Ijeck Harapkan Pesantren Dapat Berdayakan Ekonomi Umat
KANALMEDAN – Selain menyebarkan dakwah kepada umat, pesantren memiliki banyak manfaat bagi masyarakat. Salah satunya pemberdayaan ekonomi umat di dalam pesantren maupun masyarakat sekitar. Sehingga pesantren dapat hidup secara mandiri serta membantu masyarakat.
Hal tersebut disampaikan Wakil Gubernur (Wagub) Sumatera Utara (Sumut) Musa Rajekshah (Ijeck) saat menghadiri Peresmian Pondok Pesantren Tahfidz Alquran An Nahl, di Jalan Tawon, Desa Sampali, Percut Sei Tuan, Deliserdang, Minggu (12/1).
Pesantren bisa membuat unit usaha yang tentunya dijalankan oleh umat. “Pesantren harus bisa mandiri secara ekonomi, kita pikirkan ke depan bagaimana pesantren punya sumber ekonomi yang juga bisa menggerakkan ekonomi masyarakat sekitar,” kata Wagub.
Disampaikan juga, pesantren berperan penting mendidik generasi muda di tengah pesatnya perkembangan zaman. Jika tidak diajarkan ilmu agama, generasi muda akan mudah terjatuh ke dalam pergaulan yang buruk.
Untuk itu, Musa Rajekshah mengapresiasi berdirinya Pondok Pesantren Tahfidz Alquran An Nahl. Diharapkan pondok pesantren ke depan semakin baik, serta dapat mendidik banyak generasi muda Sumut.
“Berdirinya pesantren ini patut disyukuri, karena memang kalau tidak membuat sekolah agama kita tidak tahu ke depan bagaimana nanti nasib anak cucu kita, saya berharap Pondok Pesantren ini semakin besar ke depan, semakin banyak yang bisa dididik di sini, supaya generasi kita ke depan semakin baik,” harap Musa Rajekshah.
Usai memberi sambutan, Wagub meresmikan pesantren dengan menandatangani prasasti pendirian pesantren. Acara peresmian juga dirangkai dengan kegiatan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1441 H dan reuni alumni Pondok Pesantren Darussalam Pematang Siantar. Hadir di antaranya Pemimpin Pondok Pesantren Darussalam Muhammad Bakri, para alumni pondok pesantren Darussalam serta masyarakat sekitar.
Pimpinan Pondok Pesantren An Nahl Firman Maulid mengatakan, pesantren tersebut baru melakukan kegiatan belajar mengajarnya sudah 2 minggu. Nama pesantren ini pun disamakan dengan nama jalan tempat pesantren ini berdiri yakni Jalan Tawon. An-Nahl sendiri berarti lebah.
“Nama An-Nahl tercetus karena kita berdiri di Jalan Tawon, An Nahl artinya lebah, lebah ini sifatnya berkelompok baik, bukan berkelompok tawuran, Insya Allah mudah-mudahan pesantren ini bisa meniru bagaimana lebah berjemaah melakukan perbuatan baik,” kata Firman.
Sementara itu, Kepala Sekolah Pesantren Sugihartono memaparkan, saat ini pesantren memiliki 71 murid. Dengan komposisi 45 santri dan 26 santriwati. Ada 2 ruang kelas dan 1 ruang asrama tempat santri menginap.
Meski begitu, santri perempuan belum ada yang menginap lantaran keterbatasan ruangan. Untuk itu Sugihartono mengharapkan ke depan pesantren akan lebih besar dan terus gratis. ” Hari ini juga kami harap lagi mohon dukungan doanya pada kita semua, sehingga pesantren ini tetap eksis menelurkan ulama,” katanya. (Jen)