RSU Royal Prima Gelar Simposium Osteoporosis
KANALMEDAN – Rumah Sakit Umum (RSU) Royal Prima Jalan Ayahanda Medan menggelar Simposium dan Workshop dengan topik “New Perspective in Osteoporosis Diagnosis Update (Perspektif Baru dalam Pembaruan Diagnosis Osteoporosis) 2019”.
Smposium menghadirkan pembicara Prof Dr dr Errol Hutagalung SpB Sp OT (K) dari Universitas Indonesia (UI), Prof Dr dr Idrus A Patrusi SpB Sp OT (K) FICS dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, dr Ottoman Siregar SpOT (K) Spine dari Universitas Sumatera Utara (USU), dr Gunawan Tirtarahardja CCD CCT dari Faculty in International Society for Clinical Densitometry, Prof Sharaf Ibrahim MD dari Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) dan Dr dr Adrian Khu Sp OT FICS AIFO-K dari Universitas Prima Indonesia (Unpri).
Dekan FK Unpri dr Linda Chiuman MKM AIFO-K dalam sambutannya berharap, dengan simposium ini, masyarakat semakin mengenal penyakit yang dijuluki silent killer ini, serta lebih paham cara untuk mencegah dan mengobati komplikasinya.
“Osteoporosis adalah penyakit tulang dimana terjadi penurunan kekuatan tulang sedemikian hingga meningkatkan resiko patah tulang,” kata Linda.
Secara umum, katanya, penyakit ini di pengaruhi oleh 80 persen genetik dan 20 persen gaya hidup dan nutrisi. Saat ini 30 persen wanita berusia lebih dari 50 tahun menderita osteoporosis. Hal ini banyak membuat orang-orang salah kaprah mengenai penyakit ini.
“Kaum pria juga bisa menderita penyakit ini dengan rata-rata diderita oleh pria dengan usia lebih dari 60 tahun. Alasan wanita lebih gampang menderita oseteoporosis adalah karena sejak usia 45 tahun, kepadatan tulang akan berkurang 1 – 3 persen setiap tahunnya,” katanya.
Ditambahkannya, pasien dengan osteoporosis umumnya memiliki keluhan seperti nyeri. Nyeri ini disebabkan oleh mikrofraktur yang terjadi dalam tulang. Kumpulan mikrofraktur bisa menjadikan tulang semakin rapuh dan nantinya fraktur yang lebih parah dapat terjadi.
“Seiring dengan perkembangan teknologi, saat ini telah tersedia banyak cara untuk menunjang diagnosa osteoporosis,” katanya.
Dalam kesempatan itu, dosen FK Unpri Adrian Khu memperkenalkan alat Echolight yang menggunakan teknologi Radiofrequency Echographic MultiSpectometry (REMS).
Menurut dr Adrian Khu, salah satu keunggulan dari alat ini adalah bebas radiasi yang menjadikan alat ini aman digunakan untuk screening, dan follow-up terapiosteoporosis jangka pendek.
“Alat ini digunakan untuk mendeteksi kepadatan tulang pada tulang belakang bagian lumbar serta bagian kepala dan leher tulang femur,” katanya.
Dalam kegiatan yang berlangsung selama dua hari itu, peserta dapat menyaksikan secara langsung cara penggunaan alat Echolight dan melakukan screening osteoporosis.
Hadir pada acara itu pendiri Unpri Dr dr I Nyoman Ehrich Lister M Kes AIFM, Ketua BPH Unpri Dr Tommy Leonard SH MKn, Rektor Unpri Dr Chrismis Novalinda Ginting MKes, Wakil Rektor II Dr Ermi Girsang SKM MKes, Wakil Rektor IV dr Ali Napiah Nasution MKT, Dekan FK Unpri dr Linda Chiuman MKM AIFO-K, Ketua Panitia Dr dr Adrian Khu Sp OT FICS AIFO-K, para dokter umum dan dokter spesialis RSU Royal Prima Medan. (Nas)