Soal Tawaran ‘Ekspor’ Air Bersih, Herri: Pemko Medan Harus Sikapi Bantuan dari Pihak Lain
KANALMEDAN – Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD Medan, Herri Zulkarnain meminta Pemko Medan dapat segera menyikapi tawaran penjualan air curah yang dihasilkan Instalasi Pengolahan Air (IPA) milik Perusahaan Daerah Air Minum Tirtasari Binjai bagi kebutuhan pelanggan PDAM Tirtanadi di Medan.
“Peristiwa ini memang menjadi tamparan bagi Walikota Medan karena tidak mampu menanggulangi banjir dan menyediakan instalasi air bersih bagi daerah-daerah yang berada di kawasan pinggiran. Padahal, Indonesia sudah mau merdeka selama 74 tahun dan kota Medan sudah berusia 429, tapi masih ada daerah yang belum mendapat pasokan air bersih,” ungkap Herri, kepada wartawan, Kamis (18/7).
Anggota Komisi I DPRD Medan itu menilai tawaran Walikota Binjai, Idaham yang disampaikan dalam pertemuan dengan Gubernur Sumatera Utara, beberapa waktu lalu, untuk mengatasi kebutuhan air bersih di Kota Medan.
“Memang kita belum memiliki PDAM tersendiri, tapi kita harus sambut baik tawaran itu. Mereka melihat bahwa kebutuhan air bersih di Kota Medan sangat minim, begitu juga kualitasnya kurang baik. Sehingga kalau ada daerah yang mau membantu seperti Kota Binjai, harus kita sambut,” papar Herri.
Keberadaan Medan sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara, kata Herri, tidak terlepas dari penilaian daerah-daerah lain. Baik daerah di Sumatera Utara sendiri maupun daerah lainnya.
“Orang tau Sumatera Utara itu hanya Medan. Medan itu ikonnya. Kalau Medan dinilai jelek, daerah lain di Sumatera Utara juga bisa dinilai jelek. Sehingga butuh kerjasama menata kota Medan dengan daerah sekitarnya, khususnya yang berbatasan langsung dengan Kota Medan untuk menopangnya,” urainya.
Dia meminta Pemko Medan lebih berinovasi dan kreatif dalam menata kota Medan. Sebab, Medan belakangan ini banyak mengalami kemunduran. Semisal, sempat dijuluki Kota Sejuta Lubang, penilaian Medan Kota Terjorok.
“Kalau tamu daerah lain datang, pasti singgah di kota Medan. Jadi bila dilihat kota kita jelek, tentu penilaian ke kota lain bakal seperti itu. Cobalah berinovasi, manfaat anggaran sebaik mungkin untuk menata kota Medan. Kalau kurang, loby dan manfaatkan bantuan dari pusat,” sarannya seperti bantuan pengelolaan Terminal Pinangbaris dan Amplas namun ditolak Pemko Medan. (Jen)