2,7 Persen Lahan Pertanian Sumut Beralih Fungsi
KANALMEDAN – Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Sumatera Utara (Sumut) M Azhar Harahap SP MMA mengungkapkan, masih terjadi alih fungsi lahan pertanian sawah ke nonsawah sebesar 2,7 persen per tahun.
“Walaupun sudah terbit Perda No 3 tahun 2015 tentang perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan, tapi alih fungsi ini masih terjadi,” kata Azhar Harahap ketika tampil sebagai narasumber pada Seminar Nasional Ketahanan Pangan Sumatera Utara yang digelar Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Pertanian Universitas Medan Area (Faperta UMA) di Convention Hall Perpustakaan Kampus I Jalan Kolam Medan Estate, Senin (25/11).
Seminar mengangkat tema “Arah dan Kebijakan Pertanian Menyongsong Ketahanan dan Kedaulatan Pangan Sumatera Utara” itu juga menampilkan Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumut diwakili Ir Helmi MSi sebagai narasumber. Seminar dipandu dosen Faperta UMA Ir Asmah Indrawaty MP.
Hadir dalam kegiatan itu, Wakil Rektor (WR) Bidang Akademik UMA Dr Ir Siti Mardiana MSi, WR Bidang Kerjasama Dr Ir Zulheri Noer MP, Dekan Faperta UMA Dr Ir Syahbuddin Hasibuan MSi, para wakil dekan, Ketua BEM Faperta UMA Oemar Abdul Aziz, Ketua Panita Seminar Mulyono, dosen dan mahasiswa UMA.
Menurut Azhar, untuk menekan alih fungsi lahan Pemprov Sumut telah menerbitkan Perda No 3 Tahun 2015 tentang alih fungsi lahan. Di Perda itu telah ditetapkan mana lahan yang boleh dan tidak boleh dialihfungsikan. Perda ini sudah ditindaklanjuti kabupaten/kota dengan Perbub dan Perwal.
Langkah kedua untuk menekan alih fungsi lahan, kata Azhar, dengan menetapkan peta terhadap lahan pangan abadi yang tidak diperbolehkan alih fungsi pemerintah tidak sembarangan mengeluarkan izin.
“Ini merupakan langkah pemerintah Provinsi Sumut untuk menekan alih fungsi lahan,” ujarnya.
“Lewat upaya itu, alih fungsi lahan itu dapat ditekan hingga 1,6 persen,” kata alumni Magister Agribisnis Pascasaejana UMA ini.
Narasumber lainnya, Helmi mengatakan, upaya peningkatan produktivitas pangan dapat dilakukan dengan memanfaatkan teknologi terkini seoptimal mungkin. “Teknologi berfungsi produktivitas pangan agar tetap tinggi. Kemudian meminimalisasi gagal akibat cekaman faktor obiotik dan biotik,” kata Staf BPTP Sumut ini.
Sebelumnya, Wakil Rektor Bidang Akademik Siti Mardiana dalam sambutannya saat membuka seminar itu mengakui, tantangan pertanian makin berat, bahkan sekarang lahan pertanian sudah banyak berubah fungsi.
“Harapan kami mahasiswa Faperta UMA mengambil kesempatan dalam seminar ini sebanyak-banyaknya, sehingga mahasiswa menjadi SDM inovatif dalam pertanian,” katanya. (Nas)