspektif akan segera dikerjakan, guna memotret dan memetakan potensi dan pengembangannya. Dengan demikian, diperoleh gambaran berapa besar dana yang diperlukan guna merealisasikan objek wisata terintegrasi itu.
Rasliadi optimis, kelak jembatan ini akan menjadi destinasi wisata unggulan di Kabupaten Langkat. Karena menawarkan konsep baru, berupa keindahan panorama alam, menikmati kuliner khas desa dengan aliran sungai yang terus mengalir.
Sebagai destinasi yang terintegrasi, maka pembenahan akan dimulai dari pintu gerbang desa. Dengan tugu Monas (Monumen Namo Sialang) yang menjulang dipintu masuk, wisatawan sudah memperoleh kesan pertama cukup menggoda.
Selanjutnya, pengunjung akan disuguhi kegiatan sensasi belanja di Pasar Desa yang akan menjual produk-produk unggulan desa. Buah-buahan segar, sayur-sayuran yang higienis. Hasil pertanian dari desa sekitar dapat dibeli di Pasar Desa ini, dengan harga murah tapi kualitas terjamin.
Pasar Desa Namo Sialang, berada di lintasan jalan. Sudah memiliki puluhan lapak. Kehadirannya, sudah memberi manfaat bagi warga desa, membuka lapangan kerja dan memudahkan petani memasarkan hasil pertaniannya.
INOVATIF
Munculnya Wisata Jembatan dan beroperasinya Pasar Desa Namo Sialang, adalah ide inovatif seorang pria bernama Rasliadi, yang sejak Desember Tahun 2015 menjadi kepala Desa di desa tersebut.
Desa Namo Sialang memiliki penduduk 5600 jiwa atau 1230 KK. Memiliki 6 dusun dengan mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani dan buruh kebun.
Desa namo Sialang diapit perkebunan milik BUMN, berada di lintasan jalan menuju ekowisata Tangkahan. Penduduknya mayoritas adalah suku Jawa dan Karo, disusul suka Melayu,Batak dan lainnya.
Berawal dari keprihatinan menyaksikan kondisi desa yang kurang dalam kemajuan, selaku Kades, Rasliadi bangkit bersama warga desa untuk membangun desa kelahirannya itu.
Visi dan misi Rasliadi saat terpilih menjadi Kades memang fokus pada dua hal, yakni membebaskan masyarakat dari pengaruh narkoba dan memajukan kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan ekonomi desa.
Rasliadi yakin, kemajuan perdagangan desa turut menentukan tingkat kesejahteraan masyarakat desa. Karenanya, hadirnya Pasar Desa yang representatif sangat dibutuhkan.
Sejak menjadi Kades di Namo Sialang, dia telah mencanangkan desa Namo Sialang sebagai “Pelopor Desa Anti Narkoba”. Dan itu, tegas tertulis di prasasti Tugu Monas, di pintu gerbang desa Namo Sialang.
Sesuai dengan visi dan misinya, arah pembangunan desa Namo Sialang, diarahkan untuk mendorong kemandirian masyarakat dengan membangun sektor-sektor yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Sebagai Kades, Rasliadi tak hanya berkutat pada alur administrasi. Tapi berupaya mengolah potensi dan aset yang dimiliki desa. Dia menjadikan BUMDes sebagai unit usaha yang diproyeksikan perangsang kemandirian ekonomi di desa.
Karena itu, dia berupaya memaksimalkan potensi desa, agar mampu menjadi tulang punggung dalam meningkatkan perekonomian.
Pasar Desa ini sendiri, malah menopang dan mengakomodir 5 desa di sekitarnya, yakni Desa Kuala Musam,Sei Musam,Sei Serdang ,Namosialang dan desa Mekar Makmur Kecamatan Sei Lepan.
Maka, objek wisata Jembatan dan pembentukan Pasar Desa, juga bagian dari upaya Rasliadi bersama warganya, menyulap potensi desa menjadi sebuah penggerak ekonomi.
Jika roda ekonomi sudah bergerak, dia yakin kehidupan masyarakat desa juga akan sejahtera. Ya, itu sesuai dengan program pemerintah,membangun Indonesia dari Desa.(Jen)