Pembina YP Bina Santri: Ibadah Kurban Memupuk Kesalehan Sosial

Pembina Yayasan Perguruan Bina Santri Drs H Sotar Nasution MHB (kanan) saat membagikan daging kurban kepada santri dan orangtua ssantri.

KANALMEDAN – Pembina Yayasan Perguruan (YP) Bina Santri Drs H Sotar Nasution MHB mengatakan, ibadah kurban disamping memiliki makna untuk menjadikan seseorang saleh secara ritual, juga untuk untuk memupuk kaselehan secara sosial.

“Berkurban selain sebagai ketundukan diri kepada Sang Pencipta (kesalehan ritual), juga ditindaklanjuti dengan peningkatan kualitas moral dan sosial atau kesalehan sosial para pelaku kurban,” kata Sotar kepada wartawan di sela-sela penyembelihan hewan kurban di YP Bina Santri, Jalan Pasar III No 80 Kelurahan Tegal Rejo, Kecamatan Medan Perjuangan, Medan, Minggu (11/8).

Sotar yang juga Ketua PW Dewan Masjid Indonesia (DMI) Sumut menjelaskan, perintah kurban bukan sekadar perintah amal ritual, tapi juga mengandung implikasi sosial, yakni menciptakan kehidupan masyarakat yang lebih baik. Pasalnya, ibadah kurban  lahir dari sejarah Nabi Ibrahim yang dapat perintah dari Allah SWT untuk menyembelih anak kesayangannya Ismail. Atas kepatuhan Nabi Ibrahim yang total, Allah kemudian mengganti Ismail dengan domba.

“Artinya, pelajaran yang dipetik dari peristiwa tersebut merupakan bukti cinta atau cara manusia memberikan sesuatu paling berharga yang dimilikinya kepada Allah guna mendapatkan yang lebih berharga. Penyerahan sesuatu yang paling berharga membuktikan bahwa tidak ada kepemilikan mutlak yang dimiliki makhluk. Kepemilikan mutlak hanya ada pada Allah,” kata alumni Fakultas Syariah dan Hukum IAIN (sekarang UIN) Sumut ini.

Ditambahkannya, ibadah kurban hanya dibebankan kepada umat Islam yang telah memiliki kemampuan. Ini artinya, substansi kurban dari aspek sosial sebagai anjuran kepada orang yang mampu untuk memberikan sebagian harta kekayaannya kepada umat yang membutuhkan (miskin).

“Jadi ibadah kurban memiliki dua tujuan utama, yakni kesalehan ritual dan kesalehan sosial,” tandas alumni Magister Hukum  Bisnis Universitas Medan Area (UMA) ini.

Sotar mengatakan, seperti pada tahun-tahun sebelumnya, tahun ini Yayasan Perguruan Bina Santri yang mengasuh TKA, Madrasah Ibtidaiyah dan Tsanawiyah menyembelih empat ekor sapi. Tiga ekor sapi disembelih di komplek Bina Santri, sedangkan seekor sapi disembelih di Desa Simangambat, Kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta).

“Tiga ekor sapi dibagi-bagikan kepada orangtua santri dan masyarakat sekitar Perguruan Bina Santri. Sedangkan satu ekor sapi dibagikan kepada warga Desa Simangambat Paluta,” kata Sotar yang didampingi pimpinan Sekolah Bina Santri Dra Hj Latifah Batubara.

Untuk pelaksanaan salat Idul Adha, kata Sotar, pihaknya membawa para santri khususnya santri Tahfiz Alquran melaksanakan salat Idul Adha di Lapangan Merdeka Medan. (Nas)

Print Friendly